Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengamat Nilai Ada Konspirasi Besar di Balik Pertemuan Erdogan dengan Isaac Herzog


TintaSiyasi.com -- Menyikapi Presiden Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada Rabu (9/3) waktu setempat, Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin menduga ada konspirasi besar penguasa gabungan Arab mempertahankan penjajahan Israel atas dunia Muslim.

"Ini konspirasi besar dari penguasa gabungan Arab untuk mempertahankan penjajahan Israel atas dunia muslim," kata Umar dalam Insight ke-148 Pusat Kajian Dan Analisis Data Jumat (11/03/2020) bertajuk Titik Balik Relasi Turki Dengan Israel: Demi Palestina atau Pengkhianatan? Di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.

"Kecewa. Apa yang dicitrakan tidak senada apa yang dilakukan," rasa yang disampaikan Umar melihat sikap Erdogan yang melakukan pertemuan penting dengan presiden Israel di Angkara.

"Citra baik kritis terhadap Amerika dan Israel, tambah bertolak belakang ketika menjalin hubungan diplomatik dengan Israel untuk memulai era baru," jelasnya.

"Ini aib dan juga noda sejarah yang tidak akan pernah hilang. Sehingga Erdogan perlu merevisi ucapannya, tindakanya, dan dia lebih peduli dengan kemanusiaan serta peduli pada agamanya," jelasnya.

Ia menilai, semuasudah terjebak untuk menormalkan hubungan diplomatis dengan entitas zionis, seperti negeri-negeri Arab saat ini. "Mereka berharap negeri kaum Muslim tidak berpandangan negatif terhadap pendudukan posisi Israel di Palestina," tuturnya.

"Bagi kita itu merupakan loncatan pengkhianatan dan penerimaan penuh terhadap penjajah," tegasnya.

Menurut dia, konferensi apa pun untuk mewujudkan keinginan Amerika Serikat merupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh penguasa kaum Muslim. "Obat untuk kaum Muslim atas pengkhianatan adalah jika penguasa negeri Muslim yang berkhianat tidak lagi menjabat, tidak lagi mengikuti arahan Barat," katanya.

Ia melihat, Turki hari ini merupakan negara yang lemah, ekonominya lemah, tidak memiliki peran yang nyata dalam hubungan internasional. "Politik Turki masih dalam hegemoni Amerika Serikat dan AS berharap Erdogan membersihkan pengaruh Inggris di Turki," katanya.

Ia menyayangkan ucapan Erdogan yang berkata, "Partai kami tidak akan pernah jadi partai agama." Menurut, Erdogan adalah orang yang masih mengusung konservatisme dan demokrasi. Selain itu, Israel sendiri diliputi penyesatan berita atau informasi dan mitos palsu bahwa Israel kekuatan yang tidak tertandingi.

"Padahal Israel ini lemah tanpa bantuan Amerika. Negeri-negeri Arab tidak pernah serius memerangi Israel demi kemerdekaan Palestina. Palestina dihancurkan pelan-pelan melalui perjanjian gelap dengan Israel," pungkasnya.[] HN/Ika Mawarningtyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments