TintaSiyasi.com -- Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam, S.Sos., M. Si. mengatakan, hasil survei yang dipublikasikan biasanya sudah didesain dan di-framing, karena yang jujur biasanya tidak dipublikasikan.
"Karena memang faktanya hasil survei itu terikat dengan waktu dan dinamikanya berubah-ubah. Survei yang paling jujur adalah survei yang tidak dipublikasikan, menjadi konsumsi internal. Kalau dipublikasikan itu biasanya sudah ada desain dan framing, tetapi sekali lagi ini adalah karya akademik, produk-produk metodologi yang dibuktikan dari waktu ke waktu dan ada asosiasi yang mengawasinya," ujarnya dalam Insight ke-146 Pusat Kajian dan Analisis Data: Rona-rona Survey Kepuasan: Rakyat Tak Percaya Rezim ini? Senin (7/3/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Kemudian menurutnya, hasil survei yang berbasis obyektivitas harus dipisahkan dengan tim sukses pemenangan. Dia seharusnya independen terhadap salah satu kandidat karena akan terjadi bias yang tinggi jika hasil survei ini dirangkap dengan tim pemenangan atau konsultan.
"Rezim harus legowo untuk melihat hasil survei itu, karena hasil jelek atau dirasa tidak bagus, itu sebenarnya adalah masukan yang paling berharga. Maka menjadi kewajiban masyarakat dan negara untuk menjadikan lembaga survei ini menjadi dipercaya," katanya.
Surokim mengingingatkan, jangan terlalu terbawa perasaan terhadap hasil survei, karena hasil survei pun terikat waktu. "Ketika kemudian hasil survei turun jangan kemudian ngamuk-ngamuk, penting itu. Tetapi, ketika juga kemudian juga hasil survei naik, ya jangan terlalu senang dengan puja-puji karena memang faktanya, fakta itu di potret untuk kurun waktu tertentu. Dan kalau kita melihat apa yang terjadi saat ini, tentu ini menjadi pelengkap bahwa hasil survei itu kan memotret pendapat publik," bebernya.
Ia merasa aneh, apabila ada yang mengakui dan tidak mengakui hasil survei. "Saya jadi ingat guyonan bapak-bapak itu, kalau yang bisa membahagiakan semua orang itu hanya pedang es saja, lembaga survei enggak mungkin bisa membahagiakan semua orang. Dan kadang-kadang ya lucu juga, satu sisi ketika kemudian ada angle baik itu ya mereka mengakui, tetapi ketika angle-nya tidak baik akhirnya mereka mengakui sebagian dan tidak mengakui sebagian," ungkap Surokim.
Menurut dia, yang terjadi saat ini pengakuan hasil survei tergantung kepentingan partai politik dan para politisi. "Mestinya jika tidak mengakui ya tidak mengakui saja, jangan sebagian percaya dan sebagian tidak percaya. Itu namanya mau enaknya, kalau orang Surabaya bilang. Dan yang terjadi partai politik, politisi begitu situasi nya," imbuhnya.
Ia berharap, publik lebih elegan menilai hasil survei. "Demikian juga hasil baik, ya itu juga menjadi tantangan luar biasa. Jadi kalau saya menjadi sebagai politisi atau sebagai pejabat publik sekali lagi harus bisa elegan membaca hasil survei," harapnya.
Ia mengatakan, kalau para pemerintah bisa mendengar lebih jernih apa yang terjadi termasuk juga membaca hasil-hasil survei dari lembaga-lembaga yang kemudian sudah bisa dirilis, mestinya akan ada reflektif dan tidak bernada negatif.
"Saya kira tidak, bagi lembaga-lembaga survei yang sudah teruji dari waktu ke waktu kita ini industri yang berbasis kepercayaan. Jadi, jika kepercayaan ini tidak di jaga, saya kira juga akan dengan sendirinya akan digilas waktu," pungkasnya.[] Anita Puspasari/HN/Ika Mawarningtyas
Surokim Abdussalam,S.sos.,M.si : Hasil Survey Sebagai Salah Satu Penilaian Kinerja Pegawai Publik
PKAD—Menanggapi terkait hasil survey yang sering kali dijadikan patokan dalam menilai kinerja pejabat publik, Surokim Abdussalam,S.sos.,M.si (Peneliti di Surabaya Survey Center/FISIB Univ.Trunojoyo Madura), menyampaikan bahwa survey hanya salah satu bentuk nilaian terhadap kinerja pegawai publik.
"Hasil survey adalah salah satu saja dari bentuk nilain terhadap kinerja pegawai publik masih ada penilaian-penilaian lain,"ujarnya dalam Insight Ke-146 Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) : Rona-Rona Survey Kepuasan : Rakyat Tak Percaya Rezim ini? ( Senin, 7/02/22) di YouTube Pusat Kajian dan Analisa Data.
Oleh karena itu menurutnya []
0 Comments