Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Empat Bantahan Fitnah Keji Terhadap Khilafah


TintaSiyasi.com -- Jurnalis Joko Prasetyo membantah fitnah keji terhadap khilafah. "Khilafah ajaran Islam dan para pengemban dakwahnya kembali difitnah secara keji," kata Om Joy, sapaan akrabnya, kepada TintaSiyasi.com Kamis, 7 April 2022.

Hal tersebut ia sampaikan ketika ada pernyataan yang mengatakan khilafah berbahaya, begitu juga kelompok yang mendakwahkannya yaitu HTI dianggap merusak. Berikut empat fitnah yang terkandung di dalam kalimat keji itu. 

Pertama, memfitnah kelompok yang konsisten mendakwahkan khilafah ajaran Islam sebagai sesuatu yang merusak Islam. Padahal jelas-jelas HTI hanya mendakwahkan Islam dari A-Z, dari akidah, ibadah, akhlak, makanan + minuman, pakaian, muamalah, uqubat hingga kewajiban menegakkan khilafah. Yang semuanya hanya diambil dari sumber hukum Islam saja yakni: Al-Qur'an, Hadits, Ijma' Shahabat dan Qiyas. Lantas mengapa bisa disimpulkan merusak Islam? Kalau bukan fitnah apa namanya? 

Kedua, memfitnah khilafah ajaran Islam sebagai ideologi/khilafahisme. Padahal khilafah adalah ajaran Islam di bidang pemerintahan. Fungsinya menerapkan syariat Islam secara kaffah di dalam negeri, mempererat ukhuwuh Islam kaum Muslim di mana saja berada, dan menyebarkan risalah Islam ke berbagai penjuru dunia sehingga terciptalah rahmat bagi semesta alam.

Ketiga, fitnah tersebut, mengandung tujuan busuk untuk menjauhkan kaum Muslim dari ta'jul furudh (mahkota kewajiban), karena selain menegakkan khilafah adalah fardhu kifayah, banyak kewajiban dalam Islam tidak bisa ditunaikan tanpa tegaknya khilafah. Serta menjauhkan dari kelompok yang konsisten mendakwahkannya agar kaum Muslim yang masih awam terjauhkan dari edukasi tentang ajaran Islam yang kaffah.

Ia menilai, hal itu dilakukan untuk meredam resistensi dari kaum Muslim yang masih awam, maka difitnahlah khilafah sebagai ideologi/khilafahisme. "Mengapa khilafah difitnah sebagai ideologi/khilafahisme? Agar Muslim yang masih awam tak mengetahui khilafah adalah ajaran Islam di bidang pemerintahan," katanya.

Soalnya, seawam-awamnya orang Islam, ia menilai, mestilah membela ajaran agamanya bila dinistakan. "Bagaimana agar leluasa menista khilafah, ya fitnah saja khilafah sebagai ideologi. Fitnah pula para pengemban dakwahnya dengan berbagai fitnah yang keji. Lalu dimonsterisasi dengan berbagai fitnah lainnya agar tampak menakutkan di mata orang-orang awam. Sungguh fitnah yang sangat-sangat keji!" katanya.

Keempat, orang yang menyatakan seperti itu, siapa pun orangnya, adalah orang yang sedang merusak/menista Islam sekaligus merusak alam karena dalam waktu yang bersamaan orang tersebut mengusung sistem demokrasi yang tidak bersumber dari Islam, bahkan bertentangan dengan Islam. Ia menilai, demokrasi sebenarnya adalah sistem jebakan penjajah kapitalis dan komunis untuk mengeksploitasi SDA dan SDM negeri-negeri Islam (tak terkecuali di Indonesia) sekaligus merusak alam dan manusianya. 

"Padahal sistem kufur demokrasi/sistem kufur diktator itu tidak ada satu pun dalil dalam Islam yang mewajibkan menegakkannya, yang ada justru dalil yang mengharamkannya untuk ditegakkan, dijaga, dan disebarluaskan. Berbeda dengan khilafah, banyak sekali dalil yang menunjukkan kewajiban untuk ditegakkan, dijaga dan disebarluaskan," jelasnya. 

Menurut dia, orang yang memfitnah khilafah ajaran Islam dan pengemban dakwahnya persis seperti yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an surah al-Baqarah ayat 11-12: Dan apabila dikatakan kepada mereka, Janganlah berbuat kerusakan di bumi! Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari."

Ia menyeru, "Berhentilah dan tobatlah dari memfitnah! Memfitnah adalah perbuatan yang lebih kejam daripada pembunuhan. Memfitnah juga berarti berupaya menjauhkan manusia dari kebenaran dan mengajak manusia pada kebatilan. Pelakunya bukan hanya berdosa karena memfitnah, tetapi juga berdosa pula sebanyak orang-orang yang termakan fitnahnya."

Ia pun berkelakar, bila yakin kuat menanggung siksa neraka seperti yang biasa diolok-olokan kaum sekuler/kapitalis atau malah bila yakin siksa neraka itu tidak ada sebagaimana diyakini orang ateis/komunis ya teruskan aja fitnahnya. "Di dunia belum tentu bahagia, di akhirat pasti sengsara tiada tara karena mendapatkan siksa neraka yang tiada terperi. Pasti! Pasti! Pasti! Haqul yaqin: Pasti!" pungkasnya.[] Insani el-Fudhel
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments