TintaSiyasi.com -- Mutiara Umat Institute Ika Mawarningtyas membeberkan tip supaya tetap istiqamah untuk pengemban dakwah.
"Ada beberapa tip yang perlu diperhatikan pengemban dakwah agar tetap istiqamah," ujarnya dalam acara Bincang-Bicang Santai Bareng Alumni Art Of Dakwah bertajuk Agar Istiqamah di Jalan Dakwah, Rabu (19/04/2022) di WhatsApp Group.
Terkait tip tetap istiqamah dalam dakwah, Ika menjabarkan sebagai berikut, "Pertama, memurnikan niat, ketulusan itu erat kaitannya dengan niatan," tuturnya
"Apabila niatan benar karena Allah SWT, tentunya amal perbuatan juga sampai kepada Allahu Rabbi. Tetapi jika niatnya keliru, mungkinkah amal ibadah tersebut diterima Allah? Mungkinkah dakwah akan berhasil jika niatnya tidak tulus dan lurus? Mungkinkah dakwah mampu istiqamah jika niatnya tidak lillah," ungkapnya.
Menurutnya, jika niatnya lurus, kegagalan dakwah tidak akan pernah bisa menyurutkan langkahnya dalam berdakwah. Begitu juga, ketika dia memenangkan medan dakwah, tidak akan membuatnya sombong dan jumawa. Inilah jika dakwah murni dan lurus karena Allah SWT.
"Ketulusan dalam dakwah tidak akan pernah mengkhianati hasil di hadapan Allah SWT. Ketulusan dakwah yang akan membuat menang di hadapan Allah SWT," tuturnya.
Kedua, berdoa minta pertolongan Allah SWT, agar diistiqamahkan dalam dakwah. Sebagaimana disebutkan dalam surah Ali-Imran ayat 8 yang artinya, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (rahmat)."
"Kita ini manusia yang lemah dan terbatas. Seharusnya hal itu kita sadari, sehingga untuk mampu istiqamah dan mengolah hati agar senantiasa lurus di jalan Islam, mohon kepada Allah SWT. Doa adalah otaknya ibadah, alangkah lancar dan mudahnya hidup kita jika senantiasa mengawali apa pun dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa, hati juga menjadi ringan ketika menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan," sarannya.
Ketiga, sabar atas hasil yang Allah SWT tetapkan. Wilayah manusia adalah memaksimalkan ikhtiar, tapi wilayah hasil adalah hak prerogatif Allah SWT.
"Ketika berdakwah, yang perlu dijadikan catatan adalah bersungguh-sungguh dan senantiasa muhasabah diri agar kemasan dakwah semakin bagus dan mudah diterima umat. Hasilnya diserahkan kepada Allah SWT dan tidak boleh mutung dengan apa pun yang Allah tentukan nantinya," ujarnya.
Keempat, ikut dalam jamaah (komunitas/kelompok) dakwah.
"Agar senantiasa istiqamah, berkumpullah dan berdakwahlah secara berkelompok, agar bisa saling menguatkan. Nah, ketika dalam satu jamaah ada berbagai karakter, harus mampu bersabar dengan teman-teman satu tim. Karena namanya manusia ibarat pepatah 'tak ada gading yang tak retak' atau tak luput dari kesalahan. Jika keliru diingatkan, jika benar didukung. Jika berbeda pendapat dan sama-sama benarnya, ya saling menghargai dan menempatkan diri," tambahnya.
Kelima, ingat hari pertanggungjawaban. Semua akan binasa, hanya amal teman sejati.
"Ketika kita ingat hidup ini pasti akan dimintai pertanggungjawaban, akan ditanya segala perbuatan kita, tentu ini menjadi trigger agar kita senantiasa istiqamah di dalam kebenaran iman dan Islam. Tidak ada yang abadi kecuali amal dan hanya amal shalih yang mampu menjadi penolong di hari akhir nanti. Bukankah kalau kita sudah mengingat semua ini, kita akan tergerak untuk senantiasa istiqamah," cetusnya.
Ia menegaskan, dakwah wajib secara individu maupun kelompok. Jika dakwah sendirian harus sabar, dakwah berkelompok juga harus kompak dan sabar. Karena jika dakwah jamaah ini terorganisir dengan baik, insyaallah akan bisa mengalahkan kejahatan yang terorganisir.
"Nah, sebagai sesama pengemban dakwah harus menjaga kekompakan dalam dakwah dan taat kepada pemimpin. Ketika menemui kekurangan sesama tim dakwah, sabar dan tetap mengingatkan dengan baik. Harus senantiasa diingat, istiqamah itu lebih berharga daripada seribu karamah. Oleh karena itu, tetaplah dakwah istiqamah hingga akhir hayat, semoga kita semua berakhir dalam kondisi husnul khatimah," pungkasnya.[] Rina
0 Comments