Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Prof. Daniel: Ramadhan Memiliki Kontribusi Luar Biasa menjaga Bumi



TintaSiyasi.com -- Pakar Peradaban Prof. Daniel M. Rosyid, Ph.D. mengatakan, bulan Ramadhan memiliki kontribusi luar biasa menjaga bumi. "Jadi, umat Islam memberi kontribusi yang luar biasa dalam menjaga bumi saat berpuasa, meskipun tidak dihargai dunia saat ini,” imbuhnya Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tersebut dalam Tarhib Ramadan Online: Ramadhan Berkah dengan Syariah Kaafah, Ahad (27/03/2022) di YouTube Khilafah Channel.

Menurut Prof. Daniel, sapaan akrabnya, bulan Ramadan waktunya untuk belajar Al-Qur’an intensif, sebagai bayyinat (penjelas) dan mampu meningkatkan kecerdasan dan jauh lebih efektif. “Dalam bulan Ramadhan ini kita belajar Al-Qur’an intensif, sebagai bayyinat. Saat puasa kita lapar, dan lapar ternyata meningkatkan kecerdasan dan jauh lebih efektif," katanya.

Guru besar ITS tersebut menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi saat ini, seperti perubahan global, iklim, dan sebagainya karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Kalau satu bulan saja umat Islam tidak puasa, kerusakan bumi ini luar biasa. 

“Kerusakan yang kita amati saat ini, perubahan global, iklim, dan sebagainya karena tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Kalau satu bulan saja umat Islam tidak puasa, kerusakan bumi ini luar biasa,” katanya. 

Belajar dalam perspektif puasa, tutur Prof, Daniel adalah proses memerdekakan, yaitu, membangun jiwa yang merdeka. Boleh dikatakan belajar itu satu proses memerdekakakn jiwa dari penjajahan hawa nafsu. 

“Belajar adalah membangun ‘aku sebagai jiwa yang merdeka’. Boleh dikatakan belajar itu satu proses memerdekakakn jiwa, dari penjajahan hawa nafsu. Musuh terbesar kita adalah diri sendiri. Shaum melatih diri dari mengendalikan syahwat kelamin dan mulut. Kehidupan hedonistik membuat kehidupan tidak hanya sakit-sakitan, tetapi bodoh. Dan justru puasa memperkuat jati diri,” bebernya. 

Menurut dia, sesungguhnya Ramadhan adalah syahru madrasah (bulan pembelajaran), karena Ramadhan menjadi waktu yang baik untuk meningkatkan belajar.

“Bulan Ramadhan adalah syahru madrasah. Bulan Ramadhan memiliki dimensi kecerdasan, karena Ramadhan waktu yang baik untuk kesempataan belajar," katanya.

Menurutnya, Ramadhan menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan secara informal dengan kondisi yang utuh dan tidak hanya sekadar sisi-sisi formalitas, namun sisi informal. Belajar, katanya, adalah proses pribadi semata. Adapun bentuk belajar kelompok di sekolah itu hanya bagian belajar yang sesungguhnya belajar internal yang utama disebut belajar.

Dari persepktif yang lebih luas, maka shiam (puasa) sebut dia, juga merupakan teknologi pertahanan dan keamanan. "Yang  kalau diakomodasikan adalah pertahanan masyarakat melalui godaan syahwat perut dan kelamin. Dengan berpuasa, pengendalian konsumsi untuk tubuh saat Ramadhan, bisa dilakukan," pungkasnya.[] M.Siregar/Ika Mawarningtyas  


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments