Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengamat: Invasi Rusia ke Ukraina Tidak Lepas dari Narasi Strategi Politik Amerika untuk Mengokohkan Eksistensinya


TintaSiyasi.com -- Invasi Rusia ke Ukraina, dinilai Pengamat Politik Internasional Umar Syarifuddin tidak lepas dari narasi strategi politik Amerika Serikat (AS) untuk mengokohkan eksistensinya. "Invasi Rusia ke Ukraina ini tidak lepas dari narasi strategi politik Amerika Serikat. Hal ini menguatkan pada kita bahwa perang ini hanyalah perang untuk mengokohkan eksistensi Amerika Serikat khususnya kepada Asia dan Eropa," tegas Umar dalam Insight ke-143 Pusat Kajian Dan Analisis Data bertajuk Ukraina vs Rusia: Piala Dunia Atau Perang Dunia? Senin (28/2/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data. 

Menurut Umar, negara-negara besar ikut terlibat dalam konflik berujung perang ini. "Perang yang berkembang saat ini sekalipun cakupannya regional tapi melibatkan negara-negara besar. Para gajah sedang bertarung, maka jangan sampai akar rumput ini merasakan imbas penderitaan dari para negara imperialis seperti Rusia, Amerika dan Eropa ini," jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa Presiden Rusia tentunya memiliki motif dalam penyerangan ke Ukraina. "Presiden Rusia tentu tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization). Harapan Rusia, Ukraina kembali ke pangkuan Rusia saja. Jadi, jangan ikut-ikut pada poros Amerika," ungkap Umar Syarifudin.

Lanjut, Umar menjelaskan alasan mengapa Rusia memiliki harapan kepada Ukraina, "Karena NATO dianggap Putin (Presiden Rusia) sebagai poros Amerika. Kalau nanti Ukraina bergabung dengan poros Amerika tentu jika sewaktu-waktu meletus perang dunia ketiga atau perang regional yang berdampak internasional yang babak belur Rusia.”

Tambahnya, “Mudah sekali ibu kota Moskow direbut oleh lawan politik Rusia. Bagi Putin tentu hal ini mengancam kedaulatan, dan kenyamanan berpolitiknya sendiri. Karenanya Rusia merasa disinggung kedaulatan atau kewibawaan Rusia sebagai raksasa regional terutama di Asia Utara."

Menurut Umar, Ukraina memiliki beberapa kesamaan dengan Rusia. Katanya, Itulah yang mengokohkan pandangan Rusia terhadap Ukraina. Pandangan Rusia hari ini, ia ungkapkan, tetap menginginkan Ukraina harus menjadi bagian Rusia. Karena, Ukraina dinilai Rusia memiliki kedekatan budaya, bahasa, dan politik.

“Dalam hal politik, Ukraina sebagai taman depan jika sewaktu-waktu Rusia diserang lawan. Sejarah membuktikan bahwa saat Rusia dengan dikelilingi wilayah-wilayah yang tidak berseberangan dengan Rusia, mampu menjaga kepentingan Rusia sejak lama," tuturnya.

Ia berharap, agar kaum Muslim di dunia Muslim bangkit dan bersatu tidak terbawa narasi politik negara besar seperti Amerika Serikat yang saat ini menjadi negara pertama di dunia.

"Dunia Muslim hendaknya tidak menunggu untuk dijajah lagi oleh Amerika Serikat. Dunia Muslim harus pro aktif untuk mewujudkan persatuan, menolak keterlibatan rezim yang sedang berkuasa di dunia Muslim ini untuk menjadi pengganti Amerika. Mereka bertugas untuk menjaga kepentingan Amerika Serikat termasuk tanduk politik Rusia dan Eropa. Hendaknya kaum Muslimin bangkit dan bersatu," pungkas pemerhati isu politik internasional.[] HN/Ika Mawarningtyas

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments