Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Akibat Fenomena Flexing, Masyarakat Percaya Aplikasi Investasi Bodong Bisa Bikin Kaya


TintaSiyasi.com -- Digital Entrepreneur Pompy Syaiful Rizal mengatakan bahwa banyaknya masyarakat yang terjebak aplikasi investasi bodong berkedok trading binary option karena adanya fenomena flexing (perilaku pamer di media sosial) yang membuat masyarakat mempercayai jika aplikasi investasi bodong tersebut benar-benar membuat kaya.

“Fenomena flexing ini untuk melancarkan atau branding bahwa semakin banyak dia mengeluarkan uang, pamer uang, semakin dia beli ini itu barang mewah, ataupun sawer sini sawer situ, seolah-olah dia menjadi sultan crazy rich. Ini membuat masyarakat percaya bahwa 'Oh dia kaya dari aplikasi itu', berarti aplikasi itu benar-benar bikin kaya,” ungkapnya Kamis (10/03/2022), dalam acara Kabar Petang: Geger Judi Online Berkedok Trading, Mengapa Banyak yang Kepincut? di kanal YouTube Khilafah News.  

Pompy mendedah bahwa cara mereka meraih untung adalah dari buntungnya seseorang. Jika ada yang buntung, maka ada yang dapat untung. Buntung adalah ketika kalah dalam tebakannya. 

“Memang caranya dengan personal branding seperti ini, ‘Ini loh aku bisa kaya dari aplikasi dan bisa apa dapat uang banyak dari sini. Kan untuk menunjukkannya, agar orang-orang itu percaya kepada dia bahwa it's work. Aplikasi ini bisa membuat anda kaya loh, contohnya saya,” jelasnya.

Gaya hidup flexing itu memiliki corak tertentu. Jelas pamer. Misalnya, untuk masuk kedalam sebuah ring tertentu, harus sama-sama jetset dan sultan. “Nah, inilah tercelanya gaya hidup pamer yang memang tidak membuat orang kaya beneran, mungkin justru malah menutup-nutupi. Ketika dia akan pamer, dia harus pikir pajaknya gimana, kemudian kalau ada orang yang jahat gimana, dan sebagainya,” ujarnya.
 
“Orang yang punya harta beneran akan mikir berkali-kali lipat ketika memamerkan hartanya. Ini perbuatan yang sia-sia kalau kita mengukurnya. Kalau kaya itu uangnya banyak, kenapa sih kok enggak hidup sederhana aja. Ini pasti harta-harta haram yang kayak gini,” bebernya.

Influencer

“Nah makanya, ketika seorang influencer, yang merupakan afiliator berkedok influencer memengaruhi, ini memengaruhi hal yang buruk. Dipengaruhi supaya gaya hidupnya flexing tadi, pamer dan sebagainya. Sehingga hanya orang-orang yang suka dengan gaya hidup seperti ini juga yang akan terpengaruh,” paparnya.

“Gaya hidup tersebut merupakan pola sukses atau pola yang diterapkan oleh para afiliator itu untuk mempengaruhi orang-orang agar menginstal aplikasi judi ini, binary option. Nah makanya, semakin dia keluar modal banyak ia akan memperoleh banyak juga, karena semakin banyak orang terpengaruh dan pengen kaya seperti dia,” tandasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, semakin banyak orang yang menginstal aplikasi tersebut dengan afiliasi dari influencer tersebut, influencer tersebut dapat uang. 

“Dapat uangnya dari mana? Ketika seseorang sudah pasang harga di salah satu aplikasi binary option tersebut, kalau dia salah tebakan, persentasenya didapatkan oleh afiliator ini. Bisa mendapat 30 - 70 persen. Tergantung ketika afiliasi di bawahnya masang gede, maka ia dapatnya gede juga. Nah kayak gitu,” bongkarnya.
 
“Yang paling gampang itu memengaruhi atau menjajakan aplikasi jadi-jadian ini di sosial media. Gampang menjangkau banyak orang. Apalagi kalau diiklanin dan sebagainya. Ini jahatnya di situ,” lugasnya.

Judi

“Aplikasi binary option itu sebenarnya banyak sekali yang make. Cuma yang masuk ke Indonesia dan ramai di antaranya Binomo. Nah, aplikasi ini sebenarnya aplikasi judi,” jelas Pompy.

Ia menjelaskan cara kerja aplikasi binary option tersebut. “Jadi tebak-tebakan harga. Misalnya, kita menginstal dan kemudian menaruh modal serta aset di situ. Lalu transfer. Nanti dia ngasih opsi berapa menit nih, detik, menit. Sampai 10 menitan mungkin. Nanti dia tugasnya itu menebak harganya naik atau turun setelah dalam jangka waktu yang dipilih itu. Nah, kalau salah ya berarti dana yang disetornya atau dana yang di simpan di situ itu hilang. Kalau benar dia dapat sekitar 60 – 70 persen atau 80 persenlah. Tiap aplikasi berbeda-beda,” paparnya.

“Ini sebenarnya bukan aplikasi trading, tetapi memang pure aplikasi judi. Cuma ada variabel-variabel yang seolah-olah jual-beli saham. Sebenarnya kalau saya pikir itu pemanis saja biar mainnya asik. Tetapi intinya itu pure judi,” bebernya.

Dikatakannya bahwa tidak ada yang bisa kaya dari judi sebenarnya. "Keadaan masyarakat yang suka instan membuat aplikasi tersebut banyak sekali yang make. Terpengaruh iming-iming dengan cara singkat, untungnya singkat, enggak ribet, dan misalnya enggak punya uang bisa utang dulu. Padahal dalam Islam juga jelas judi itu haram,” pungkasnya.[] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments