TintaSiyasi.com -- Menanggapi isu penceramah radikal yang viral, Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai hal itu jelas kategori politik bukan kategori agama.
“Jelas itu kategori politik bukan kategori agama, nah ketika kategori politik dipakai untuk menilai kegiatan agama pasti dia bermasalah, mestinya kegiatan agama dinilai dengan kategori agama.” Ungkapnya di acara Catatan Demokrasi dengan tema Viral Penceramah Radikal di TVOne, Selasa (8/3/2022).
Ia mengatakan bahwa karena hal itu termasuk kategori politik maka pasti bergantung pada perspektif politik tergantung pandangan politik kepada kepentingan politik dan bahkan juga kepada ideologi politik.
“Itu menunjukkan bahwa ini soal kaca mata apa yang dulu biasa dianggap menjadi tidak biasa, ini soal perspektif politik dan saya kira kita semua tahu ini semua terjadi setelah konstelasi pilkada DKI 2017 sebelum itu kita baik-baik saja,” ujarnya.
UIY menjelaskan, di masa Soekarno untuk merdeka di perlukan partai pelopor, maka ciri dari partai pelopor adalah memiliki sifat radikal dinamis, ia menambahkan, radikal di sini bermakna positif, karena ini akan menjadi energi perlawanan perjuangan bagi merebut kemerdekaan.
Selain itu UIY mengatakan bahwa isu radikal tidak nyambung dengan apa yang tengah dihadapi oleh bangsa dan negara ini. Ia pun mempertanyakan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak delapan orang, apakah yang melakukan itu bukan orang-orang radikal?
“Lalu ada sekian banyak ibu-ibu antri 4-5 jam untuk sekedar mendapatkan 1 liter minyak goreng ini negara produksi Crude Palm Oil (CPO) 46 juta ton sementara untuk konsumsi sebagian dari ibu-ibu itu kurang dari 17 juta ton, kemana yang sebagiannya itu kenapa bisa hilang begitu,” tegasnya.
Menurutnya, itu persoalan kongkrit, kenapa tiba-tiba kemudian para pejabat angkat-angkat persoalan radikal, seolah-olah problem negara ini ditimbulkan oleh radikal.
“Karena itu menurut saya, ini penting untuk energi bangsa ini difokuskan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh negara ini. Begitu juga dengan liberalisme ekonomi segala macam itu yang membuat sumber daya alam lebih banyak di nikmati oleh segelintir orang,” pungkasnya. []Aslan La Asamu
0 Comments