Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pertambangan Wadas Merusak Lingkungan, Sosial, dan Budaya


TintaSiyasi.com -- Menilik pertambangan Wadas, Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. mengatakan, pertambangan Wadas berpotensi merusak lingkungan, sosial, dan budaya.

"Pertambangan di Desa Wadas akan merusak lingkungan, sosial, dan budaya," tuturnya dalam Kajian Siyasi: Ada Apa di Balik Prahara Desa Wadas? di YouTube Ngaji Shubuh Episode 656, Senin (14/02/2022).

Ia mengungkapkan, pertambangan tersebut tentu saja mengganggu proses pertanian, sebab di daerah Wadas termasuk kategori wilayah perkebunan dengan potensi panen yang sangat luar biasa. Seperti kayu sengon, kemukus, vanila, durian, dan lainnya.

"Beberapa titik tambang sudah dimulai. Maka, diperkirakan dalam jangka pendek, akibat yang dirasakan masyarakat adalah menurunnya kualitas udara, sehingga mengubah suhu lokal. Ditambah, tanah di daerah Wadas rawan longsor," ungkapnya.

Menurutnya, terakhir diberitakan pernah terjadi longsor pada tahun 1988. "Jadi, sebetulnya kejadian kemarin, yaitu penangkapan dan penahanan warga dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) oleh aparat kepolisian yang menurutnya adalah untuk mengawal pengukuran tanah, sebenarnya persoalan tersebut sudah cukup lama," katanya.

Ryan menjelaskan, intinya masyarakat menolak penambangan batu andesit, sekaligus meminta agar gubernur dan Kapolda melakukan beberapa permintaan warga.

"Adapun beberapa poin permintaan warga adalah, pertama, menghentikan pengukuran tanah dan rencana penambangan; kedua, menarik kepolisian dari Desa Wadas dan menghentikan kriminalisasi dan intimidasi terhadap warga desa; ketiga, membebaskan warga yang ditangkap Polresta Purworejo. Walaupun pada berita terakhir, di poin ketiga, warga sudah dibebaskan.

Ia menanyakan, sebetulnya anatomi masalah yang sesungguhnya apa. Kemudian ia menjelaskan, pertama, di Kecamatan Bener ada proyek namanya Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu, proyek Bendungan Bener di Kecamatan Bener. Proyek PSN tersebut membutuhkan batu andesit, yang rencananya akan diambil dari Desa Wadas, sebab di desa tersebut banyak terdapat batu andesit.

"Nah, lalu kenapa warga Wadas menolak? Karena, diduga penambangan batu andesit akan berdampak merusak lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ini poin yang kedua," jelasnya.

Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa penduduk desa bukan menolak PSN, akan tetapi yang mereka tolak poin pentingnya adalah rencana tambang batu andesit di desanya.

Ketiga, adanya tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat pengukuran lahan warga yang diklaim aparat sudah mau menyerahkan tanahnya untuk dijadikan lahan tambang tersebut.

"Nah, begitulah kira-kira persoalan sederhananya," tutupnya.[] Nurmilati
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments