TintaSiyasi.com -- Menanggapi kondisi kebijakan fiskal dan moneter, Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef Dr. Rizal Taufikurrahman mengungkapkan, penerimaan negara bukan aktivitas domestik ekonomi yang sudah optimal.
"Bahwa ekonomi kita saat ini penerimaan negara bukan aktivitas domestik ekonomi yang sudah optimal seperti sebelum covid, sebelum covid pun rasio pajak kita yaitu penerimaan pajak nasional itu juga rendah gitu," tuturnya dalam IKN: Analisis Kritis Multidisiplin di kanal YouTube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Sabtu (12/2/2022)
Ia mengatakan, penerimaan negera berasal dari pajak perdagangan akibat bahwa harga komoditi dan energi pasar dunia naik, seperti batubara, sawit, kemudian baja dan tiga komoditi besar.
"Ini sebenarnya kita (Indonesia) itu ketiban (terjatuhi) durian runtuh begitu. Jadi, seperti itu kasus 2008 di dunia itu kena badai krisis. Nah, itu Indonesia tidak, ya karena tadi justru komoditi kita (Indonesia) dianugrahi oleh Allah SWT sumber daya alam yang banyak. Harga naik ya banyak profitnyalah," tegasnya.
Ia melanjutkan, kondisi kebijakan fiskal dan moneter saat ini memang perlu diapresiasi, sebab pajak tercapai 100,3 persen atau 100,2 persen. Jadi, baru kali ini pajak tercapai sesuai dengan target dari penerimaan pajak.
"Indonesia banyak komoditas, mau enggak mau, lah suplay demaindumnya juga naik maka tentu demain atas produk-produk yang memang menjadi komponen utama ekspor kita juga naik. Tapi ini bukan kemudian ekonomi kita sudah posisi keseimbangan yang terbaik itu itu tidak mencerminkan itu jadi faktor global," tandasnya. [] Sri Astuti
0 Comments