TintaSiyasi.com -- Intelektual Muslimah Ustazah Ratu Erma Rahmayanti menegaskan bahwa kebebesan individu yang dititikberatkan ideologi kapitalisme melahirkan banyak masalah kehidupan. “Ideologi kapitalisme yang menitikberatkan pada ide kebebasan individu, melahirkan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa. Yang paling terasa adalah kemiskinan massal, yang berdampak pada kriminalitas, gejolak social, stunting, ketidak-stabilan situasi politik, dan lain-lain,” tuturnya kepada TintaSiyasi.com , Selasa (22/2/2022.)
Seorang ibu sekaligus Pemerhati Keluarga dan Generasi ini menambahkan, prinsip kebebasan lainnya yang menjadi pilar kapitalisme, kebebasan berkeyakinan melahirkan dis-orientasi hidup. “Muncul sekte-sekte dengan perilaku aneh, krisis identintas, depresi dan tidak sedikit yang bunuh diri. Kebebasan berperilakunya memunculkan penyakit kelamin, penyimpangan orientasi seksual, krisis jumlah penduduk," katanya.
"Kebebasan berbicara dan berpendapat juga
telah menimbulkan kohesi sosial yang buruk, isu ras, konflik horisontal dan
kerusakan fasilitas publik. Walhasil, ide
kebebasan ini menuai berbagai krisis yang mengancam bangsa yang menganut dan
menerapkannya,” imbuhnya Aktivis Muslimah ini.
Ustazah Ratu, sapaan akrabnya, menambahkan, krisis demi krisis yang ditimbulkan ideologi kapitalis me ini pastinya akan menggerogoti kehidupan berbangsa. "Mayoritas rakyat yang mengalami penderitaan, sementara hanya sedikit kalangan yang sejahtera dan berkuasa (oligarki) dan peran pemerintah yang dikerdilkan. Hal ini niscaya dalam sistem demokrasi akan memunculkan gejolak sosial dan meruntuhkan kehidupan sendi-sendi bernegara,“ bebernya.
Ia menambahkan, tanda-tanda keruntuhan peradaban kapitalisme yang sedang diterapkan di seluruh negara di dunia, semakin nampak. “Tanda-tanda keruntuhan peradaban kapitalisme yang sedang diterapkan di seluruh negara di dunia, semakin nampak masuk di Indonesia, krisis pangan, krisis moral, pendidikan, kesehatan, politik, membuat ketidak-percayaan masyarakat terhadap pemerintah menguat,” imbuhnya.
Ia berharap, intelektual yang mempunyai kelebihan ilmu dari umumnya masyarakat, bisa membentuk kesadarab publik dan membentuk rasa benci terhadap ide kapitalisme yang rusak. “Intelektual yang mempunyai kelebihan ilmu dari umumnya masyarakat, cepat mengerti analisis persoalan umat, sangat diharapkan untuk membentuk kesadaran publik dan membangkitkan rasa benci terhadap ideologi kapitalisme yang merusak,” tegasnya.
Ia menjekaskan ciri khas inteletual adalah mampu memimpin masyarakat dalam menghancurkan sisrem kapitalisme. “Yang menjadi ciri khas dari intelektual adalah memimpin masyarakat dalam upaya menghancurkan sistem kapitalisme dengan gerakan kolektif yang berdasar pada kesadaran sistem pengganti. Yaitu, sistem pemerintahan Islam. Intelektual Muslim wajib memahami ideologi Islam dengan seperangkat hukum politiknya, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanannya untuk mengedukasi umat dan memimpin mereka menuntut perubahan,’’ jelasnya.
Ia menambahkan intektual tidak boleh menjadi menara gading. “Intelektual tidak boleh menjadi menara gading, melainkan harus menyatu dan berada di pihak rakyat, tidak boleh merapat pada rezim dan sistem, karena harapan sejahtera sesaat atau takut pada otoritas penguasa,” imbuhnya
Ia menjelaskan intelektual Muslim harus mampu memahami masyarakat. “Intelektual Muslim harus mampu merasakan emosi, mengerti keinginan dan memahami kecenderungan objektif masyarakat dan mampu mengungkapkannya. Intelektual Muslim adalah hamba Allah yang paling takut kepada-Nya. Dengan pengetahuan dan posisi strategisnya, ia harus bisa menunjukkan kesalahan ideologi kapitalisme dan menggambarkan kebaikan ideologi Islam dan sistem kehidupannya,”pungkasnya.[] Sri Purwanti
0 Comments