TintaSiyasi.com -- Dalam puncak gelaran Ekspo Rajab 1443 H Collaboration Talkshow dengan tema Ambruknya Kapitalisme, Tegaknya Peradaban Islam, Ulama Aswaja K.H. Rokhmat S. Labib, M.E.I. menyatakan bahwa kebaikan sebuah ideologi bukan pada kemajuan teknologi dan sains.
"Kebaikan sebuah ideologi itu tidak boleh dilihat pada yang sifatnya fisik (kemajuan teknologi dan sains), tetapi justru perilaku tindak-tanduk dan hasil yang mereka lakukan terhadap umat manusia," tuturnya secara daring di EkspoRajab.com, Ahad (27/02/2022).
Kiai Labib, sapaan akrabnya, menunjukkan Amerika sebagai kampiun demokrasi dan kampiun hak asasi manusia (HAM), namun memerangi negeri-negeri kaum Muslim, seperti Afghanistan dan Irak, hingga jutaan orang menjadi korban. Perilaku Perancis dan Inggris juga tidak jauh berbeda dengan Amerika.
"Bagaimana perilakunya mereka itu, apakah perilaku-perilaku yang mereka lakukan adalah perilaku yang baik atau justru perilaku jahat menebarkan kejahatan dan menimbulkan penderitaan," tegasnya.
Lebih lanjut, Kiai Labib menggambarkan perilaku negara-negara Barat sebagai pengemban ideologi kapitalisme, bahwa kemajuan ekonomi, sains, dan teknologi di Barat sebagian besar hartanya diperoleh dari merampok sumber daya alam dan menjajah negara-negara lain.
"Amerika mendapatkan, mengambil tambang-tambang emas, tambang minyak, segala macam mereka angkut bawa ke sana," jelasnya.
Selain itu, Kiai Labib juga menjelaskan, kemajuan teknologi dan sains yang sifatnya fisik atau material tidak disertai kebahagiaan penduduknya. Data menunjukkan, angka bunuh diri di negara-negara sekuler kapitalis, misalnya Amerika dan Jepang, sangat tinggi.
"Itu menunjukkan bahwa sebenarnya kemajuan teknologi itu tidak serta merta membuat penduduk dan penghuninya menjadi bahagia," jelasnya.
Terlebih lagi, Kiai Labib juga menekankan, bahwa kemajuan teknologi dan sains bukan milik ideologi tertentu, baik kapitalisme maupun sosialisme bisa membangun teknologi, begitu juga Islam. Bahkan, berbagai macam teknologi yang berkembang saat ini, dasar-dasarnya dari pengetahuan dan ilmu ulama Islam dahulu.
"Tapi ini bisa terjadi pada bangsa mana saja, negara mana saja, dengan ideologi apa saja, sehingga tidak bisa diklaim bawa ini adalah merupakan kemajuan dari ideologi kapitalisme," tandasnya.[] Dewi Srimurtiningsih
0 Comments