Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bagaimana Istiqamah Dakwah Berjamaah?



TintaSiyasi.com -- Dakwah adalah amar makruf nahi mungkar, menyeru kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Berbicara terkait dakwah berjamaah, Mutiara Umat Institute Reni Tri Yuli Setiawati membeberkan penjelasan terkait beberapa pertanyaan berikut.  

Bagaimana kondisi jamaah Islam saat ini? 

Sependek yang saya pahami secara umum, saya lihat ada gairah terhadap Islam lebih kental, artinya mereka sudah tidak lagi mencukupkan di dalam ibadah mahda saja, tetapi ada peningkatan kualitas, misalnya ada gerakan antiriba, Indonesia tanpa pacaran, dan sebagainya. 

Dan kalau lebih spesifik lagi saya amati, terkait kondisi jamaah. Jamaah itu bisa saya artikan kelompok, ormas, dan harakah. Saya melihat ada tiga tipe jamaah:

Pertama, jamaah ideologis, yaitu sebuah jamaah yang istiqamah memperjuangkan syariat Allah dan menggunakan metode yang dicontohkan oleh Rasulullah. 

Kedua, jamaah pragmatis, artinya mereka memperjuangkan tegaknya syariat Islam, tetapi dengan cara pragmatis, yaitu cara-cara yang dianggap lebih realistis. Misalnya, kita tidak bisa menghindari, karena sistem sekarang itu sekuler menggunakan sistem demokrasi, maka mau tidak mau harus terlibat dalam sistem demokrasi tersebut. 

Ketiga, jamaah oportunis, yaitu kelompok yang terjebak pada tujuan jangka pendek. Kelompok ini akan menjegal dan tak segan-segan untuk "menghabisi" saudara Muslimnya sendiri dan mereka dalam perjuangannya mengikuti arahan Barat, bukan berdasarkan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah. 

Bagaimana tip agar jamaah itu istiqamah? 

Nah, saya jadi teringat dengan buku lama yang dikarang oleh Fathiya Khan yang judulnya Yang Berguguran di Jalan Dakwah. Beliau menyebutkan faktor-faktor yang bisa menyebabkan futurnya sebuah gerakan atau seseorang, yaitu: Pertama, faktor internal dari pergerakannya. Kedua, faktor individunya. Ketiga, faktor eksternal

Kita lihat dulu faktor-faktor ini agar nanti kita bisa membahas bagaimana agar jamaah itu istiqamah. Kalau terkait faktor internal pergerakan, maka yang paling penting itu adalah bagaimana menjaga pembinaannya (tasqifnya) dan jangan sampai kita itu jatuh pada figuritas, artinya kita mau bergabung pada suatu kelompok karena si A, karena ulama A atau ustaz ini. 

Kemudian mereka juga lemah di antara anggotanya atau bisa juga terjadi karena ada konflik internal

Adapun yang berasal dari individu, bisa jadi karena wataknya yang tidak mau disiplin lalu tak mau berjuang, takut resiko perjuangan dan ada juga model tafrid dan ifrad, artinya yang satunya berlebihan sedangkan satunya lagi modelnya los.

Kemudian dari faktor eksternal, faktor ini bisa terjadi karena adanya tekanan dari keluarga, lingkungan, dan ada juga karena tekanan dari sistem. Ketika dakwah itu berseberangan dengan ide atau program dan tujuan yang ingin dicapai oleh rezim, maka itu bisa menimbulkan tekanan tersendiri. 

Nah, ketika kita sudah melihat faktor-faktor tadi, maka itu yang harus kita perkuat sehingga masing-masing individu baik secara individu maupun pergerakan bisa istiqamah. 
 
Bagaimana agar jamaah istiqamah? 

Yang utama kalau menurut saya adalah bagaimana individu-individunya termasuk jamaahnya bahkan qiyadah-nya itu adalah senantiasa menjaga niat dari aktivitas kita. 

Kita memahami bahwa kita berjamaah atau berkumpul dalam suatu pergerakan itu untuk apa? apakah niat karena Allah ataukah karena yang lain? Nah, tentu kita harus menjaga bahwa kita ada dalam jamaah itu semata-mata karena Allah Ta'ala, bukan karena yang lain. 

Sehingga, yang harus kita tanamkan dalam diri kita itu adalah Allah memerintahkan kita untuk berjamaah ini seperti yang Allah perintahkan di dalam surah Ali-Imran ayat 104.

Jadi, kita jangan pernah terjebak sedikit pun pada tujuan lain, apalagi tujuannya itu adalah materi, karena ketika apa pun itu yang kita tujukan bukan karena Allah dan suatu saat tujuan itu tidak tercapai, maka kemungkinan besar itu akan protol.
 
Nah, kemudian yang kedua adalah senatiasa kita menjaga semangat berjamaah, kalau modalnya semangat saja suatu saat nanti akan habis semangat itu. 

Dengan cara apa menjaga semangat tersebut? Yaitu dengan ilmu, maka untuk mendapatkan ilmu kita harus senantiasa belajar menjadi thalib(ah) atau pelajar, sehingga setiap amal kita akan selalu berdasarkan ilmu. 

Kemudian agar jamaahnya istiqamah, menurut saya pribadi adalah menjaga bagaimana agar individu, anggota jamaahnya dan qiyadah-nya tidak bermaksiat kepada Allah, karena kemaksiatan yang kecil akan menghasilkan kemaksiatan yang besar dan kemaksiatan yang besar akan berpengaruh terhadap jamaah dakwah.[] 

Reporter: Emmy Emmalya








Baca Juga

Post a Comment

0 Comments