TintaSiyasi.com -- Jurnalis Joko Prasetyo yang akrab disapa Om Joy mengatakan bahwa orang yang menegakkan sistem kufur, belum tentu kafir.
"Yang menegakkan sistem kufur, belum tentu kafir," tuturnya kepada TintaSiyasi.com, Selasa (8/2/ 2022).
Ia menjelaskan bahwa walaupun demokrasi dikatakan sebagai sistem kufur, namun bukan berarti orang Islam yang menerapkan demokrasi disebut kafir. Sebab, menurutnya, terkait kafir itu maksudnya orang, bukan sistem, sehingga pembahasannya berbeda.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sistem yang ada itu hanya ada dua, yaitu Islam dan kufur/thaghut. Ia menjelaskan, bila sistem itu bukan berasal dari akidah dan syariat Islam, maka disebut sebagai sistem kufur. Sedangkan bila sistem itu berasal dari akidah dan syariat Islam, baru disebut sebagai sistem Islam.
Om Joy menjelaskan bahwa demokrasi dikatakan sebagai sistem kufur karena bukan berasal dari akidah dan syariat Islam. "Hanya sistem yang berasal dari akidah dan syariat Islam saja yang disebut sebagai sistem Islam," ujarnya.
Namun demikian, Om Joy menjelaskan bahwa orang Islam yang menerapkan demokrasi bukan berarti disebut kafir. "Bukan berarti orang Islam yang menerapkan demokrasi disebut kafir," ungkapnya.
Lebih lanjut, Om Joy menjelaskan bahwa orang yang tidak menerapkan sistem Islam terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, disebut kafir, ketika ia bukan orang Islam. Kedua, fasik, yang bisa saja orang Islam dan bisa pula bukan orang Islam. Ketiga, zalim. Orang zalim ini pun bisa saja orang Islam dan bisa pula bukan orang Islam.
Om Joy menyayangkan, terlalu banyak orang yang tidak bisa membedakan antara manusia dan sistem.[] Saptaningtyas
0 Comments