Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BBM Bioetanol: Akankah Menjadi Solusi Kebutuhan Energi Terbarukan?


TintaSiyasi.com -- Pertamina Persero akan meluncurkan BBM baru yang bernama Bioetanol, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menngungkapkan bahwa bioetanol akan diluncurkan pada bulan juni 2023. bioetanol sendiri merupakan campuran antara pertamax dengan etanol.

Produksi bioetanol diklaim untuk mengurangi impor seperti yang disampaikan oleh Pakar bioenergi ITB Prof. Tatng Hernas Soerawidjaja mengapresiasi langkah Presiden dan menyatakan campuran bioetanol dapat menjadi solusi pengurangan tekanan impor BBM yang memberatkan neraca perdagangan Indonesia. (jambiekspres.co.id, 11/6/2023). 

Bukan hanya itu, penggunaan bioethanol juga lebih ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan bioetanol mempunyai potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 43% termasuk CO2, NOx dan Partikel PM2.5 dan meningkatkan bauran energi terbarukan Indonesia yang ditargetkan mencapai 23% pada tahun 2025.Penurunan emisi dapat terjadi karena etanol sebagai gasohol memiliki nilai oktan sebesar (RON) 128, sehingga pencampuran dengan bensin akan meningkatkan kadar oktan dan kualitas pembakaran BBM. (jambiekspres.co.id, 11/6/2023).

Bukan hanya itu, teknologinya sederhana dan dapat dikerjakan oleh siapa saja. Namun mengingat harganya lebih mahal dari Pertamax dikarenakan Bioetanol merupakan BBM jenis baru campuran pertamax beroktan 92 dengan nabati etanol. VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso mengatakan BBM pertamax akan dicampur 5 persen dari nabati etanol. Pertamina menyebut bahan bakar baru ini dengan nama E5. Menurutnya, harga E5 diperkirakan di atas harga pertamax saat ini. Fadjar mengatakan alasannya adalah Research Octane Number (RON) bioetanol lebih tinggi. (cnnindonesia.com, 9/6/2023). Jika harganya lebih mahal dari pertamax, Muncul pertanyaan, kebijakan ini untuk siapa jika pada akhirnya rakyat justru terbebani?   

Padahal seharusnya jika ada kebijakan baru maka kebijakan tersebut seharusnya dapat membuat rakyat merasa terbantu, namun pada kenyataannya semua itu agaknya hanya ilusi. Karena dalam sistem kapitalisme sekuler, kebijakan hanya dibuat untuk menguntungkan segelintir orang. Pada akhirnya rakyat hanya dijadikan sebagai alat untuk memperkaya para kapitalis. Bayangkan saja, jika harganya diperkirakan lebih mahal dari pertamax maka agaknya bioetanol ini hanya diproduksi untuk kalangan atas saja. Alhasil ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap masyarakat kalangan bawah.

Bukan hanya itu, kebijakan yang dibuat agaknya tidak benar-benar matang, hal ini bukan tanpa sebab, seharusnya para penguasa belajar dari pengalaman. Ada lima instalasi proyek pemerintah dalam Desa Mandiri Energi yang digulirkan beberapa tahun lalu mangkrak. Yaitu unit instalasi biodiesel di Banyuwangi, Purworejo, Kebumen, Ujungkulon, dan Selayar (Sulawesi Selatan). (tempo.co, 6/3/2012).

Jika mengingat proyek masa lalu bioetanol dengan sumber bijih jarak yang mangkrak, muncul pertanyaan akan keberlanjutan program ini. Demikian juga berbagai persoalan yang muncul sebagai dampak penggunaan bioethanol ini. Jika hal ini dilanjutkan tanpa mempertimbangkan dampak yang terjadi, maka agaknya hal serupa akan terulang kembali.

Padahal dibandingkan dengan energi biodiesel masih banyak sumber energi terbarukan yang dapat digunakan secara terus menerus. Sumber energi tersebut dapat diolah untuk memenuhi kebutuhan energi rakyat. Belum lagi sumber daya alam seperti batu bara dan lainnya. Namun pada kenyataannya semua itu walaupun telah disediakan oleh alam namun rakyat tidak bisa merasakannya. Mereka tetap saja harus merogoh kocek yang mahal untuk mendapatkannya. Karena yang mengelola sumber daya tersebut adalah pemilik modal yang jelas ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya.

Berbeda dengan sistem kapitalisme, Islam mewajibkan negara untuk membuat kebijakan yang memudahkan hidup rakyatnya, karena negara adalah sebagai raain. Negara Islam akan menyediakan sumber energi yang murah dan mudah didapat. Karena sumber daya alam dalam Islam adalah sumber kepemilikan umum yang harus dikelola oleh negara dan hasilnya akan didistribusikan secara merata kepada masyarakat. Biayanya akan murah bahkan bisa saja gratis, karena negara tidak mengambil keuntungan dengan rakyat, tetapi harganya cuma untuk biaya produksi saja.

Demikian pula kebijakan negara akan menjalani perencanaan matang yang melibatkan para ahli, sehingga benar-benar membawa manfaat untuk rakyat dan aman untuk lingkungan. Negara Islam akan membuat energi alternatif seperti nuklir yang energi ini tidak akan mengemisikan gas rumah kaca. Dan tentunya pembuatan energi nuklir juga akan dipertimbangkan mulai dari tempat dan pemilihan para ahli yang akan membuat nuklir ini. Sehingga energi bukan hanya dapat didapatkan dengan murah dan terjangkau, namun juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Karena Islam merupakan agama yang rahmatan lil’alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. []


Oleh: Nada Navisya, S.Pd.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments