TintaSiyasi.com -- Indonesia memasarkan moderasi beragama sebagai solusi atas problem masyarakat saat ini dan peran pentingnya untuk kemajuan dunia.
Indonesia jadi contoh di Forum Lintas Agama G20 di India. Moderasi beragama di Indonesia jadi modalitas yang besar pengaruhnya. Untuk itu, Indonesia mendesak ke G20 agar kemajuan ekonomi tak mendegradasi kemanusiaan berupa kerusakan lingkungan hingga perdagangan (kompas.id, 11 Mei 2023).
Menurut Siti, Chief Coordinator of India’s G20 Presidency Shri Harsh Vardhan Shringla yang hadir dalam pembukaan forum menekankan pentingnya kontribusi agama dalam visi dan misi G20 India 2023 yang mengambil tema "One Earth, One Family, One Future" agar nilai kemanusiaan, persaudaraan, dan pelestarian alam tidak tergerus kemajuan. Sementara itu, kata Siti, India berharap kesungguhan Indonesia dalam memerangi perdagangan manusia yang mendapat dukungan dari tokoh agama di Indonesia dan dunia, dapat disuarakan dalam pertemuan G20 di India (antaranews.com, 11 Mei 2023).
Selain itu, moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pada sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda. salah satu cara mewujudkan keseimbangan aspek material dan spiritual dalam diri seseorang. Adanya moderasi beragama, seseorang dapat menjalankan agama secara seimbang dan memperkuat hubungannya dengan Tuhan, serta sesama umat manusia (harmonis).
Gagasan Islam moderat ini tidak memberi tempat bagi penerapan Islam secara mutlak. Islam moderat bahkan mereduksi ajaran Islam hanya sebatas ibadah dan nilai-nilai moral. Sementara hukum-hukum Islam menyangkut muamalah dan uqubat harus disingkirkan.
Ide ini lahir dari sikap kompromi terhadap nilai-nilai Barat. Sekaligus lahir dari sikap apologetis umat di hadapan serangan pemikiran Barat. Ide ini menghendaki umat Islam menjadi entitas yang inklusif, pluralis, relativis, sekularis, bahkan liberalis. Mereka lalu menyebutnya sebagai Islam yang kekinian dan bisa menjawab tantangan zaman.
Padahal sejatinya, Islam seperti ini menjadi alat untuk menyukseskan agenda Barat. Mereka menyandingkannya dengan perang melawan terorisme yang hakikatnya merupakan perang terhadap kebangkitan peradaban Islam.
Sejatinya moderasi beragama justru menjauhkan umat dari agamanya, yang pada akhirnya akan menimbulkan persoalan baru yang membahayakan umat. Fatal mengambil moderasi beragama, yang justru menstigmakan Islam kaffah sebagai ide radikal.
Upaya menjauhkannya dari umat, sama halnya dengan upaya menjauhkan umat dari kebaikan dan keberkahan. Tidak ada pilihan bagi seorang Muslim selain melaksanakan Islam secara keseluruhan. Karena jika tidak demikian, berarti dia telah mengikuti jalan setan. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208).
Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas dan menjadikan umat paham akan agamanya serta mengamalkan dengan penuh kesadaran dalam penjagaan negara. Takwa adalah buah keimanan yang maknanya begitu dalam. Ia mewujud dalam ketaatan mutlak pada seluruh titah Rabb-nya. Hakikat takwa seperti ini tentu akan sulit mewujud dengan pengarusan gagasan Islam moderat. Gagasan ini tidak memberi tempat bagi penerapan Islam secara mutlak.
Lalu, bagaimana pandangan Islam terkait moderasi beragama?
Negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk menerapkan Islam secara kaffah dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia Sungguh, umat hari ini tidak butuh moderasi Islam. Mereka justru butuh institusi/negara yang menerapkan Islam secara kaffah sebagai penerap syariat Islam. Tidak hanya sebagai narasi sejarah, tetapi sebagai ajaran yang semestinya segera mereka terapkan dalam kehidupan. Karena keimanan memang menuntut demikian.
Hanya dengan Islam, agama, kehormatan, nyawa, dan harta mereka akan terjaga. Karena Islam adalah institusi penegak hukum Allah ‘Azza wa Jalla yang Mahasempurna dan Mahaperkasa.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Hayunila Nuris
Aktivis Muslimah
0 Comments