Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konser Coldplay: Matinya Empati Secara Sistematis

TintaSiyasi.com -- Band ternama Coldplay asal Inggris dikabarkan akan menggelar konser pada 15 November 2023 mendatang di stadion Gelora Bung Karno. Band yang dijuluki sebagai "The Most Successful Band of the 21st Century" disambut dengan antusiasme dari masyarakat Indonesia baik dari kalangan masyakarat dengan ekonomi rendah sampai ekonomi tinggi. Meski konser direncanakan kan di gelar pada bulan November namun pembelian tiket konser ini sudah di mulai sejak bulan Mei, lebih tepatnya pada tanggal 17-18 Mei yang bekerjasama dengan bank BCA dan pada 19 Mei secara publik. 

Hal yang menjadi sorotan dari rencana konser ini di antaranya adalah merupakan konser perdana Coldplay di Indonesia sampai harga tiket yang sangat mahal. Dilansir dari kompas.com pada hari Jum’at 12 Mei 2023 tiket konser Coldplay ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp. 800.000 sampai 11 juta. Harga tiket ini lebih mahal dari konser-konser sebelumnya. Seperti diketahui pada bulan April lalu band asal Korea Selatan Blackpink juga menggelar konser dengan harga tiket mulai dari Rp. 1.350.000 sampai Rp. 3.800.000. 

Meskipun harga tiket terbilang sangat mahal, namun nyatanya harga tiket termahal justru habis pertama dan penjualan tiket secara umum bahkan sudah full booked. Banyak masyarakat yang rela mengorbankan tabungan bahkan sampai mengambil pinjol untuk dapat menyaksikan idolanya. Namun, di tengah antusiasme masyarakat ada kelompok masyarakat lain yang menolak dan menentang kedatangan band Coldpaly ini, di antaranya adalah Persaudaraan Alumni 212. Bahkan mereka mengancam akan memblokir jalan hingga mengepung bandara. Alasan penolakan ini adalah karena band Coldplay dianggap mendukung gerakan LGBT dan hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan mengancam merusak moral anak bangsa.

Dari fenomena rencana konser Coldplay yang diwarnai antusias dari masyarakat hingga rela mengeluarkan uang yang sangat banyak, namun ada sebagian masyarakat yang justru memberikan respon berupa penolakan menggambarkan bagaimana gambaran sifat hedonisme sebagian masyarakat terhadap hal yang tidak bersifat mendasar bahkan hanya sekadar hiburan semata. Fenomena rencana konser Coldplay dengan harga tiket yang sangat tinggi juga menggambarkan matinya empati dari pihak-pihak terkait yaitu pihak penyelenggara dan pihak pemberi izin terhadap masalah yang sebenarnya menjadi polemik utama di tengah masyarakat saat ini. Bahkan masalah ini tak kunjung usai dan diselesaikan secara tuntas, seperti kemiskinan, stunting, kerusakan moral remaja, hedonisme, pengangguran, dan masalah-masalah cabang lainnya. Pelaksanaan konser yang sejatinya bukan kebutuhan mendasar dan bukan solusi dari segala permasalahan saat ini justru gencar untuk didukung pelaksanaannya karena ada unsur materi meskipun potensi kerusakan moral sangat nyata didepan mata dan gambaran kesenjangan ekonomi terlihat sangat jelas di masyarakat.

Kondisi sosial dan ekonomi saat ini merupakan buah dari penerapan sistem sosial liberal dan ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi kapitalisme yang berorientasi pada materi menjadikan segala hal yang dapat mendatangkan keuntungan diizinkan dan diberikan ruang sekalipun ada unsur keharaman didalamnya. Penerapan kapitalisme juga berimbas pada rusaknya moral masyarakat dan kegagalan negara dalam membentuk pemahaman masyarakat terhadap aturan kehidupan sosial dalam Islam dan rasa empati terhadap kesulitan yang dihadapi oleh sekitarnya. Penerapan sistem kapitalis yang diperparah dengan liberalisme menjadikan cara berpikir masyarakat menjadi sangat rendah karena jauhnya dari pemahaman Islam. Dalam sistem sekarang juga negara justru hanya sebagai regulator yang memuluskan jalan para kapitalis dalam mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya.

Kerusakan sistem ekonomi dan sosial saat ini tentu tidak akan ada ketika sistem yang digunakan adalah sistem Islam. Sistem yang langsung diberikan oleh pencipta manusia dan alam semesta yaitu Allah SWT yang tidak pernah mungkin salah dan lalai yang dibingkai dalam sebuah sistem yang dengan perwujudan negara khilafah. Sistem ekonomi Islam menjadikan negara khilafah wajib memenuhi segala kebutuhan dasar rakyatnya seperti sandang, pangan dan papan karena dalam Islam negara adalah pengurus bagi umat yang dipenuhi dengan standar yang tinggi dan terbaik melalui berbagai mekanisme, seperti pembukaan lapangan pekerjaan yang luas, dan memberikan santunan kepada rakyatnya yang tidak mampu bekerja.

Sistem sosial dalam Islam yang termasuk di dalamnya pendidikan, kesehatan, dan lainnya juga diberikan dengan standar yang tinggi dan terbaik dengan aturan cepat prosesnya, mudah urusannya, dikerjakan oleh tenaga ahli profesional dan dengan harga yang sangat murah atau bahkan gratis. Semua kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh negara Khilafah kepada rakyatnya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya. Perealisasian tujuan ini tentu dengan batas-batas syariat. Semua pemasukan negara bersumber dari hal-hal yang dapat memberikan keuntungan bagi negara namun bukan kepada hal-hal yang haram dan akan mendatangkan kemudharatan. Sistem pendidikan Islam melahirkan generasi yang berakidah Islam dan unggul dalam bidang dunia. Sehingga dari penerapan sistem Islam ini adalah terciptanya masyarakat yang berkepribadian Islam, empati terhadap keadaan sesama saudaranya karena sadar bahwa dunia hanyalah tempat singgah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat maksiat dan haram. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya Islamlah yang dapat mewujudkan kehidupan yang mulia dan berkah serta mendatangkan berbagai kemudahan bagi masyarakat saat ini.
Wallahu a’lam. []


Oleh: Hemaridani
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments