Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konser Coldplay dan Sambutan Gempita Remaja


TintaSiyasi.com -- Melalui laman resmi PK Entertainment di Instagram, Coldplay mengumumkan akan manggung di Indonesia pada bulan November mendatang. Setelah 2017 silam Coldplay batal tampil di Indonesia, November ini band kenamaan tersebut siap mengguncang Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Antusiasme warga +62 pun cukup besar, terutama di kalangan pemuda (bisnis.com, 9/5/2023). 
Buktinya, beberapa kali topik konser Coldplay nangkring di jejeran tranding topik twitter. Di Tiktok maupun Instagram, konser Coldplay ini banyak disebut oleh influence-influence masyhur. Terlepas dari beberapa isu pro kontra atas kedatangan band ini, tetap saja lebih banyak masyarakat yang mendukung ketimbang tak setuju. Jajaran pemerintahan pun menanggapi adanya konser ini dengan positif dan menyetujui.
Salah satu kritik dan kecaman sebagai bentuk kontra terhadap kehadiran Coldplay mendatang dilontarkan oleh Ormas PA 212. Mereka beralasan band tersebut mengusung ide L98T dan sering mengibarkan atributnya dalam konser. Bahkan Negeri Jiran Malaysia telah membatalkan izin bagi Coldplay menggelar konser di negaranya (radiomuara.id, 15/5/2023) .
Hal ini menimbulkan reaksi negatif dari para pengguna tweeter terutama kalangan Milenial. Ada yang beropini konser Coldplay ini bisa jadi hanya sekali seumur hidup, jangan sampai dibatalkan. Sebagian lainnya memilih apatis dengan sikap band kenamaan tersebut yang mengusung L98T yang penting hanya menikmati lagunya.

Generasi Latah
Sungguh sangat disayangkan, sikap generasi muda hari ini sudah terperangkap oleh jebakan 5F+1S (Food, Fun, Fashion, Film, Faith, dan Song) yang digencarkan barat. Walhasil, tolak ukur dalam menentukan baik dan buruk bukan lagi rido Allah, melainkan kesenangan duniawi semata. Dengan dalih “mumpung masih muda nih!” pemuda hari ini sibuk mencoba kesenangan-kesenangan tanpa memperhatikan batasan halal haram.
Padahal, 5F+1S adalah propaganda barat untuk melemahkan profil pemuda muslim dan menjauhkan umat Islam dari kebangkitan. Melalui Fun dan Song, generasi muslim terlena oleh lagu-lagu yang liriknya mempromosikan ide-ide kufur. Generasi muslim juga dialihkan dari mendengarkan murottal dan ceramah-ceramah Ustadz dengan alunan nada lagu. Tak hanya Amerika yang menjadi dalang utama. Akan tetapi negara-negara lain pun ikut andil seperti Korea Selatan punya peran tak kalah besar.
Maka kita mendapati, tahun 2023 yang dipenuhi berbagai konser dengan tiket tak murah kerap dipenuhi oleh kaum muslim khususnya kalangan Milenial dan Zilenial. Sebut saja konser BlackPink, grup wanita dari Negeri Ginseng ini berhasil meledakkan massa di Stadion Gelora Bung Karno. Tiket penjualannya bahkan habis beberapa menit setelah dipasarkan. Tak hanya tiket, atribut pendukung konser serta suvenir eksklusif ludes terjual.
Tak hanya dua band ternama itu yang manggung di negeri ini. Deretan grup musik maupun personal lainnya tengah mengantri. Seperti RedVelvet, BTS, Aespa, Bruno Major, dan lain-lainnya. Sehingga bisa dikatakan negeri ini menjadi pasar empuk bagi mereka.

Profil Pemuda Muslim
Imam Syafi’i ra dalam satu syairnya berkata yang artinya, “Demi Allah, kehidupan seorang pemuda hanya dengan ilmu dan ketakwaannya. Jika tidak ada keduanya, maka tunggulah kehancuran di dalamnya.”
Masa muda adalah masa emas kehidupan manusia. Dalam masa tersebut, akal manusia telah sempurna, fisiknya telah mencapai pertumbuhan maksimal dan gagah, emosinya masih membara, serta jiwa eksplorasinya tinggi. Maka tak heran di setiap masa, banyak dijumpai bahwa generasi mudalah yang memiliki semangat tinggi dan memiliki pengaruh kuat baik itu pengaruh positif maupun negatif.
Sebut saja contoh terdekat dalam kehidupan bangsa kita. Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 terjadi atas desakan kaum muda terhadap Soekarno. Dengan mencuri waktu antara Jepang kalah dan sebelum negara jajahan Jepang diberikan pada lawan Jepang yang menang, kaum muda mendorong Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Maka, sebagaimana isi syair Imam Syafi’i seperti itulah profil ideal pemuda versi Islam. Yaitu pemuda yang bertakwa, yang menjadikan orientasi hidupnya adalah mengejar rido Allah. Standar cinta dan bencinya hanya berdasarkan syariat. Visi misi hidupnya sejalan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Banyak contoh pemuda-pemudi muslim yang inspiratif, menebar banyak manfaat dan terkenal hebat sesuai masa mereka. Di Masa Khulafaur Rasyidin ada banyak sahabat dan tabiin di usia belia yang hafal Al-Qur'an serta hadis seperti Aisyah ra dan Anas bin Malik ra.
Di Masa Umayyah ada banyak komandan pasukan yang masih taruna. Di Masa Abbasiyah, ada banyak ilmuwan dan cendekiawan yang gemilang di usia belia seperti Banu Musa bersaudara dan di masa Utsmaniyyah, ada Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel di usia 20 tahun.


Seni dalam Islam
Islam sebagai agama rahmatan lil aalamiin, sekalipun memiliki seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia, tidak berarti penuh sekat yang membatasi kebebasan. Manusia bebas berekspresi dan melakukan kegiatan dengan batasan yang Allah atur. Sebab akal manusia terbatas, banyak hal yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Sementara Allah adalah Zat Maha Mengetahui. Sudah semestinya berhak membuat aturan terbaik bagi makhluk-Nya.
Salah satunya dalam hal seni. Islam tidak melarang seni. Bahkan Islam juga memiliki seni. Sebab seni berbicara keindahan, dan Allah adalah Maha Indah. Namun, seni dalam Islam bukan berarti kebebasan berekspresi dan kebebasan mengeksploitasi keindahan.
Buktinya, di zaman Daulah Islam masih berdiri tegak banyak arsitektur ala Islam yang diakui keindahannya oleh dunia. Begitu pun dalam bidang sastra, Ulama-ulama banyak yang menyusun syair dan nadzom seindah mungkin berisikan hikmah kehidupan dan pelajaran umum. Bahkan dikenal adanya ilmu Arudh dan Qowafi yang menjelaskan bagaimana menyusun bait syair secara indah serta cara melantunkannya.
Wallahu a’lam bishshawab. []

Oleh: Qathratun
Member @geosantri.id
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments