TintaSiyasi.com -- Setiap orang yang sudah menapaki jalan hijrah, akan merasakan bahwa ujian seakan tak ada henti-hentinya setelah kita berkomitmen untuk istiqamah dalam hijrah. Atau mungkin timbul pertanyaan dalam hati kita "Mengapa mau berubah menjadi lebih baik kok sulit sekali" seakan ujian datang tak ada habisnya.
Segala sesuatu pasti ada harganya dan harga sebuah komitmen adalah ujian. Termasuk dengan hijrah kita. Segala hal duniawi yang kita inginkan pasti ada harga yang harus kita bayar, apalagi untuk urusan akhirat. Segala sesuatu harus ada yang dikorbankan dan yang tak sebentar untuk dijalani. Tidak ada kesuksesan yang diperoleh dengan jalan instan. Jika pun ada, pasti tak akan bertahan lama dan akan cepat hilang. Apa lagi urusan akhirat. Jika kita ingin sukses dan bahagia diakhirat dengan mendapat surga, ya pasti ada harga yang harus kita bayar.
Lalu, bagaimana dan apa hubungannya dengan hijrah? Hijrah adalah pindah, atau bisa diartikan meninggalkan kehidupan yang jauh dari aturan agama, menuju kehidupan baru yang sesuai dengan aturan agama. Atau ketika hidup kita dipenuhi dengan orientasi nafsu duniawi, kita berkeinginan mengubahnya menjadi kehidupan yang berorientasi akhirat. Yang awalnya hidup tidak sesuai aturan Sang Pencipta, lalu kita ingin berubah menjadi seorang hamba yang taat dengan menjalankan seluruh aturan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Masalahnya, proses mengubah tujuan hidup ini tak semudah kita membaikkan telapak tangan. Karena ketika hijrah saja itu tak akan cukup, Allah pasti akan menguji keimanan kita, apakah kita serius ataukah hanya main-main. Dan di sinilah harga sebuah komitmen itu harus dibayar.
Maka dari itu Allah sering membolak-balikan hati kita. Saat niat berubah menjadi lebih baik, tiba-tiba ada hal-hal yang membuat kita ragu dan goyah lagi. Bisa jadi keadaan sekitar, dari omongan orang, atau bahkan suara batin kita sendiri. Semua itu adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa kuat tekad kita ingin berubah? Atau seberapa besar keinginan kita untuk selalu mendekatkan diri padanya? Atau sudah pantaskah kita yang mengaku menginginkan surga?
Kita sering mendengar cerita saudara-saudara kita yang menapaki jalan hijrah, mereka berupaya meninggalkan aktivitas riba, meninggalkan pekerjaan yang memang haram di dalam Islam, meninggalkan seluruh perbuatan maksiat, namun mereka diberi kemudahan dan kelancaran setelah hijrah, rezeki lancar, hidupnya pun makmur. Yakinlah itu sebagian dari kisah-kisah hijrah, yang sering kita lupakan adalah selain kisah-kisah gemerlap itu, ada banyak kisah-kisah lain yang berbanding terbalik, atau mungkin kita alami sendiri. Hingga akhirnya kita berkata, Kenapa hidupku malah menjadi lebih susah setelah hijrah?
Dan dari kita ada yang diuji dengan penentangan keluarga, dijauhi teman, omset usaha yang menurun secara drastis, bahkan kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan rezeki seret. Dan tak jarang pula mengalami konflik rumah tangga. Misalnya, seperti penentangan dari suami atau isterinya, mertuanya, hingga anak-anaknya. Ya itu adalah Sunatullahnya.
Siap Hijrah Harus Siap Diuji!
Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut ayat 2, berikut:
Apakah manusia itu menyangka bahwa mereka dibiarkan begitu saja berkata ' kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?
Kita mau mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat, ya harus ada pengorbanan yang dikeluarkan dulu. Dalam keadaan penuh tekanan itu, kita harus tetap bersabar, dengan terus menjalankan ketaatan, beribadah, menambah pengetahuan agama dengan ikut kajian, dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Yakinlah tidak ada perjuangan yang sia-sia. Apalagi perjuangan dijalan Allah. Allah yang memberi ujian, Allah jugalah yang akan memberikan jalan keluarnya. Yang harus kita lakukan hanyalah bersabar dan bertahan, itulah istiqomah. Ingatlah selalu sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist dari sahabat Shuhaib, riwayat Imam Muslim No. 2999 berikut.
"Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin itu. Segala keadaan yang dijalaninya benar-benar mengagumkan. Setiap apa yang ditetapkan Allah baginya adalah kebaikan. Jika dia mendapati kebaikan, dia bersyukur, dan itu merupakan kebaikan untuknya. Dan jika dia mendapatkan keburukkan, maka ia bersabar dan itu adalah kebaikan untuknya"
Ketika kita bertekad untuk menuju perubahan yang baik akan selalu banyak tantangan yang menghadang, itu sudah aturan mainnya. Buktikan keseriusan kita! Karena memang akan selalu ada ujian dan cobaan selama perjalanan hijrah. Akan selalu ada yang akan membuatmu lelah, hingga makin kuat perasaan ingin menyerah. Akan tetapi, di sinilah dituntut untuk bertahan. Buktikan bahwa kita benar-benar ingin hijrah dan berubah. Bahwa ketika kita akhirnya tersandung dan terjatuh, yang harus kita lakukan hanyalah segera bangkit dan bangkit lagi.
Betapa banyak dari kita yang tak menyadari, bahwa sesuatu ujian dan cobaan selama hijrah adalah cara Allah membentuk kepribadian kita, dan mempersiapkan diri untuk layak untuk mendapatkan banyak kebaikan. Allah sedang menggembleng kita agar kita kuat dan kokoh pada saatnya nanti. Agar kita tidak mudah terjatuh dan terpuruk hingga kembali ke jalan yang batil. Agar kita menjadi Mukmin yang tangguh dan layak mendapatkan surga. Bayangkan, jika hijrah kita tanpa ujian dan perjuangan, pastinya kelak kita tidak akan bertahan dengan godaan kecil dan bisa saja kita akan mudah kembali menjadi manusia yang jauh dari agama seperti sebelum kita hijrah. Tentunya itu merupakan kerugian untuk kita.
Maka sahabat, nikmati saja perjalanan dan perjuangan hijrahmu. Selalulah mengucapkan syukur atas segala kasih sayang yang Allah berikan kepada kita. Mengapa? Karena sesungguhnya Allah telah memilih kita menjadi salah satu dari sekian banyak makhluk-Nya untuk lebih dekat dengan-Nya dan mengangkat derajat kita. Bukankah ketika siswa ingin naik kelas ia harus menghadapi ujian? Begitu pulalah dengan kita.
Jangan pernah takut gagal, sahabat. Jangan takut tak sanggup untuk bertahan. Ingatlah janji Allah, bahwa tak ada masalah tanpa solusi. Bahwa setiap ujian yang datang pasti sesuai dengan kemampuan kita.
Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 286 Allah berfirman, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Dan perlu kita ingat, bahwa susah maupun senang adalah ujian. Jika ada yang setelah hijrah kehidupannya mudah, rezeki lancar semua urusan lancar, ingatlah itu juga ujian. Ujian apakah ia akan tetap istiqamah dengan segala anugerah itu atau malah membuatnya terlena lupa diri?
Tetap semangat jangan patah semangat, bertahanlah dengan hijrahmu! Siap hijrah ya siap untuk diuji. Karena surga itu tidak murah. Surga itu mahal. Bahkan tak sebanding dengan perjuangan dan kesabaran kita. Tetapi begitulah betapa Allah Maha Pemurah kepada hamba-Nya. Dunia hanya sebentar begitu pula dengan kegetirannya. Sedangkan surga itu kekal dengan segala kenikmatannya.
Tetaplah istiqamah dalam hijrah dan banggalah dengan berislam kaffah.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Siti Zaitun
Aktivis Muslimah
0 Comments