Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Fanatisme Antara Fans K-Pop dan Supporter Sepakbola, Mirisnya Wajah Generasi

TintaSiyasi.com -- Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sudah mulai dipersiapkan dari Sabtu, 4 Maret 2023 untuk konser Blackpink bertajuk Born Pink World Tour pada 11-12 Maret 2023. Hal ini membuat geram supporter Persija karena kecewa pertandingan Persib Bandung dan Persija Jakarta harus tertunda karena sudah lebih dulu SUGBK dibooking oleh pihak promotor dari konse tersebut setahun yang lalu. Di Media sosial antara fans Blackpink yang dikenal sebagai Blink dan Suporter bola terutama Suporter Persija yang dikenal dengan Jakmania dan Suporter Persib yang dikenal dengan Viking atau bobotoh sempat heboh dan meramaikan jagat media sosial, mereka menyerbu akun Instagram satu sama lain untuk meluapkan kekecewaannya (tvonenews.com, 06/03/2023).

Hingga tulisan ini dibuat, Blink dan supporter hanya melantarkan komentar dan memanaskan dunia virtual saja, belum dan semoga saja tidak ada tindakan anarkis yang terjadi di lapangan antara rakyat yang berbeda hobby ini. Sepak bola dan Konser K-pop memang ranah entertain atau hiburan bagi masyarakat saat ini yang cukup banyak digandrungi. Adakalanya mereka memang saling serang namun sempat juga mereka satu suara untuk berdonasi dalam menolong sesama. Contohnya saat tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022. Doa bersama dan mengumpulkan dana hingga hamper setengah miliar dilakukan keduanya (baliutd.com, 04/03/2022).

Fanatisme antar fans dan suporter memang mengiris hati padahal kita ada dalam satu kesatuan, dan jika hanya memperebutkan fasilitas dalam hal ini adalah stadion, maka ini juga membuat negara terlihat lemah karena seolah hanya memiliki satu-satunya fasilitas yang memiliki akses yang strategis untuk banyak orang berdatangan. Kita juga melihat tidak sedikit orangtua yang mendukung anaknya untuk menjadi fans atau suporter karena mereka menganggap anak mereka menyukai hal tersebut walau harus banyak berkorban hingga jika untuk nonton konser perlu membayar tiket seharga jutaan, itu pun terkadang dilakukan oleh para orangtua agar anaknya senang. Namun memang, ada juga anak yang serius menabung walau orangtuanya tidak mengetahui, memang fakta di lapangan berbeda-beda kisah ketika kita lihat euforia perhelatan baik konser atau pun liga pertandingan yang diadakan. Sejujurnya yang bisa kita pelajari dari sini, kita lihat ribuan manusia rela berkumpul bahkan antri terlebih dulu untuk menonton sebuah event yang diselenggarakan, mereka rela berkorban dan memberikan waktu mereka karena seolah hanya satu kesempatan yang tidak boleh terlewatkan jika tidak mengikutinya. Memunculkan mindset untuk menaruh daya upaya serta semua kemampuan kita untuk hadir dalam sebuah acara adalah hal yang harus kita pelajari dari penyelenggara konser atau pertandingan.

Pasalnya hari ini, walau kita di negeri yang mayoritas Muslim tidak selamanya acara kajian juga sepenuh itu, terlebih jika acara kajiannya dilaksanakan secara intensif sepekan sekali. Bagaimana kecintaan kita dengan majelis ilmu seharusnya bisa setara bahkan seharusnya lebih dahsyat lagi karena dikabarkan oleh Allah bahwa majelis ilmu adalah Taman Surga.

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِذَامَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْاقَالُوْ ايَارَسُوْلَ اللَّهِ ,وَمَارِيَاضُ الْجَنَّةِ؟ قَالَ مَجَالِسُ الْعِلْمِ

Nabi Muhammad SAW bersabda: Ketika lewat kalian di taman-taman surga, maka singgah lah. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apa taman-taman surga itu? Rasulullah menjawab: taman-taman surga itu adalah majelis-majelis ilmu. (Kitab at Targib wat Tarhib yang diriwayatkan Imam Thabrani).

Selain itu rasa kecintaan kita hari ini juga jauh berbeda dengan para sahabat yang hidup di masa Rasulullah, padahal sungguh kita ketahui mana yang benar dan mana yang salah. Dan tidak dipungkiri juga ada suporter atau penonton konser yang tetap menjaga sholat mereka dan kita tidak bisa segampang meremehkan apa yang mereka perbuat, namun kembali lagi bahwa jika kita sudah sangat berkorban akan sesuatu dan itu untuk hal diluar memperjuangkan agama Allah maka sejatinya kita harus mempertimbangkannya dengan matang, jangan sampai waktu kita dihabiskan untuk berkorban bagi mereka yang tidak beriman kepada Allah SWT. Karena amal saleh adalah perbuatan yang didorong dengan keimanan yang benar, sedangkan perbuatan tanpa didorong dengan keimanan maka ia hanyalah ‘amal saja. Dan apabila kita sudah menjadi orang tua, maka kita juga harus arahkan anak kita ke arah kebaikan yang hakiki dengan berdialog dan komunikasi dengan mereka, karena anak sekarang bukan tipe yang bisa mudah menerima nasihat namun mereka harus berpikir sendiri kalau ada sebab dan akibat dari perbuatan mereka yang mempengaruhi dunia dan akhirat mereka.

Dari sini juga kita belajar, masih banyak remaja Muslim dan Muslimah khususnya yang masih buram dengan identitas mereka yang hakiki. Mereka belum bisa berbangga-bangga dengan prinsip mereka sebagai Muslim, mereka masih memiliki pola pikir bahwa menjadi fans sebuah idola atau tim adalah hal yang keren, dan untuk merubah hal ini agar tidak ada saling benci karena fanatisme semata kita harus merubah dari dasar dengan memola pola pikir generasi ini untuk menemukan jati diri dan tujuan hidupnya ke arah Islam, dan tidak cukup dengan itu, perlu kita bangun juga lingkungan masyarakat yang tidak menjauhkan bahkan memisahkan agama dari kehidupan. Karena jangan sampai generasi muslim sekarang tercampur nilai baik dan buruk mereka sehingga perbuatan mereka kacau dan buramnya kehidupan masa depan, semoga segera tegak institusi besar yang mampu mengarahkan secara serentak generasi ini agar sadar sesadar-sadarnya jika kehidupan akhirat itu benar-benar ada dan pertanggungjawaban itu adalah pasti. Laa Hawla wa laa quwwata illa billah. Amin. []


Oleh: Yauma Bunga Yusnanda
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments