Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Utang Membengkak di Negeri Kaya Sumber Daya Alam


TintaSiyasi.com -- Negara agraris, kondisi inilah yang membuat banyak orang menyematkan Indonesia dengan julukan gemah ripah loh jinawi yang artinya negeri yang tenteram dan makmur serta subur tanahnya. Memang benar, Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu banyak dan luar biasa, bahkan syair sebuah lagu mengatakan "Tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman" mewakili tanah Indonesia yang sangat subur. Tidak ada yang mengingkari bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya. 

Namun pada kenyataannya, negeri yang kaya ini, memiliki utang yang terus bertambah setiap tahunnya, bahkan makin membengkak padahal Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak. 

Pada akhir Desember 2022, Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah telah mencapai Rp7.733,99 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 39,57%. Pada buku APBN KITA 2022, menurut kaleidoskop terdapat peningkatan dalam jumlah nominal dan rasio utang jika dibandingkan dengan bulan November 2022 (cnbcindonesia.com, 18/01/2023).

Membengkaknya utang Indonesia ini menjadi bukti kegagalan pemerintah mengelola negara. Apalagi jika dikaitkan dengan kekayaan alam yang sangat melimpah di Indonesia. Lantas ke manakah hasil SDA jika utang makin menggurita? Maka bersiaplah karena utang juga menjadi indikator bahwa resesi siap melanda.

Namun tidak aneh dalam kapitalisme yang begitu memuja uang. Karena dalam sistem ini utang menjadi senjata untuk menikam negara-negara yang lemah secara politik, sehingga ekonominya bisa dijajah secara terus-menerus. Bisa juga dikatakan bahwa utang negara adalah jebakan yang bahkan bisa membuat kedaulatan negara pengutang tergadaikan.

Demikianlah fakta dalam sistem ekonomi kapitalisme yang begitu haus akan materi sehingga selalu menghalalkan segala cara. Kapitalis memberikan utang sama sekali bukan untuk membantu, melainkan karena ada udang di balik batu. Kita tentu ingat kisah Zimbabwe dan Sri Lanka yang terjerat utang dari Cina. Nyatanya utang tidak membuat kedua negara tersebut terbantu ekonominya, melainkan makin terperosok jauh ke dalam krisis. Masihkah kita ingin mempertahankan kapitalisme ini?

Kita tahu bahwa problem masalah di negeri ini berasal dari tata kelola sistem yang salah. Seandainya sumber daya alam yang banyak di negeri ini dikelola dengan benar oleh negara, hasilnya sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan negara dan menyejahterakan rakyatnya. Sehingga kita tidak perlu berhutang hingga membengkak karena sumber daya alam kita begitu banyak. Namun karena sistem yang salah inilah sehingga sumber daya alam di negeri ini tak dapat dinikmati dengan bebas, karena pengelolaannya telah dialihkan pada swasta bahkan asing, sehingga negara hanya mendapatkan keuntungan sedikit saja dari sumber daya alam di negeri ini. 

Sangat berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, kepemilikan harta sangat diatur, mana yang boleh dimiliki individu, dimiliki oleh umum, dan dimiliki oleh negara. Kepemilikan individu contohnya seperti rumah, kendaraan, dan tanah yang luasnya tidak begitu besar. Kepemilikan umum contohnya seperti air, padang rumput, dan api. Kepemilikan umum ini tidak boleh dikuasai oleh negara apalagi individu. Namun, pengelolaan kepemilikan umum dilaksanakan oleh negara sebagai wakil rakyat. Sedangkan kepemilikan negara adalah sumber daya alam dalam wilayah tersebut atau hasil BUMN, harta ghanimah, fa'i , kharaj, dan lain-lain. 

Dengan begitu banyaknya pemasukan untuk negara, maka bisa meminimalkan terjadinya utang luar negeri. Sejatinya negara berutang ketika memang tidak ada dana untuk memenuhi kebutuhan umat, karena perkara-perkara yang urgen dan jika ditangguhkan akan dikhawatirkan terjadi kerusakan dan kebinasaan. Namun sangat minim terjadi utang ketika negara menerapkan sistem Islam.

Justru ketika Islam diterapkan secara menyeluruh dan sempurna, kesejahteraan yang akan tercipta. Kebutuhan pokok telah ditanggung oleh negara seperti sandang, papan, dan pangan. Sehingga para kepala keluarga hanya mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari, karena kesehatan, pendidikan, perumahan, dan keamanan telah disediakan oleh negara dengan harga yang murah, bahkan gratis.

Sungguh hidup dalam sistem Islam menjadi impian setiap Muslim, maka mari terus kita perjuangan. Campakkan kapitalisme yang sudah bobrok ganti dengan sistem Islam yang mulia. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Ana Dia Friska
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments