TintaSiyasi.com -- Tidak habis problematika tentang pemuda dibahas pada sebuah tulisan dan forum di setiap harinya pada halaman berita atau beranda sosial media. Tiada hari tanpa ada kabar yang menjangkit generasi penerus negeri ini. Bagaimana tidak, baru-baru ini dikabarkan ada ratusan pelajar SMP yang telah mengajukan dispensasi menikah karena mengandung di luar ikatan pernikahan. Yang mana di tahun sebelumnya, tahun 2022 ada sekitar 191 pelajar yang hamil di luar nikah yang juga mengajukan. Dan baru di awal tahun 2023 ini telah ada 7 pemohon yang telah hamil di luar menikah. Sampai saat ini kasus-kasus tersebut masih terus disusul oleh daerah-daerah lain dengan angka dispensasi menikah yang tidak kalah lebih tinggi.
Kasus yang terbaru dilaporkan Disway.id, peristiwa dispensasi nikah karena hamil duluan kembali heboh di wilayah Kediri, Jawa Timur. Sepanjang 2022, Pengadilan Agama Kabupaten Kediri mencatat ada sekitar 569 pasangan yang meminta dispensasi nikah karena hamil duluan. Jumlah tersebut melebihi kasus yang tercatat di Ponorogo yang berjumlah 191 anak pada 2022 lalu.
Tidak hanya itu, dua minggu yang lalu juga dikabarkan bahwa telah dilaporkan dua remaja yang tega menghabisi nyawa seorang ibu dan anaknya yang masih berusia sembilan bulan dengan Shock Breaker karena sakit hati sehabis dimarahi oleh suami korban.
Disusul berita lain, dengan salah satu berita yang cukup mengagetkan. Tentang adanya remaja yang tega membunuh seorang bocah demi menjual organ ginjalnya. Dan ketika ditelusuri mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. Masih tentang remaja, SA (16) dengan tega membunuh pegawai honorer bagian Keuangan DPRD Kabupaten Pesawaran saat menonton organ tunggal di Dusun Sugihan, Desa Karang Anyar, Kecamatan Gedong Tataan, Sabtu (7/1/2023).
Di Jayapura, juga ditangkap seorang ABG berusia 14 tahun karena kasus pencurian. Pelaku baru dibekuk oleh polresta setelah laporan ke 16 kasus pencurian dan lansgung dibawa ke polresta Jayapura 22 Oktober 2022 lalu.
Kondisi mental-mental pemuda saat ini pun juga terbilang memprihatinkan sebagaimana yang menjangkit seorang pelajar SMA di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ditemukan meninggal dunia di kamar tidurnya pada Senin (23/1/2023), seperti dikutip dari akun Instagram @infoblitar. Korban yang diduga bunuh diri ini, pertama kali ditemukan oleh sang ibu sekitar pukul 07.00 WIB (Merdeka.com).
Belum lama bulan lalu sempat dihebohkan banyaknya gangster yang mencari perhatian dengan melakukan kericuhan saat larut malam setelah sekian lama tidak terdengar isu gangster, kini mulai dikhawatirkan kembali.
Demikian peristiwa demi peristiwa memprihatinkan yang terjadi menjangkit para penerus negeri ini. Pemuda saat ini sangatlah jauh dari berpikir panjang. Generasi saat ini tampak mudah dan cepat mengakses informasi pada era digitalisasi, namun tidak memberikan dampak yang lebih baik. Sebaliknya mudah sekali terpengaruh untuk mengambil tindakan yang serupa sebagaimana informasi yang mereka terima secara mentah-mentah. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya kasus pemuda yang sengaja menabrakkan dirinya di hadapan truk yang sedang melaju demi konten. Dan hingga saat ini belum ada tindakan khusus untuk fenomena ini padahal korban dan kasusnya makin bertambah.
Negeri ini makin krisis pembela negeri, di tengah permasalahan yang ada pemuda sibuk dengan bagaimana mengekspresikan dirinya dan bagaimana cara untuk bertahan hidup. Di kondisi sempitnya lapangan pekerjaan, pemuda di Papua secara suka rela dibayar untuk bergabung menjadi bagian dari KKB. Padahal sudah menjadi rahasia umum jika KKB ialah bagian dari Organisasi Papua Merdeka yang dikenal sebagai pemberontak separatis yang ada di Indonesia.
Dan seterusnya kasus demi kasus tidak akan pernah cukup disebutkan dengan detail melihat berbagai macam motif dan cara, baik dari yang lama maupun sampai yang baru. Namun telah dihafal polanya bahwa semua kerusakan tersebut bersumber dan berakar dari sekularisme. Terpisah jauh hidup manusia dengan agama, yang mana merupakan pendoman, petunjuk dari Allah SWT untuk menyelamatkan mereka.
Tidakkah hal ini menjadi kerisauan bersama dan juga negeri ini kendati penerus negeri ini jauh dari membawa perubahan yang lebih baik. Padahal tidak kurang-kurang kayanya negeri ini dengan generasi produktif yang nanti pada tahun 2045, 70% penduduk indonesia akan dipenuhi oleh usia produktif, dilansir menpan.go.id Oktober 2022 lalu. Namun perlu dipastikan apakah bonus demografi tersebut menjadi blessing bagi negeri ini atau malah sebaliknya destruction. Tidak bisa dibayangkan, bagaikan mimpi buruk jika kerusakan generasi ini tidak segera dibendung dengan jumblah penduduk belia yang kini kian bertambah, dan aktif dalam menoreh sebuah peristiwa di jagad media massa.
Jika mencoba menggantungkan kepada generasi sebelumnya. Tidak lebih menjamin kondisinya dengan generasi saat ini, dikarenakan tidak jauh berbeda pula pada sisi informasi yang diterima. Berkembang pesatnya digitalisasi saat ini mempermudah dan mmepercepat sebuah informasi untuk diterima oleh semua kalangan.
Menurut laporan Business of Apps, sampai 2021 pengguna TikTok di seluruh dunia didominasi oleh kelompok usia 20-29 tahun, dengan proporsi mencapai 35%. Kemudian pengguna dari kelompok usia 10-19 tahun berada di urutan kedua dengan proporsi 28% secara global. Ada juga 18% pengguna TikTok yang berusia 30-39 tahun, 16,3% berusia 40-49 tahun, dan 2,7% berusia di atas 49 tahun. Penyajian informasi berdasarkan FYP (from your page) ini menuntut semua kalangan mengkonsumsi apa yang sedang disukai dan paling tren di kalangan masyarakat maka tidak menutup kemungkinan maraknya konsumsi publik hanya berdasarkan trend juga memberikan dampak buruk bagi generasi ke generasinya. Kerusakan pun menjangkit di berbagai lintas usia. Ketika mencoba menelusuri melalui laman berita google dengan ABG keyword-nya dan kasus pemerkosaan, hasil penelusuran menunjukkan ada banyak kasus mengerikan yang menjangkit generasi belia dengan rentang waktu yang cukup berdekatan. Tidak kurang dari itu pelakunya dari berbagai macam usia, yang mana membuat kondisi masyarakat saat ini rusak dan tidak aman bagi setiap generasi terdidik untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Bagaimana tanggapan intelektual terkhusus mahasiswa yang saat ini menapaki jenjang tertinggi sebagai panutan di jajaran para pelajar?
Dunia intelektual kampus masih ada pada taraf bagaimana mencetak generasi kompeten agar terserap ke dunia kerja. Makin ke sini pemerintah makin menggarap serius program-program yang berkaitan dengan pengalaman di lapangan dan dunia kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2022, terdapat 8,4 juta pengangguran di Indonesia, di mana 14 persennya atau 1,1 juta orang merupakan lulusan diploma dan sarjana (S-1). Fenomena kategori ”pengangguran terdidik” menunjukkan masih tinginya jurang kompetensi (competences gap) lulusan dengan yang dibutuhkan dunia kerja. Fakta lain menyebutkan ada banyaknya lowogan perkerjaan, namun perusahaan-perusahaan tersebut enggan menerima freshgraduate dikarenakan tidak seusai dengan kriteria mereka dilansir dari folkaktiv. Kebijakan MBKM sendiri memang sebagai langkah transformasi untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Maka dari itu himbauan baru bagi perguruan tinggi yakni Program flagship yang diselenggarakan secara nasional ini sejatinya program-program MBKM yang dirancang dan diselenggarakan secara mandiri,” kata Nizam di Bali, Senin (14/11).
Terkait program Flagship MBKM kali ini memiliki 3 fokus utama yaitu Pertama, Kampus Merdeka Flagship, untuk menaikkan target kepesertaan menjadi 144.000 peserta dengan total anggaran sebesar 2,1 triliun. Kedua, Kampus Merdeka Mandiri, yaitu program belajar luar kampus yang tidak didanai oleh kementerian dengan target 500.000 mahasiswa berpartisipasi dalam program-program mandiri tersebut. Ketiga, Kampanye Kampus Merdeka, untuk meningkatkan 20% awareness masyarakat Indonesia terhadap hasil kerja dan dampak Kampus Merdeka sehingga mampu mendorong target kepesertaan flagship dan mandiri.
Berdasarkan laporan pengelolaan program MBKM tahun 2022, animo sangat tinggi baik dari mahasiswa dan praktisi ataupun mitra yang mengikuti program ini. Capaian kepesertaan Kampus Merdeka tahun 2022 mencapai 113.498 peserta baik mahasiswa maupun praktisi, melebihi target saat perencanaan yaitu 96.873 peserta.
Program ini menjadi penting karena setiap perguruan tinggi ditekankan memiliki otonomi dan juga lebih fleksibel merancang demi keberlangsungan kebijakan MBKM. Perguruan Tinggi diminta menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing demi membekali mahasiswa untuk siap terjun di dunia kerja, atau yang disebut sebagai Kampus Merdeka Mandiri. Nizam menambahkan tentang butuhnya kolaborasi antar pemangku kepentingan adalah hal yang terpenting dalam menciptakan program pembelajaran di lapangan. Perguruan tinggi harus bergandengan tangan dan bergotong royong dengan pemerintah, swasta, masyarakat industri, dan media, atau yang disebut sebagai sinergi pentahelix, demi membangun sumber daya manusia unggul untuk cepat terserap ke dunia kerja. dengan begitu diharapkan akan mengikis kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
Dengan himbauan ini pemerintah lebih bisa menekankan perguruan tinggi tidak hanya dan selalu bergantung pada pemerintah, dan meminta mereka merancang seluruk aktivitas dan program secara mandiri yang nantinya akan menyukseskan program MBKM. Namun pemerintah harusnya tidak abai dengan keadaan lapangan pekerjaan yang senakin diperebutkan oleh para freshgraduate. Berikut angka-angka ada di tiga semester terkahir mulai dari semester I-2021 sempat turun dari 9,7 juta menjadi 8,7 juta orang dan naik menjadi 9,1 juta orang pada semester II. Kemudian semester I-2022 turun menjadi 8,4 juta orang. Pada semester I-2022 Lulusan SMA dan SMK menyusun angka pengangguran terbesar. Diikuti kondisi ekonomi global yang sedang memburuk apalagi prediksi resesi global yang akan terjadi di tahun 2023, yang diindikasikan sudah semakin kencang diperkirakan gelombang PHK besar-besaran akan terjadi. Dan saat ini sudah mulai terjadi terutama di industri tekstil dan sepatu, dimana industri tersebut mengalami penurunan permintaan akibat negara tujuan ekspor sedang mengalami krisis dan lebih mementingkan makanan dan energi.
Yang membuat masyarakat geram yakni, di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, baru-baru ini, terjadi kerusuhan akibat bentrok antara pekerja lokal dan TKA di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI). Tiga pekerja tewas, yakni dua orang pekerja Indonesia dan satu TKA. Ketua Umum Komite Sarekat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat mengatakan ketegangan terjadi karena puluhan ribu TKA tidak berpendidikan layak bisa menjadi pekerja di kawasan itu (Republika, 16-1-2021). Ada banyak pertanyaan di kalangan masyarakat mengapa semudah itu tenaga kerja asing masuk da dengan mudah bekerja di negara ini sementara rakyat sendiri mengalami kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, tidak heran perselisihan semacam ini ada karena kesenjangan nasib dan abainya pemerintah. Perbaikan kondisi ketenagakerjaan baik juga dari segi kualitasnya tidak mampu jika hanya disokong pendidikan tinggi atau pabrik penghasil SDM terdidik saja namun pemerintah juga memiliki kewajiban dalam menyiapkan wadah lapangan pekerjaan bagi SDM terdidik tersebut dan meneyelesaikan masalah-masalahya. Tidak hanya itu himbauan Flagship ini di khawarirkan Membiarkan perguruan tinggi berlaku sesuka mereka. Tidak jarang bersifat eksploitatif, semakin tingginya biaya gedung atau SPI dan UKT yang harus dibayar oleh mahasiswa, tidak lama baru-baru terdapay mahasiswi UNY yang meninggal karena terlalu hemat dengan kondisi kesulitan membayar UKT. Demikian permsalahan UKT saat ini adalah hal yang semakin sering dituntut oleh mahasiswa, artinya biaya kuiliah atau berpendidikan tinggi tidaklah murah dan semakin mahal.
Hal yang tidak kalah penting menjadi perhatian ialah, orientasi yang terlalu berfokus kerja dan industri pada pendidikan tinggi. Hal ini harus diwaspadai, karena akan membelokkan intelektual kepada orientasi pendidikan yang salah, di mana pendidikan sebatas hanya dipandang untuk bisa mencari kerja dan harus bisa bekerja mencari uang. Padahal sejatinya hadirnya pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan perbaikan menuju bangsa yang lebih bermartabat. Dan mahasiswa diminta seakan mengebut masa perkuliahan yang mana hal ini melahirkan intelektual secara prematur kembali kepada permasalahan awal tidak siap dalam menghadapi masalah pada yang akan mendatang. Dilihat maraknya angka bunuh diri yang menjangkit mahasiswa pada tiga bulan terakhir ini. Dan yang terakhir pasangan sejoli yang saling meminum racun dikarenakan permasalahan cinta. Demikian kondisi dan keadaan para penerus negeri.
Kerusakan ini secara alami hasil dari sistem sekuler, mengkapitalisasi instansi pendidikan salah satunya perguruan tinggi dan mahasiswa tidak sadar telah dibelokkan arahnya dengan dieksploitasi tenaga dan pikiran mereka untuk fokus kepada bagaimana caranya agar mahasiswa menghasilkan sesuatu demi menaikkan eksistensi almamater dan juga program MBKM.
Demikian ini perlu menjadi salah satu kepekaan yang harus dirasakan pengemban dakwah kampus dalam melihat realitas kampus. Realitas generasi penerus negeri.
Jika demikian masyarakat yang rusak ini berasalkan dari jauhnya agama sebagai aturan kehidupan. Aturan-aturan yang dibuat ialah aturan yang berasalkan dari akal manusia yang mana jauh dari perbaikan malah menambah masalah baru, dikarenakan perbaikan hanya melihat permasalahan pada permukaan saja. Padahal Islam memiliki solusi yang lengkap dengan mulai dari pengaturan individu hingga masyarakat seperti peraturan ekonomi bahkan politik demikian Islam telah Allah SWT atur di dalam syariat-Nya.
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مِّنَ الْكِتٰبِ يُدْعَوْنَ اِلٰى كِتٰبِ اللّٰهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ وَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
"Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka. Kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran)."
Untuk mengembalikan itu semua maka dibutuhkan perbaikan masyarakat yang benar, menyadarkan mereka untuk kembali kepada aturan Agama sebagai aturan kehidupan mereka. Jika ditemukan memang dari sistem yang menaungi seluruhnya sudah salah dan jauh dari Islam. maka tidak lain solusi yang harus diseru ialah perubahan sistem kepada sistem Islam atau juga yang disebut dengan khilafah. Islam pun telah lengkap mengaturnya baik pengaturan individu, masyarakat hingga politik. Dan jika hal ini dipahami betul sebenarnya Rasulullah telah mencontohkannya baik dari awal bagaimana Rasulullah membina setiap individu dengan syariat Islam, membuat sebuah kelompok dan bahkan mendirikan negara pertama dengan menggunakan sistem Islam yang terletak di Madinah. Sejak saat itu Rasulullah SAW menerapkan Islam tidak hanya nilai-nilai ibadah ritualnya namun juga aspek-aang aspek syariat Islam yang lainnya. Islam dipakai sebagai landasan berpolitik dalam menentukan hukuman yang jelas bagi pelaku kejahatan. Sebagaimana salah satu contoh ketegasan tersebut ada pada firman Allah SWT :
"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mâidah/5: 38-39)
Melihat ketegasan tersebut membuat jerah baik pelaku dan bagi siapapun yang akan melanggar aturan. Dan tidak cukup demikian negara pun selain memberlakukan hukum Uqubat atau sanksi yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Negara juga memiliki kewajiban dalam memenuhi umat untuk bisa berkecukupan baik dari segi mendapatkan pekerjaan dan kehdiupan yang layak melalui sistem peraturan ekonimi sesuai syariat. jika hak tersebut belum terpenuhi maka negara zalim kepada rakyat. Di sini pentingnya peran negara dalam melaksanakan syariat. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebuah sistem pemerintahan Islam atau khilafah yang telah mampu berdiri selama 13 abad lamanya.
Dari situ ada banyak tinta emas sejarah yang tertoreh dari peradaban yang Rasulullah contohkan. Dan sebuah keharusan untuk memfokuskan diri kepada bagaimana syariat Allah mengatur serta mengikuti bagaimana Rasulullah SAW mengaplikasikannya.
Melihat maraknya kerusakan akibat pergaulan bebas, jika mencoba menelusuri bagaimana islam mengatur sistem pergaulan, Islam memandang kehidupan perempuan dan laki-laki ialah harus terpisah terkecuali lima hal yang diperbolehkan dalam syari’at, yakni perihal kesehatan, kegiatan mengajar, ta’awun atau tolong-menolong, melakukan tawaf di Makkah, dan yang terakhir kegiatan jual beli. Kembali lagi hal kondisi tersbut butuh disuasanakan oleh pemerintah yang memiliki andil besar dalam mensistemkan dan mensuasanakan pengaturan tersebut. Negara pula yang akan membentuk tetaqwaan bagi setiap individu-individu sejak dini dalam pendidikan. Di dalam buku Ajhizah yang ditulis oleh Syekh Taqiyudin An-Nabhani, di situ telah jelas bagaimana pengaturan Islam dan dalam bentuk replika struktur ketatanegaraan. Di dalamnya terdapat bagian khusus yang mengawasi segala bentuk informasi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Departemen tersebut bernama departemen penerangan, secara detail departemen tersebut bertanggung jawab dalam mengontrol dan menseleksi segala bentuk informasi agar umat tidak mengkonsumsi informasi yang rusak dan juga merupakan upaya mencerdaskan umat serta kepentigan dakwah.
Kesadaran yang penting dimiliki bersama atas peran vitalnya negara dalam menjamin penerapan syariat. Semua syariat baik dari aspek ibadah ritual, individu bahkan tataran masyarakat. Hal tersebut juga sebagai konsekuensi keimanan, sebagai pembuktian dengan patuh kepada syariat-Nya. Maka sudah menjadi hal yang alami jika umat menuju kepada masa penyembuhan dan kembali kepada tingkat kejayaan yang telah digariskan oleh Allah SWT melalui penerapan aturan-aturan-Nya. Tidak lagi terus-terusan mendapati kasus-kasus mengerikan yang menjangkit masyarakat saat ini. Karena itu Allah SWT telah memberi peringatan kepada manusia karena bersikap semaunya dan jauh dari Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Untuk membentuk kesadaran itu butuhnya mengkaji Islam sercara mendalam, membentuk pemahaman yang benar tentang kehidupan seutuhnya, memahmi tugas diri sebgai mahkluk ciptaanNya. Maka apa yang harus disiapkan? Maka sebuah keharusan bagi umat islam untuk mengkaji islam dan juga menyeru masyarakat untuk mau dibina dengan belajar Islam secara menyeluruh. Mengkaji Islam pun sampai seterusnya memiliki peran yang crucial bagi setiap individu Muslim selama hidupnya. Karena syariat ialah petunjuk bagi mereka yang mana akan menuntun mereka kepada realitas yang benar dan visi hidup yang benar. Terbinanya mereka dengan syari’at selain memberikan mereka pembanding terhadap realitas yang benar, yang harus dicapai juga memberikan kepekaan mereka untuk menginginkan perubahan terhadap realitas ang rusak ini kepada relaitas yang syariat inginkan. Tentu hal ini butuh diraih dari mengkaji Islam secara menyeluruh tidak hanya mengkaji Islam seputar ibadah ritual atau hanya aspek individu saja samun secara mendalam dan menyeluruh demikian tuntutan bagi setiap orang yang mengaku beriman ialah ada pada firmna Allah SWT dalam Surat Al -Baqarah ayat 208:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
Jika hendak merubah masyarakat secara menyeluruh, maka butuh pula bergerak dengan kelompok yang memiliki tujuan dan visi sama secara revolusioner.
Dari sekian banyak kelompok-kelompok Islam perbaikan, di sinilah saatnya mencoba memilah dan memilih. Di tengah kita menghadapi segala realitas yang banyak darinya ditemukan kerusakan mulai dari atas seperti pemerintah ke masyarkat dan individu-individunya. Maka dibutuhkan kelompok yang benar-benar bisa membawa perubahan serta perbaikan secara menyeluruh mulai dari takaran masyarakat dan individu. Arah dan perubahan keompok yang dibutuhkan adalah menyeru kepada perbaikan yang menyeluruh pula.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Sebagai Muslim yang merasa dirinya adalah pemuda, memiliki kesadaran akan pentingnya mengkaji Islam hingga akhir hayat mereka. Sebagai pemuda alaminya harus ada kepekaan terhadap apa yang ada di sekitarnya. Dan bersandar kepada Islam sebagai pedoman mereka tentang apa realitas yang harus diwujudkan. Sebagai pemuda haruslah mereka sadar sebagai pelaku perubahan, subjek yang selalu menjadi bahan perbincangan dan ditunggu kehadirannya. Memiliki peran aktif menerangi kegelapan yang hadir karena ketidaktahuan umat yang jauh dari Islam.
Islam adalah sumber cahaya bagi pemuda Muslim, bagi penerus generasi muslim, yang mana dari sumber cahaya itu penerus generasi mengambilnya sebagai bahan bakar baginya untuk menerangi, mengantarkan, menuntun umat untuk memahami gambaran yang benar tentang kehidupan. Yakni sebagai mahkluk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk tunduk dan patuh kepada syari’atNya hingga akhir hayat. Kehidupan lebih baik itu hanyalah bonus dari Allah swt, sebuah sunnatullah yang terjadi, hasil dari wujud ketaqwaan kepada Sang Pencipta, Allahu Rabbul Alamin. []
Oleh: Ainun Saifia
Aktivis Mahasiswa
0 Comments