Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pembakaran Al-Qur'an Berulang, di Mana Pembelaan Penguasa Muslim?


TintaSiyasi.com -- Sungguh keji dan menyakitkan hati umat Islam, Al-Qur'an sebagai kitab suci yang berisi firman-firman Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad lewat perantara malaikat Jibril, yang dijaga kesucian dan kesakralannya dijadikan pedoman dan petunjuk jalan hidup, dibakar berkali-kali oleh orang yang sama.

Muslim beriman yang melihat peristiwa ini pasti dadanya bergemuruh, nyesek, sedih, terluka, marah, dendam, dongkol, geram dan ingin sekali membalas dan menghukum pelakunya.

Penghinaan terhadap Islam terulang kembali, politisi sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan membakar salinan kitab suci umat Islam di depan kedutaan Turki di kota Stockholm, Swedia. 

Penguasa di negeri kaum Muslim sendiri hanya mampu mengecam dan mengutuk tindakan pemerintah Swedia yang mengijinkan pembakaran Al-Qur'an tersebut.  

Penguasa kaum Muslim juga tak ada yang berani bertindak lebih tegas dan keras, hanya untuk memboikot ataupun memutuskan semua hubungan kerjasama maupun diplomasi dengan Swedia saja mereka takut. Lebih menyakitkan lagi penguasa Muslim hanya sebagai perpanjangan tangan kaum kufar Barat. Bahkan demi menjaga kepentingan politik mereka seringkali memusuhi umat Islam untuk melanggengkan kekuasaannya.

Umat Islam sendiri lemah, tak punya kekuatan, tak punya pelindung dan terpecah belah dalam sekat-sekat nasionalisme. Merasa kejadian tersebut tidak berada di wilayahnya. Padahal jika terkait dengan Al-Qur'an maka menyangkut kehormatan dan kemulian seluruh umat Islam di seluruh belahan dunia. 

Adanya pemisahan agama dalam kehidupan (sekularisme) menyebabkan umat Islam jauh dari agamanya. Agenda Barat tak hanya membakar Al-Qur'an, tetapi juga membakar akidah umat Islam agar umat makin jauh dari Islam, bahkan berbalik memusuhi Islam sendiri.

Allah berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran/3: 85].

Dari ayat di atas sudah jelas bahwa satu-satunya agama yang benar, diridhai dan diterima oleh Allah adalah Islam. Adapun agama-agama lain, selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah SWT. 

Lalu bagaimana bisa mereka lebih memilih menjauhi dan memusuhi, bahkan mengingkari Islam? Padahal hanya Islam agama yang diterima agar kita bisa kembali ke surga-Nya.

Selama negara masih menerapkan kapitalisme, di mana negara satu dengan negara lain saling terikat kerjasama untuk memenuhi kebutuhan masing-masing negara, apabila terjadi pemboikotan maka tidak akan berlangsung lama karena akan berdampak pada ekonomi suatu negara.

Dibutuhkan persatuan umat Islam seluruh dunia untuk memerangi penghina Islam. Peran negara tak hanya mengutuk, mengecam saja, melainkan menjadikan negara Islam yang mandiri dalam semua aspek kehidupan dalam memenuhi kebutuhan dan menjaga rakyatnya.

Saat negara Islam memiliki kekuatan itu, akan menggentarkan kaum kuffar, tak akan terulang lagi penghinaan terhadap Islam. Mereka takut diboikot, diputuskan hubungan kerjasama maupun diplomasi, diperangi apalagi jika negara mengirimkan kekuatan militer untuk menangkap dan menghukum pelaku penghina Islam.

Semua itu hanya akan terwujud dengan sistem khilafah, yang mampu menjaga dan melindungi umat Islam dari penghinaan maupun menjaga akidahnya. []


Oleh: Yesi Wahyu I.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments