Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekularisme Liberal Menghantui Generasi Muda

TintaSiyasi.com -- Sekularisme liberal telah nyata menghancurkan generasi muda hari ini. Berbagai aksi kriminal kerap terjadi, seperti halnya aksi geng motor yang terjadi di beberapa daerah. Seolah aksi kriminal ini sudah ada yang menginstruksikan agar melakukan aksi kekerasan di jalanan.

Sebagaimana dilansir dari laman detiknews, 11 Februari 2023, seorang pria berinisial LA (21), menjadi korban penyerangan gerombolan pemotor di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Korban yang sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya langsung diserang, sehingga mengalami luka bacok di beberapa bagian hingga sempat dirawat di rumah sakit. Menurut sumber, penyerangan tersebut dilakukan dengan alasan yang tidak jelas.

Kejadian serupa juga terjadi di jalan Pesantren, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Senin 23 Januari 2023, sekitar pukul 2 dini hari. Anggota geng motor membacok seorang mahasiswa Ar (19) di kawasan tersebut.

Gagalnya Sistem Membentuk Generasi Muda

Geng motor pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 1915 atau sekitar 107 tahun lalu di Batavia, yang saat ini dikenal sebagai Jakarta.

Keberadaan geng motor ini tidak lepas dari munculnya sepeda motor. Mereka membuat komunitas sendiri karena memiliki hobi yang sama, kecintaan pada jenis dan merek motor yang sama.

Sayangnya akhir-akhir ini, keberadaan geng motor ini cenderung dinilai negatif oleh masyarakat, padahal tidak semua geng motor seperti itu. 
Karena kerap kali terlibat tawuran antar geng, balapan liar, penjarahan, penggunaan narkoba dan masih banyak keonaran-keonaran lainnya, akhirnya aksi-aksi seperti inilah yang menjadikan geng motor ini negatif.

Maraknya kembali geng motor meresahkan masyarakat.  Semua ini tidak terlepas dari sistem pendidikan yang semakin sekuler. Kondisi ini menjadi cermin banyak hal, di antaranya gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan kepribadian generasi dan mengekspresikan eksistensi dengan cara yang benar.  Demikian juga rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warga 

Awalnya hanya sekadar balapan liar di jalanan, tapi tetap mengganggu juga, sekarang berpindah pola pemikirannya yaitu semakin berani dan brutal untuk menghilangkan nyawa manusia tanpa ampun, bila menghalangi atau dianggap tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka menganggap dirinya itu raja jalanan dan siapapun harus tunduk pada mereka atau kelompoknya.

Perbuatan yang biadab ini bukti gagalnya sistem pendidikan dalam kehidupan sekulerisme liberal saat ini. Dimana agama dipisahkan dari kehidupan. Nilai-nilai agama hanya diposisikan dalam ibadah ritual, bukan untuk mengatur kehidupan manusia, akibatnya mereka merasa bebas berbuat sekehendak hatinya. Generasi muda akhirnya kehilangan jati dirinya sebagai pembangun peradaban.

Mereka tidak tahu perbuatan halal haram, karena mereka hanya memikirkan bagaimana bisa memuaskan hasrat eksistensi mereka, walaupun dengan berbuat anarkis.

Pendidikannya juga berbasis kapitalisme, yang hanya mengedepankan nilai kompetisi dan serapan tenaga kerja, sedangkan penanaman akidah Islam yang menuntun generasi memiliki kepribadian yang baik justru diacuhkan. Pendidikan akidah diserahkan kepada pihak individu masing-masing. 

Sekulerisme liberal juga membuat negara tidak mampu menyelesaikan akar permasalahan secara tuntas. Negara hanya menindak para pelaku geng motor dan  memberi sanksi, padahal sebuah hukuman tanpa adanya edukasi tentang tujuan hidup tidak akan membekas yang ada justru semakin meluasnya tindakan brutal geng motor tersebut.

Akar Permasalahannya Terapkan Syariat Islam secara Kaffah

Dalam Daulah Khilafah, kebobrokan generasi mudah tidak akan pernah dijumpai. Selama 13 abad khilafah tegak, banyak melahirkan generasi berkualitas. Mereka mendedikasikan hidupnya untuk Islam dan kebaikan kaum muslimin. Eksistensi mereka adalah bagaimana bisa menghasilkan karya-karya untuk peradaban Islam.

Walhasil dunia bisa menyaksikan sosok seperti Ali bin Abi Thalib,  Muhammad al-Fatih, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Ibnu Khaldun dan masih banyak generasi muda daulah Islam dengan berbagai karyanya. Hal in tidak lepas dari sistem pendidikan yang ditanamkan kepada mereka.

Islam memerintahkan agar orang tua mendidik anak-anaknya dengan aqidah Islam karena orang tua adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak-anak.

Begitupun masyarakat memiliki kewajiban untuk menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar, sehingga ikut mengoreksi ketika generasi muda melakukan tindak kejahatan.

Apalagi negara dengan segala perangkatnya memiliki kewajiban untuk menerapkan pendidikan Islam. Kurikulum Pendidikan yang diterapkan akan melahirkan anak-anak yang memiliki kepribadian Islam yakni pola pikir dan pola sikapnya secara Islami dan mengajarkan anak-anak terkait ilmu alat, sehingga mereka mampu mengarungi kehidupan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan darinya.

Bukan hanya sistem pendidikan saja yang jadi perhatian negara, media sosial juga diawasi, tayangan kekerasan, pornografi  akan dilarang, bila ada yang melanggar akan diberi sanksi.

Aktivitas geng motor ini juga meresahkan masyarakat, mengganggu keamanan sampai melukai dan membunuh.
Syekh Abdurahman Al-Malik dalam kitabnya :
"Setiap orang yang melakukan aktivitas teror dan mengakibatkan goncangan keamanan atau instabilitas di tengah-tengah masyarakat atau menyebabkan terhentinya atau terlantarnya aktivitas masyarakat, maka pelakunya akan dikenai sanksi penjara dari enam bulan hingga lima tahun."

Dari konsep ini jelas daulah akan menjaga anak-anak sehingga mereka tidak akan mendapatkan celah sedikitpun untuk berbuat amoral seperti kelompok geng motor tersebut. Wallahu'alam bishshawab.[]

Oleh : Tutik INDAYANI
Pejuang Pena Pembebasan

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments