Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Peran Negara Terhadap Kesehatan Anak

TintaSiyasi.com -- Masa depan anak di negri ini semakin suram. Di tengah gempuran pornografi dan tindak kejahatan seksual maupun penculikan, kini kesehatan anak dipertaruhkan. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, jumlah kasus diabetes pada anak  meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 (Liputan6.com, 3 Februari 2023).

Penyakit ini diderita anak usia 10-14 tahun, ini berarti sejak dini mereka sudah terpapar dengan pencetusnya yaitu makanan tidak sehat yang tinggi kadar gula. Makanan ini dikonsumsi setiap hari melalui camilan, dan kebiasaan masyarakat kita yang terbiasa makan makanan tinggi karbohidrat, gula dan minyak.

Padahal diabetes dikenal sebagai salah satu silent killer, ditambah komplikasi penyakit lainnya. Berapa biaya yang dibutuhkan pasien agar bisa bertahan hidup. Mengingat penyakit ini sulit disembuhkan. Apalagi jika diderita generasi muda, ini lebih fatal akibatnya. Usia emas yang seharusnya bisa dimaksimalkan untuk berkarya malah habis di ranjang rumah sakit.

Mengapa bisa terjadi?

Diabetes melitus muncul karena pola hidup yang salah. Minimnya pengetahuan pola makan sehat, yang penting kenyang. Ditambah mahalnya harga komoditi pangan seperti sumber protein (daging, ikan, telur) dan makanan tinggi serat (buah dan sayur mayur).

Melimpahnya aneka jajanan tidak sehat menjadi pemicu kasus penyakit diabetes pada anak. Hal ini diperparah dengan semakin banyaknya ibu bekerja, agar anak tenang ditinggal kerja diberi uang jajan dan gadget.

Tingginya kemiskinan juga makin menambah besarnya kesalahan dalam pola makan.  Uang yang ada hanya bisa untuk membeli beras dan minyak. Mau beli ikan daging sayur sudah tidak ada anggaran. Di sisi lain, terbatasnya modal membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah meski berbahaya.

Tidak ada lagi standar keamanan dan kesehatan barang yang dijual, habis tak tersisa saja sudah untung agar modal bisa diputar lagi untuk hari berikutnya. Jika tidak laku, maka menambah bahan pengawet pun menjadi pilihan agar tidak merugi.

Bagi produsen skala besar, keserakahan pemiliknya juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar. Prinsip ekonomi modal sekecil kecilnya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, membuat mereka memproduksi makanan ringan yang semenarik mungkin agar diminati anak anak.

Banyaknya kasus keracunan dan munculnya penyakit seperti kanker, gagal ginjal dan diabetes pada anak membuktikan betapa berbahayanya makanan yang dikonsumsi anak anak.
Produsen nakal ini tidak jua berhenti memproduksi makanan berbahaya.

Budaya suap yang parah memudahkan mereka mendapatkan legalitas produk aman dari negara. Padahal legalitas ini begitu ribet jika berurusan dengan UMKM bermodal terbatas. Namun begitu lancar bila sudah ada uang pelicinnya. Belum lagi fasilitas kesehatan yang semakin jauh dari jangkauan, membuat penderita berpikir ribuan kali untuk berobat. Mereka lebih memilih bertahan dengan rasa sakit dan pasrah menunggu ajal.

Negara Islam Mampu Memenuhi Kebutuhan Makanan Sehat

Islam menentukan makanan yang dikonsumsi harus halal dan thayyib. Thayyib bermakna makanan atau minuman yang dikonsumsi tidak berbahaya, baik untuk jangka pendek (keracunan) maupun jangka panjang (munculnya penyakit generatif). 

Tidak adanya pengawasan terhadap industri, baik dari sisi produksi maupun distribusi, membuat bahan baku berbahaya mudah ditemui di pasar. Peredaran jajanan anak yang tercemar narkoba, formalin, pewarna sintetis, dan bahan kimia berbahaya lainnya bukan rahasia umum lagi.

Negara berperan besar memutus lingakaran setan ini. Upaya yang dilakukan selain pengawasan ketat pada industri makanan, negara tidak sekedar memberikan informasi yang benar terkait makanan halal dan thayyib. Namun memastikan rakyat mudah mendapatkannya dengan harga terjangkau.

Apalagi ada sanksi yang tegas dan keras bagi industri maupun pedagang nakal. Mungkinkah peran negara ini bisa dipenuhi oleh negara demokrasi. Negara yang dibiayai dari pajak dan upeti pemilik modal. Ditambah jual beli hukum sekaligus aparat yang mudah disuap? Hanya negara  Islam saja yang mampu memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan thaayyib bagi rakyatnya.[]

Oleh: M. Vidya Anggreyani S.I.Kom
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments