TintaSiyasi.com -- Harga beras akhir-akhir ini terus merangkak naik. Bahkan termasuk tertinggi di ASEAN. Meskipun beberapa langkah telah dilakukan pihak pemerintah seperti operasi pasar yang masih terus berjalan secara intensif hingga menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk mengintervensi kenaikan harga beras, namun lonjakan harga beras tak dapat dihindarkan.
Dikutip dari TEMPO.CO (Selasa, 31 Januari 2023) Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas merapat ke Istana Negara. Ia diminta menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi salah satunya berkenaan dengan harga beras yang masih terus naik menjelang bulan puasa dan dan hari raya Lebaran pada Maret-April mendatang. Buwas mengatakan bahwa harga beras menjadi perhatian khusus bagi pemerintah lantaran kenaikannya menjadi penyumbang yang signifikan terhadap level inflasi. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk meredam lonjakan harga beras.
Meskipun demikian, Buwas juga telah bicara blak-blakan soal keberadaan mafia beras yang membuat operasi pasar Bulog tak berdampak pada kenaikan harga beras di level konsumen.
Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, penyaluran beras medium dalam rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras terus diperluas dan ditingkatkan dengan mendorong beras Bulog ke penjualan ritel. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan SPHP sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka stabilisasi harga beras di tingkat konsumen.
Seperti diketahui, beras medium umumnya dipakai untuk Operasi Pasar (OP) di pasar tradisional. Tujuannya untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi ketika terjadi kelangkaan atau harga beras melambung di pasaran. Sudah barang tentu kerja sama Bulog dan ritel modern akan berimbas ke pedagang kecil pasar tradisional. Sebab, di tingkat pedagang, beras medium Bulog terbilang unggul dari segi harga untuk dijual kembali.
Dari beberapa fakta di atas, kita dapat melihat bahwa penjualan beras bulog ke ritel modern pada dasarnya adalah upaya lepas tangan negara. Apabila langkah ini berhasil, maka Bulog akan menghentikan operasi pasar sehingga akan berimbas kepada rakyat kecil dalam menjangkau beras saat harga beras tinggi di pasar.
Dalam sistem demokrasi kapitalisme, orang-orang yang berkuasa menjadi mafia adalah hal yang sangat wajar. Mereka hanya berorientasi kepada keuntungan materi semata untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Inilah salah satu buah diterapkannya idiologi kapitalisme di Negeri ini. Idiologi yang hanya memperkaya segelintir orang dan membuat rakyat kecil semakin miskin.
Akan jauh berbeda bila kehidupan kita diatur oleh aturan yang berasal dari Allah SWT. Negara berlandaskan aqidah Islam yang melahirkan pemimpin umat yang bertaqwa. Sehingga rakyat akan terlindungi dari praktik-praktik oligargi atau mafia.
Sistem Islam dalam bingkai daulah secara menyeluruh akan menerapkan syariat Islam di semua lini kehidupan tak terkecuali dalam bidang pangan. Pendistribusiannya akan terkontrol dengan kebijakan-kebijakan yang memihak kepada rakyat. Sehingga ketersediaan pangan dan swasembada pangan akan terjamin di dalam negeri.
Indonesia dengan potersi sumber daya alam yang melimpah, sangat memungkinkan untuk menjadi negeri yang mandiri. Dengan mengambil solusi satu-satunya bagi bangsa ini agar terbebas dari kungkungan kapitalis yaitu mengubah idiologi negara ini menjadi Ideologi Islam yang sempurna. Wallahua’lam.
Oleh: Dewi Ratih
Aktivis Muslimah
0 Comments