Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Marak Geng Motor, Potret Buram Kehidupan Sekuler Kapitalisme


TintaSiyasi.com -- Jika kita mendengar kata “Geng Motor” mungkin berbagai pikiran berbeda bermunculan di tengah masyarakat. Bagi kebanyakan remaja mungkin itu merupakan sesuatu yang keren dengan sekelompok anak muda masing-masing mengendarai motor sejenis yang kebanyakan kegiatannya touring atau sekadar berkumpul biasa.

Namun apa jadinya kehadiran geng motor saat ini justru mengancam keamanan orang-orang sekitar. Aktivitas mereka mengarah pada perbuatan kriminal, seperti membuat kerusuhan, melakukan aktivitas balap motor tidak pada tempatnya, membegal sampai menghilangkan nyawa orang. Dan yang sangat disayangkan bahwa para pelakunya kebanyakan anak muda yang masih mengenyam pendidikan.

Beberapa kasus yang baru terjadi, Polresta Bogor menangkap empat remaja anggota geng motor ‘Batavia’ yang telah melakukan pembacokan dengan celurit terhadap seorang remaja di jalanan Kota Bogor. Setelah mengeroyok dan membacok, pelaku merampas ponsel dan uang milik korban. Pelaku mengaku konvoi mencari lawan secara acak di jalanan untuk diperdaya (Detik, 13/2/2023).

Hal ini selalu terulang diberbagai daerah, nyawa begitu murahnya melayang karena kesia-siaan. Harus berapa banyak lagi korban yang jatuh dan berapa banyak lagi pemuda yang rusak akibat maraknya fenomena geng motor?


Kehidupan Sekuler dan Liberalisme

Munculnya geng motor bukan hanya disebabkan keisengan semata. Namun banyak faktor yang mempengaruhi, seperti sistem sekuler yang diterapkan di negara yang sistemnya memisahkan agama dengan kehidupan. Walhasil menyebabkan munculnya liberalisme di tengah-tengah masyarakat yaitu kebebasan dalam menjalani kehidupan. 

Undang-undang ciptaan manusia yang menjadi dasar hukum dalam mengatur kehidupan tidak mampu menciptakan masyarakat yang patuh dan beradab. Negara kita mayoritas Muslim namun berkiblat pada ideologi Barat yaitu hidup tanpa sebuah batasan menyebabkan masyarakatnya rusak karena jauh dari ajaran Islam yang mengajarkan nilai-nilai suri tauladan baik. Dan kebanyakan dari mereka hanya menjalankan perihal ibadah mahdah saja.

Berikut faktor-faktor yang mendukung terbentuknya geng motor, yaitu:

Pertama, faktor keluarga yaitu hilangnya peran keluarga seperti seorang ibu atau ayah yang tidak menjalankan fungsi mereka didalam rumah tangga. Jauhnya dari agama tidak membentuk keluarga yang islami, kurangnya didikan kepada anak mengenai akidah Islam. Alhasil, anak tersebut tumbuh sebagai orang yang mudah terpengaruh pada pergaulan yang salah dan terjerumus dalam kesesatan. Sekolah pun tidak mampu mengatasi atau memperbaiki masalah itu, karena sistem pendidikan saat ini hanya berfokus pada nilai akademik.

Kedua, faktor negara yang sedari awal telah salah dalam mengambil sistem kapitalis sebagai sistem yang mengatur kehidupan. Aturan-aturan yang digunakan adalah warisan dari Belanda saat masa penjajahan. Pasal-pasal yang digunakan untuk menghukum manusia tidak dapat memberikan efek jera. Selain hukum yang bermasalah penegak hukumnya pun tidak luput dari rusaknya karena sistem kapitalis ini. 

Mayoritas rakyat makin sulit percaya pada sistem hukum kita karena banyaknya kasus kejahatan yang tidak tuntas. Ditambah pada slogan “hukum tumpul ke atas tajam ke bawah” memang benar adanya sering kita jumpai.

Itulah beberapa penyebab para geng motor terus melanjutkan aksi-kasi kiriminalnya tanpa merasa takut akan jeratan hukum. Negara kita telah gagal dalam melindungi masyarakatnya, maka tidak heran jika ada korban-korban baru maupun pelaku lainnya yang meluncurkan aksi yang sama. 


Islam sebagai Solusi

Sudah diterangkan bahwa dalam sistem Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnahlah yang menjadi pedoman hidup manusia yang artinya antara kehidupan dengan agama tidak terpisahkan. Ini berkebalikan dengan sistem sekuler. Sistem Islam telah memuat seluruh aturan bagaimana hubungan antara manusia dengan Allah SWT (hablumminallah), hubungan antarsesama manusia (hablumminannas) dan hubungan dengan diri sendiri (habluminannafs). Sistem Islam juga memperhatikan aturan pada berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun pemerintahan, dan lain-lain.

Dengan sistem Islam semua akan terorganisir dengan baik. Agama menjadi landasan beramal menciptakan rumah tangga yang islami, peran ibu dan ayah akan berjalan dengan tugasnya masing-masing. Seorang ibu akan menjadi guru atau madrasah pertama dan mendidik anak-anaknya sesuai ajaran Islam, begitu pun ayah yang bertugas mencari nafkah yang halal bagi keluarganya.

Sedangkan negara bertugas menjalankan kepemerintahan Islam secara terstruktur termasuk mengawasi para penegak hukum untuk menjalankan kewajibannya dengan amanah dalam mengadili pelaku kejahatan sesuai dengan syariat Islam yang telah diterapkan. Pasal-pasal yang digunakan juga berbasis Islam seperti pada pemerintahan Rasulullah SAW. 

Dengan hukum Islam manusia akan senantiasa menaati dan takut untuk berbuat kejahatan apalagi sampai menghilangkan nyawa orang karena hukuman Islam sangatlah berat. Dengan begitu permasalahan dapat teratasi termasuk kasus geng motor saat ini yang jelas keberadaannya mengancam keamanan sekitar.


Kesimpulan

Fenomena “geng motor” ini adalah buah dari rusaknya sistem sekuler liberal yang tidak menjalankan syariat Islam sebagai aturan hidup. Pemisahan agama dari kehidupan membentuk manusia tidak takut akan berbuat dosa, tidak peduli mana perkara halal atau haram. Maka dengan Allah SWT menciptakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang akan mampu mengatur manusia sesuai koridor dalam Islam. Dan mampu membentuk kepribadian manusia menjadi berakhlak mulia.

Wallahu a'lam. []


Oleh: Rochie Jiffiani Willys
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments