Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jerat Mafia Perdagangan Manusia Masih Beraksi dalam Kapitalisme


TintaSiyasi.com -- Mafia perdagangan manusia ini nyata adanya. Hal itu dibuktikan dengan adanya penyelundupan calon tenaga kerja dari Indonesia ke Malaysia secara gelap. Dikutip dari media online bbc.com bahwa Chrisanctus Paschalis Saturnus dari Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP) mengatakan, “Semua terorganisir rapi di bawah kendali apa yang disebut mafia perdagangan manusia yang bekerja sama dengan oknum-oknum petugas.”

Mirisnya tindakan ini terjadi bukan hanya di jalur gelap (ilegal) tapi juga melalui pintu resmi. Pintu resmi ini salah satunya berada antar pelabuhan Batam dan Johor Bahru. Taktiknya adalah seolah-olah para calon tenaga kerja masuk ke Malaysia secara resmi sebagai turis. Namun, nyatanya calon pekerja migran diselundupi untuk nantinya dipekerjakan secara ilegal.

Hal ini pun mendapatkan pengakuan dari Benny Rhamdani selaku Kepala Badan Perlindungan Migran Indonesia (BP2MI). Beliau mengatakan bahwa Indonesia masih diganggu sindikat mafia perdagangan manusia saat ini. Para mafia ini pun masih berkeliaran mengambil keuntungan dari bisnis kotor ini secara bebas.

Perekrut lapangan diperkirakan mendapatkan jatah sebanyak Rp.30 juta bagi setiap calon pekerja migran ilegal yang berhasil direkrut. Pada masa sebelumnya satu orang yang berhasil direkrut mendapatkan sebanyak Rp.12 juta dan terus berkembang hingga hari ini. Hal tersebut disampaikan oleh Pendeta Emmy Sahertian selaku pemerhati dan aktivis kemanusiaan.

Tidak hanya itu, disampaikan pula bahwa masyarakat miskin NTT didatangkan secara ilegal. Karena secara ilegal maka mereka pun tidak dapat menuntut perihal kontrak, hak peningkatan SDM, hak buruh dan bisa diambil atau dibuang kapan saja oleh perusahaan. Dengan demikian pekerja ilegal tersebut tidak bisa menuntut apa-apa.

Ini membuktikan bahwa kapitalisme sudah dengan leluasa menguasai para individu. Jaringan mafia ini adalah jebakan berantai yang menindas masyarakat, khususnya bagi mereka yang jauh dari status ekonomi yang baik. Sungguh miris nasib para pekerja yang diperas dan semakin jauh dari kesejahteraannya.

Inilah potret dari kapitalisme yang hanya mementingkan materi. Mengorbankan apa saja dan siapa saja demi keuntungan yang tinggi. Tentu di sinilah masyarakat membutuhkan peran negara guna memberikan solusi dan perlindungan bagi masyarakatnya. Negara perlu hadir guna mengendalikan permasalahan ini sesuai dengan haknya. Untuk itu perlu proteksi yang kokoh dari semua pihak guna mencegah masyarakat menjadi korban dari sistem yang tidak berkeadilan ini. 

Negara hari ini masih tidak mampu membendung tindakan perdagangan manusia ini. Hal itu pun berdampak ke berbagai aspek, mulai dari aspek politik, ekonomi bahkan hingga keamanan. Pemerintah terlihat masih kesulitan menyelesaikan masalah ini dan belum ditemukannya solusi tuntas pada sistem hari ini.

Sebetulnya hal itu adalah buah dari sistem kapitalisme itu sendiri. Hal ini karena asas dari sistem tersebut adalah keuntungan atau kepuasan sepihak. Dengan itu, maka tidak mengindahkan terkait kesejahteraan sosial, kepentingan bersama dan lain sebagainya. Pada sistem ini yang terpenting adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Tidak hanya itu, adanya pemisahan agama dari kehidupan pun menjadi hal yang berdampak pula bagi tindakan ini. Selama dilakukan dengan cantik maka akan tetap dijalankan dan terus berkembang luas, walaupun harus mengorbankan banyak masyarakat.

Tentu memberikan kesejahteraan yang sempurna terhadap masyarakat pada sistem ini adalah hal yang sulit. Karena yang menjadi prioritas adalah mengenyangkan diri sendiri dengan kekuasaan yang dimiliki. Mulai dari negara yang belum mampu memberi solusi terperinci dan ditambah petugas yang berkhianat dengan amanah yang dimiliki. Ini membuat masyarakat menerima dampaknya lagi dan lagi. Tentu diperlukan perlindungan yang hakiki untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Penyelesaian masalah yang terjadi sebetulnya sudah sejak lama tertulis dalam Al-Qur’an sebagai solusi. Sebagaimana dalam QS. An-Nahl ayat 89, “Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”

Al-Qur’an adalah jalan keluar bagi setiap permasalahan dan dengan ketundukan pada-Nya mengarahkan masyarakat pada kesadaran akan tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT kelak. Ketika ketaatan sudah menjadi sandaran, maka tak akan ada lagi yang tega mengorbankan satu sama lain hanya untuk kepentingan duniawi.

Hanya dengan Islam negara mampu menjamin kesejahteraan setiap individu dan masyarakat. Negara melindungi secara nyata dan masyarakat pun bersama-sama saling menjaga. Kesejahteraan akan didapatkan ketika seluruh seluruh aturan Islam diterapkan. Dengan demikian tiada lagi masyarakat yang kebingungan akan masalah keuangan dan tak ada lagi pula yang terpaksa menjalankan pekerjaan yang malah di dalamnya malah diraih ketidakadilan. 

Tentu solusi Islam ini masih sangat asing di telinga masyarakat, yaitu karena telah mendominasinya sistem kapitalisme di tengah-tengah masyarakat. Kezaliman yang dilanggengkan ini adalah bumerang tersendiri bagi sistem hari ini. Masyarakat lambat laun akan menyadari akan hakikat yang menyejahterakan. Mulai dari ayat-ayat Al-Qur’an yang tertulis dan juga sejarah yang telah tertoreh bahwa Islam mampu menjadi sistem yang menyelesaikan seluruh permasalahan. 

Contoh solusi dalam sistem Islam adalah Islam mengharamkan kekerasan termasuk perdagangan manusia, perzinahan, mengganggu keamanan dan lainnya. Islam juga memiliki tindakan yang tegas, adil dan konsisten bagi siapa saja yang melanggarnya.

Inilah saat yang tepat bagi kaum muslim untuk bersungguh-sungguh mengembalikan kehidupan Islam. Karena hanya dengan Islamlah keadilan dan kesejahteraan dapat berdiri tegak. Islam pun mampu mengarahkan manusia agar bangkit secara pemikiran dan mampu menjadikan manusia sebagai sebaik-baiknya umat. Tak lupa Islam pun akan memastikan masyarakat dalam keadaan bersih baik di dunia dan juga bersih dari kejahatan yang hanya mendatangkan kebinasaan. 

Wallahu a'lam.[]


Oleh: Rifdah Reza Ramadhan, S.Sos.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments