Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

L68T Kian Marak, Bencana Merebak

TintaSiyasi.com -- Ada apa dengan negeriku? Kalimat ini yang mungkin muncul dalam benak kita semua. Bagaimana tidak, bencana di negeri ini datang silih berganti. Dari bencana alam berupa banjir dan longsor sampai gempa melanda beberapa daerah dalam rentang waktu yang sangat singkat. Akibatnya, korban jiwa berjatuhan dan kerusakan bangunan dimana-mana serta hilangnya tempat tinggal warga.

Ketika hujan mengguyur bumi ini dengan intensitas tinggi, banjir tak bisa terelakkan. Banjir dan longsor terjadi di beberapa titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Mulai dari Aceh sampai daerah Ibu Kota yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, ada 10 rukun tetangga (RT) di Ibu Kota yang terendam banjir. (Kompas.com, 6/11/2022). 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mencatat, sebanyak 155 bencana alam terjadi sepanjang Januari hingga November 2022. (Kupastuntas.co, 14/11/2022). Banjir mendominasi bencana sepanjang bulan November ini yaitu 18 kali kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBA  (m.antaranews.com, 24/11/2022). Sepanjang 2022 hingga awal November, tercatat ada 365 kejadian bencana alam di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (kompas.com, 14/11/2022). 

Selanjutnya menyusul gempa di Cianjur dengan jumlah korban mencapai 334 jiwa.(kompas.com, 3/12/2022) kemudian tak berselang lama terjadi lagi gempa di Kabupaten Garut dengan kekuatan 6,4 SR.

Belum lagi berbicara mitigasi bencana di negeri ini. Dinilai masih minim. Sekalipun sudah 77 tahun merdeka, Indonesia belum punya sistem mitigasi bencana yang memadai. Misalnya survei Potensi Desa 2019 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dari setiap 15 desa/kelurahan di Indonesia, hanya satu yang memiliki sistem peringatan dini bencana alam (Lokadata.id, 31/08/2022).

Dari sini tampak, ketidakseriusan negara dalam menanggulangi bencana mengakibatkan korban bencana semakin meningkat. Sehingga wajar negara kepayahan mengurusi bencana di negeri ini. 

Ini masih berbicara soal mitigasi yang sifatnya fisik. Belum lagi tentang kerusakan yang diperbuat oleh penduduk bumi yang menjadikan Allah murka. Dan bencana alam menjadi salah satu tanda, Allah ingin mengingatkan manusia untuk kembali ke jalan yang benar. Karena mulai dari proses penciptaan manusia yaitu sejak nabi Adam sampai sekarang, setiap bencana yang datang, umat diminta untuk bermuhasabah. Karena sejatinya kerusakan yang terjadi di darat maupun laut, semuanya karena ulah tangan manusia itu sendiri. 

Sehingga wajar saja Allah turunkan bencana yang bertubi-tubi di negeri ini. Karena terbukti negeri ini telah mengundang murka Allah dengan cara mencampakkan hukum Allah dan membiarkan kejahatan yang sudah jelas dilaknat oleh Allah menjamur serta merajalela di negeri yang mayoritas muslim ini. 

Sebut saja, para pelaku LGBT yang masih saja eksis, bahkan dengan bangga meminta pengakuan dari negara. Berita terbaru, saat Rusia mengesahkan UU untuk menyuarakan HAM bagi pelaku LGBT, kini heboh pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa utusan khusus AS untuk memajukan hak asasi manusia (HAM) LGBTQI+ Jessica Stern akan melakukan perjalanan ke Vietnam hingga Indonesia.  (news.detik.com, 30/11/2022).

Tidak terbayangkan, jika LGBT legal di negeri Islam ini. Karena sudah jelas, pelaku LGBT pada zaman nabi Luth A.S. telat ditenggelamkan oleh Allah, jangan sampai murka Allah kembali menimpa seperti yang ditimpakan kepada kaum sebelumnya. Tentu semua berharap dihindari dari bala bencana. Namun kalau bangsa ini masih saja tak mau berhukum kepada Allah bahkan lebih memilih tunduk kepada hukum jahiliyah, maka tunggulah azab Allah akan datang menghampiri. 

Perlu dicatat, bahwa ketika azab Allah datang, tidak hanya pelaku maksiat yang merasakannya namun orang-orang diam disekitarnya juga ikut kena imbasnya. Untuk itu harus ada dakwah dan perjuangan. 

Seorang muslim hendaknya saling menasehati dalam kebenaran agar hukum Allah terlaksana secara menyeluruh dalam bingkai negara. Karena tak dapat dielakkan, kemaksiatan dan kerusakan yang terjadi di negeri ini tidak lain karena sistem demokrasi yang dijalankan telah nyata memberangus Islam dan menghapus ajarannya serta memberi pintu gerbang bagi diterapkannya hukum yang sesuai kepentingan dan nafsu manusia.

Sehingga tak heran LGBT dan penyimpangan lainnya akan tumbuh subur dalam jaminan kebebasan berekspresi yang dijamin oleh sistem ini. Oleh karena itu dakwah menyeru Islam kaffah harus tepap disuarakan hingga khilafah tegak berdiri sebagai perisai kaum muslimin. Yang dengannya rahmat Allah akan turun dari langit dan bumi menyertai orang-orang bertakwa yang tinggal di dalamnya. Namun sebaliknya, jika kemaksiatan di bumi terus dibiarkan dari hari ke hari semakin merajalela maka hal ini hanya akan mengundang azab Allah. Na'udzubillah

Oleh: Jumratul Sakdiah 
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments