Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pinjol Menjerat Mahasiswa?

TintaSiyasi.com -- Pengamat Keuangan Piter Abdullah menilai ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terjerat pinjaman dalam jaringan (pinjaman online/pinjol) untuk penjualan yang ternyata bodong karena tamak yang tidak memiliki kemampuan keuangan, dan tidak memiliki literasi pengetahuan mengenai masalah ini. Namun, ia mempertanyakan apakah kasus ini penipuan sehingga perlu diusut tuntas aparat hukum. (republika.co.id, 15/11/22). 

"Itu perilaku tamak, rakus yang tidak mau bekerja keras karena membuat pelaku (mahasiswa) spekulatif, apalagi kalau tidak didukung dengan kemampuan keuangan. Persoalan semakin ditambah karena mereka tidak memiliki literasi pengetahuan yang cukup," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (15/11/2022).

Innalillahi, sungguh miris setelah membaca fakta di atas dan hal ini menunjukkan bahwa anak muda khususunya mahasiswa di IPB menginginkan hidup mewah dan terbawa kehidupan hedon. Jadi apapun mereka lakukan agar mereka mendapat uang banyak tidak perduli lagi apakah pinjaman online (pinjol) atau ikut bisnis trading? Astaghfirullah, apalagi mereka miskin akan literasi. 

Bahkan mereka di janjikan oleh kakak kelas akan mendapat hasil uang dari market place yang mereka gunakan untuk membeli barang-barang dan dibayar melalui pinjaman online (pinjol). Seharusnya mahasiswa sadar bahwa hal tersebut menjerat mereka dan sampai saat ini tidak ada hasil uang yang mereka dapatkan. 

Inilah akibat pemikiran sekuler-kapitalisme yang menjangkiti pikiran mereka dan menganggap bahwa kesuksesan di dapatkan dengan meraih sebanyak-banyak materi. Dan tidak perlu menunggu sampai lulus kuliah, mendapat pekerjaan dan mahasiswa yang mandiri tanpa harus dibiayai kuliahnya oleh orang tua. 

Anehnya lagi banyak mahasiswa yang merasa tidak dirugikan dengan masalah pinjaman online  (pinjol). Akibat pendidikan kapitalisme menjadikan pemuda/mahasiswa lupa akan jati dirinya menjadi agent of change dan membentuk suatu peradaban yang gemilang. 

Pemuda sudah menjadi target para pengusaha kapitalis dan pendidikan tinggi memberi ruang yang luas untuk mahasiswa yang mempunyai potensi dalam dunia usaha atau bisnis. 

Karena pendidikan sekuler saat ini mengukur dari beberapa output yang mendapatkan pekerjaan. Jadi membelokkan arah perjuangan mahasiswa atau pemuda yakni mendukung setiap kebijakan rezim neoliberal bahkan menekan semua potensi pemuda agar pemberdayaan mereka diberbagai bilang tidak jauh dari sistem kapitalisme. 

Hal ini seharusnya tidak boleh dibiarkan harus ada arahan agar pemuda kembali pada tujuan sebgai agent of change dan dari cengkaraman sistem pendidikan kapitalisme. 

Memang sangat jauh berbeda dengan Islam yang menanamkan aqidah Islam yang mengatur manusia, alam semesta dan kehidupan. Dari aqidah Islam yang lurus akan melahirkan kehidupan yang benar.

Sebab, Islam dijadikan sebagai ideologi bahkan menjadikan pemuda atau mahasiswa mempunyai kaidah dalam berpikir yang akan membuatmembuat umat maju dan membangun peradaban cemerlang. Pemuda akan memiliki kesadaran berpolitik Islam dan mereka akan sadar bahwa berbagai masalah yang menimpa manusia pada saat ini. 

Bahwa akibat sistem kapitalisme yang merusak dan tidak diridhoi oleh Allah SWT,  mereka akan mulai menyadari dan bangkit serta mencampakkan pemikiran rusak dari benak mereka dan berubah menjadi pemuda yang ideologis yang menjadi pelopor perjuangan umat. 

Serta mampu mengembalikan Islam dan tatanan kehidupan manusia,  keberkahan dan kemaslahatan menyeluruh ada di setiap makhluk dan orientasi pemuda ideologis tidak hanya pada kepentingan diri yang bersifat materi, mengejar kebahagiaan fana saja. Akan tetapi visi mereka ingin menyongsong lahirnya kehidupan Islam. 

Pemuda ideologis akan menyibukan dirinya pada setiap aktivitas yang akan mengantarkan pada visi tersebut. Yakni mereka akan berani menyatakan visi nya secara terang terangan untuk melanjutkan kehidupan Islam baik di dalam maupun luar negeri dalam institusi politik Islam yang disebut khilafah. 

Pada arah inilah seharusnya pemberdayaan pemuda muslim harus diarahkan pada pemuda yang berideologi Islam yang siap memperjuangkan Islam karena atas dasar kesadaran iman meski harus berhadapn dengan peradaban rusak sistem kapitalisme yang menggerus pemikiran, iman dan semangat perjuangan mereka. 

Hanya partai politik Islam ideologis lah yang yang mampu mencetak pemuda pejuang seperti ini. Contoh: Muhammad Al-Fatih, Salahuddin Al-Ayyubi, Ali Bin Abi Thalib dan lainnya. 

Masyaallah sungguh mulia, indah dan sempurna apabila Islam diterapkan dan menjadi ideologi bagi kehidupan pada saat ini. Namun, nyata nya pada saat ini bumi ada lagi institusi Islam yang tegak kembali setelah runtuh pada tahun 1924 di Turki maka sekarang kita harus terus berdakwah, istiqomah bersama jama'ah dakwah, dan sampai atas izin Allah SWT sistem Islam tegak kembali. 

Wallahu' alam bishawwab



Oleh: Yafi'ah Nurul Salsabila
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments