TintaSiyasi.com -- Sejarah tercatat pada tanggal 20 November 2022. FIFA World Cup atau Piala Dunia FIFA pertama yang berlangsung di dunia Arab dimulai. Mengutip dari Arab News, perhelatan besar di dunia sepak bola yang dikenal sebagai Piala Dunia 2022 Qatar memasuki hari pertama pertandingan pada Minggu 20 November 2022 di Doha. Negara tuan rumah menghadapi Ekuador dalam pertandingan pembukaan turnamen di Stadion Al-Bayt. Perjalanan dari memenangkan nominasi pada 2 Desember 2010 hingga kick off besar pada 20 November 2022 bukannya tanpa tantangan dan kontroversi, tetapi untuk tim dan penggemar yang telah mendarat di Qatar, dan jutaan orang di seluruh dunia, waktunya pertunjukan telah tiba.
Jika kita ulik sejarahnya, sepak bola pertama kali ada di China sekitar abad ke-3 dan 2 sebelum Masehi di masa Dinasti Han. Saat itu masyarakat China melakukan sepak bola dengan cara digiring dan dimasukkan ke dalam jaring kecil. Bola yang digunakan pada masa ini terbuat dari kulit hewan. Masyarakat China dahulu menyebut olahraga yang dimainkan di atas bidang persegi ini dengan sebutan tsu chu. Tsu yang memiliki arti menerjang bola dengan kaki. Sementara itu, chu dapat diartikan sebagai sebuah bola yang memiliki lapisan kulit dan berisi. Sepak bola kemudian berkembang dan menjadi olahraga populer ke seluruh dunia. Sehingga, resmi menjadi salah satu cabang olahraga pertama yang dipertandingkan dalam kompetisi olahraga terbesar di dunia, yaitu Olimpiade. Selanjutnya, piala dunia sebagai kompetisi sepak bola internasional pertama kali dilaksanakan pada tahun 1930 di Uruguay.
Antusias masyarakat terhadap sepakbola memancing berbagai kompetisi di berbagai tempat. Dari tingkat desa, hingga piala dunia, pertandingan antar klub, daerah atau negara sehingga telah melahirkan fanatisme ataupun Ashobiyah antar suporter juga sebagai ekspresi dari sebuah cinta atas dasar rasa se-tanah air, sebangsa, senegara, atau sebuah Komunitas. Padahal, sikap ini sangat mudah dalam memancing kerusuhan yang dilakukan suporter.
Dalam Islam, olahraga maupun permainan hukumnya mubah. Akan tetapi, Islam juga mengingatkan agar jangan sampai aktivitas mubah ini berubah menjadi kegiatan lahwun munadhamun (kesia-siaan yang terorganisasi) yaitu perbuatan yang dapat memalingkan seseorang dari kewajibannya, perbuatan yang menyibukkan seseorang dan dapat membuatnya berpaling dari kebenaran. Setiap aktivitas olahraga maupun permainan yang menyebabkan manusia lalai dari tugas utamanya sebagai Hamba Allah yang harus beribadah kepada Allah Swt. dan lalai untuk menyibukkan diri dari kewajiban menuntut ilmu dan berdakwah amar makruf nahi mungkar. Maka, sejatinya telah terjerumus pada hal yang sangat berdosa. Yang perlu kita sadari, ajang kompetisi sepakbola seperti piala dunia selain menyuburkan ashobiyah juga bisa banyak menyita waktu dan perhatian umat. Akibatnya, umat tidak peduli lagi dengan masalah yang menimpanya selain urusan sepakbola.
Padahal, Rasulullah saw mengingatkan kita agar ketika bangun di pagi hari auto mikir kondisi umat Islam bukan skor pertandingan. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang bangun pagi tetapi dia tidak memikirkan kepentingan umat Islam maka dia bukan bagian dari mereka (umat Nabi Muhammad saw ).” (HR. Muslim).
Umat tidak menyadari bahwa dirinya sedang dijajah secara budaya dan pemikiran melalui gempita ajang kompetisi olahraga yang diadakan secara periodik. Oleh karenanya, tugas kita untuk menyadarkan umat akan bahaya ajang olahraga yang melenakan dan bersama-sama untuk aktif ikut mengkaji dan terjun dalam aktifitas dakwah. InsyaAllah terjamin tidak akan melalaikan tetapi justru akan memuliakan.
Oleh: Siti Munawarotil Milah
Aktivis Muslimah
0 Comments