TintaSiyasi.com -- Seolah tak ada pembasahan lain selain menyudutkan Islam. Membuat opini negatif supaya semakin bertambah phobia. Apa saja yang terjadi, Islamlah yang disalahkan. Bahkan, ketika Islam punya solusi pun tak pernah dianggap.
Perbincangan tentang Islam memang tak pernah ada habisnya. Jika yang diperbincangkan tentang kebaikan Islam, tentu tak jadi masalah. Karena memang itu yang harus dilakukan umat. Akan tetapi sebaliknya, jika Islam selalu disudutkan, maka hati umat pasti tersakiti. Oleh karena itu, harus ada tindak tegas di setiap upaya penyudutan Islam.
Lebih menyakitkan lagi ketika pernyataan menyakitkan itu disampaikan oleh seorang tokoh negeri. Pak Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, baru-baru ini mengatakan bahwa agama Islam ialah agama pendatang di Indonesia yang berasal dari Arab. Sehingga umat Islam harus menghormati budaya yang ada di Indonesia. Secara tidak langsung, pernyataan beliau telah menyudutkan agama Islam yang mulia.
Jika dirunut berdasarkan sejarah, bukan hanya Islam saja agama pendatang. Ada Hindu dan Budha juga sebagai agama pendatang dari India dan China. Ketika masa penjajahan, misionaris pun membawa ajaran Kristen. Ini berarti jika mau disampaikan sebagai agama pendatang, maka semua agama juga pendatang.
Agama Islam ialah agama yang diturunkan Allah melalui Rasul terakhir yakni Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam dan harusnya Pak Menteri paham betul tentang hal itu. Selain itu, Islam adalah agama penyempurna, tidak ada yang lebih sempurna daripada Islam. Itu janji Allah.
Bagi Indonesia khususnya, Islam telah terbukti memiliki peran besar dalam membebaskan negeri ini dari penjajahan melalui komando para ulama. Pangeran Diponegoro dengan strategi gerilyanya, Bung Tomo dengan gelora takbirnya, Sultan Hasanuddin si Ayam Jantan dari Timur, dan banyak lagi ulama pendekar Islam. Maka dengan bukti ini, Islam telah berhasil melahirkan generasi-generasi terbaik, tentunya melalui dakwah amar makruf nahi mungkar.
Namun sungguh sulit, jika menegakkan amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah sistem saat ini. Sistem kufur yang mendominasi masyarakat akan menutup pintu kebaikan, mengaburkan halal dan haram, serta menihilkan keadilan. Hal yang baik dianggap buruk dan yang buruk dianggap baik sudah menjadi santapan sehari-hari.
Inilah fakta nyata dari sistem yang lahir di luar Islam. Sangat berbanding terbalik dengan sistem yang lahir dari Islam. Jika saja negeri-negeri kaum muslimin mau menegakkan Islam kembali, pastilah janji Allah akan dirasakan secara nyata. Yaitu akan mendapatkan keberkahan dan membawa kemaslahatan terhadap seluruh kehidupan umat.
“Andai penduduk negeri beriman dan bertakwa, Kami pasti akan membukakan bagi mereka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka malah mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu, Kami menyiksa mereka kerena apa yang mereka lakukan itu.” (TQS. al-A'raf: 69)
Wallahu a’lam bish showab.
Oleh: Eliyanti
Aktivis Muslimah Jembrana
0 Comments