Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perayaan Halloween di Riyadh 2022, Bagaimana Bisa?

TintaSiyasi.com -- Riyadh sebagai ibu kota Negara Arab Saudi, di akhir Oktober 2022 menyedot perhatian dunia, terutama kaum muslim. Setelah terjadi penyelenggaran acara perayaan Halloween di sana. Sejumlah pihak mengutuk adanya acara ini yang menjadi symbol budaya Barat dan bertentangan dengan ajaran Islam. 

Perayaan Halloween Riyadh 2022

Perayaan Halloween di Arab Saudi tahun 2022 ini bertemakan "Scary Weekend", tepatnya diselenggarakan di Riyadh pada 27-28 Oktober 2022. Alasan yang dikemukakan pemerintah Arab Saudi dalam perayaan Halloween kali ini adalah karena ingin memajukan industri desain kreatif, hal ini seperti diberitakan Arab News.

Demi mendukung acara ini, dekorasi Halloween terlihat menghiasi zona ekonomi terbesar Arab Saudi, The Boulevard Riyadh. Pengunjung pun mengenakan kostum Halloween yang menakutkan serta diberikan akses masuk gratis. Tak hanya itu, setiap bangunan dihiasi dengan lampu dan labu berwajah jahat. Ada banyak supermarket menjual produk, pakaian, riasan, dan alat peraga Halloween yang dibandrol dengan harga tinggi. (tribunnews.com, 1/11/2022)

Halloween di Arab Saudi disebut sebagai bagian dari Musim Riyadh, festival olahraga dan hiburan tahunan di sana. Musim Riyadh merupakan bagian dari inisiatif Musim Saudi yang diluncurkan pada 2019. Inilah satu dari sekian banyak transformasi modern yang telah dilakukan sejak pemerintahan Putra Mahkota, Mohammed bin Salman yang menjadi pewaris tahta dan Perdana Menteri Arab Saudi. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan pembatasan social pada kehidupan masyarakat Arab Saudi. Selain itu, Putra Mahkota juga meluncurkan kampanye untuk mengembangkan pilihan hiburan sebagai sektor ekonomi baru selain minyak.

Pro dan Kontra Perayan Halloween Riyadh

Merespon apa yang terjadi di Riyadh ini, publik dan masyarakat Arab Saudi sendiri terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pihak yang ikut serta berpartisipasi pada acara tersebut. Mereka merasa bahwa perayaan ini memberikan semangat baru tersendiri. Persoalan halal haram seakan bukan ranah mereka, namun partisipasi dalam perayaan Halloween ini adalah sebagai hiburan semata yaitu untuk bersenang-senang. Pihak ini juga terwakili oleh banyaknya Muslim yang ikut serta dalam perayaan yang berlangsung dua hari ini. 

Di sisi lain, ada pihak yang menilai bahwa perayaan Halloween ini tidak seharusnya diadakan di Tanah Suci sebagai kiblat muslim. Jelas-jelas bahwa Halloween berakar dari budaya Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Modernisasi telah mengikis jati diri muslim yang harusnya berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni. 

Bahkan, Media Iran pun juga turut berkomentar dengan menyebut perayaan ini sebagai ‘Ignorance under mask of modernity’. Ini adalah acara non Islam yang selayaknya tidak perlu diikuti bahkan dirayakan oleh kaum muslim. Justru, menjadi hal yang sangat berbahaya untuk identitas Islam bagi Muslim yang mengikuti bahkan menikmati perayaan Halloween dan semisalnya. 

Bagaimana Bisa Terjadi?

Islam sebagai satu agama yang sempurna yang mengatur setiap sendi kehidupan manusia sejatinya telah berhasil menampilkan dirinya sebagai satu sistem yang membawa kepada kejayaan dan kemuliaan kehidupan manusia. Hal ini terjadi di masa Islam dan aturannya diterapkan secara menyeluruh. Kehancuran Islam adalah saat aturan Islam itu mulai ditinggalkan dan Muslim berpaling kepada aturan buatan manusia.

Para musuh Islam sangat memahami bahwa Islam memiliki peluang besar untuk kembali pada masa keemasannya. Sehingga, mereka melakukan segala daya dan upaya untuk membuat Islam dalam keadaan terpuruk. Salah satunya adalah dengan kehilangan jati diri mereka.

Sedikit demi sedikit, muslim akan dicekoki dengan gaya hidup yang sejatinya bukan berasal dari Islam. Namun, semua hal tersebut akan dimaklumi dan dipaksakan untuk diterima. Walaupun pada awalnya muslim akan merasa terpaksa menerimanya, lambat laun muslim akan dengan suka rela dan senang hati menerima gaya hidup ini.

Contoh nyata dapat terlihat dari keterlibatan Muslim dan juga negara Arab Saudi ini dalam perayaan Halloween yang notabene bukan berasal dari Islam. Ada pemakluman dalam menjalankan hal ini. Ada pembiaran dan restu negara yang ikut mendukung muslim jauh dari agamanya. 

Hal ini terjadi saat Muslim mulai jauh dari agamanya, bahkan semakin hari semakin tidak memahami ajaran agamanya. Yang dipahami bahwa semua agama membawa kepada kebaikan dan tidaklah mengapa melakukan berbagai hal demi mendapatkan kesenangan dunia tanpa mengindahkan bagaimana syariat mengaturnya. Inilah realitas muslim saat ini yang sangat jauh dari agamanya sendiri. Mereka dengan suka rela menerima budaya Barat yang bertentangan dengan syariat yang justru didekatkan pada kehidupan muslim demi mengaburkan pemahaman mereka yang benar. 

Mau tak mau, muslim harus kembali kepada agamanya. Mendalami agama yang telah dibawa oleh Rasulullah ini dengan lebih benar dan menyeluruh lagi. Sehingga, akan tercapai pemahaman yang benar dan mampu menerapkannya dengan tepat. Tidak mudah tergoda oleh argumen-argumen sesat tentang pemahaman agama lain yang berbalut permisivisme. 

Dengan inilah umat Islam akan bangkit. Kembali memperoleh jati diri sejatinya. Berjuang memperoleh kemuliaan kehidupan dalam penerapan syariatnya. Mengalahkan setiap musuhnya serta segala pemahaman yang bertentangan dengan akidahnya. Insya Allah. Wallahu’alam bishowab.

Oleh: Rochma (Ummu Arifah)
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments