TintaSiyasi.com -- Di era serba modern nyatanya tak membuat semua insan senang. Justru jika dilihat di berita-berita, yang muncul adalah kasus-kasus yang menyayat hati. Contoh saja, kasus pembunuhan, bunuh diri, KDRT, dan kasus sejenis yang dapat menyakiti atau menghilangkan nyawa seseorang makin banyak bermunculan.
Menurut catatan BPS (www.bps.go.id), ada 898 kasus pembunuhan yang terjadi di tahun 2020. Data ini adalah kasus yang terlaporkan. Yang tidak terlapor tentu banyak juga jumlahnya. Bahkan menurut data Potensi Desa BPS 2021 menyebut telah terjadi 5.787 korban bunuh diri maupun percobaan bunuh diri (m.antaranews.com, 8/12/2021). Jumlah yang tidak sedikit.
Insinden-insiden pembunuhan atau percobaan pembunuhan ini tidah hanya terjadi karena dorongan individu saja, tetapi ada juga kasus percobaan pembunuhan secara massal oleh aparat, seperti peristiwa di stadion Kanjuruhan, Malang. Dengan jumlah yang banyak ini, nyatanya sistem di Indonesia belum mampu mengatasinya. Bahkan terkesan acuh.
Banyaknya kasus seperti ini tidak boleh dianggap sepele. Harus ada sinkronisasi antara seluruh lapisan, mulai dari individunya sendiri, keluarga, kerabat dekat, masyarakat, bahkan negara. Alasan klasik tetapi sudah sistemis bisa menjadi alasan terbesar pelaku pembunuhan atau percobaan bunuh diri, seperti depresi dan insecure. Kalau sudah mentalnya yang sakit, akal tak bisa berpikir jernih.
Kurangnya pemahaman tentang agama, minimnya pemahaman tentang hubungan berkeluarga, tuntutan ekonomi yang makin mendesak, dan masih banyak lagi faktor penyebab lainnya juga menjadi alasan pelaku bunuh diri. Maka perlu ada solusi sistemis juga untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan ini. Negaralah yang memiliki andil terbesar dalam hal ini.
Nyawa di dalam Islam sangatlah berharga. Menumpahkan satu darah kaum Muslim tanpa hak di muka bumi sama halnya membunuh semua manusia (syarah Al-Maidah: 32). Hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak menghidupkan dan mematikan seseorang. Oleh karena itu, hargailah nyawa kita, nyawa sesama Muslim, nyawa-nyawa orang berilmu, orang saleh, dan bertakwa. Sungguh, ada balasan besar di Yaumil Akhir sebagai balasan bagi setiap manusia yang beriman. []
Oleh: Maryam Aprilia
Aktivis Muslimah Bali
0 Comments