TintaSiyasi.com -- Geram, lagi-lagi Islam kembali dipersoalkan, dijadikan kambing hitam dalam setiap problem, selalu disudutkan, dan tak pernah dihargai. Yang berjuang menegakkan keadilan dibilang teroris, yang senantiasa menyampaikan kebenaran dibilang radikal. Begitulah action para penguasa laksana diktator yang nampak good di kalangan publik. Namun, banyak sesuatu yang tersembunyi di balik segala kebijakan-kebijakannya.
Menteri Agama, Yaqut Cholill Choumas kembali mendapat kecaman warga net. Kali ini, akibat pernyataannya baru-baru ini yang menyebut Islam adalah agama pendatang di Indonesia yang berasal dari tanah Arab. Karena itu, kata dia, Islam harus menghormati budaya yang ada di Indonesia. Akibat pernyataannya di podcast Deddy Corbuzier ini, Yaqut bahkan dianggap menistakan agama (Indeks News, 1/11/2022).
Pernyataan Yaqut terkait Islam agama pendatang dari Arab sama sekali tidak bermanfaat untuk umat Islam karena agama lain pun sama halnya dengan Islam, yaitu pendatang. Dan benar bahwa ini adalah penistaan agama seolah-olah Islam tak pernah menghormati budaya dan intoleransi. Pernyataan ini sangat menyakiti hati kaum Muslim. Sebabnya Islam yang selalu dipermasalahkan, padahal Islam selalu bersikap toleran dan menghargai terhadap sesama umat manusia meski berbeda agama dan Islam pun tak pernah memaksa non-Muslim untuk masuk ke dalam agama Islam.
Yaqutnya sendiri adalah beragama Islam, mengenakan pakaian seperti umat Islam lain, pun mengenakan songkok, dari penampilannya itu nampak beragama Islam. Permasalahannya, mengapa ia malah menistakan agama Islam jika ia sendiri adalah beragama Islam.
Dari sini jelas bahwa ia tidak pro terhadap Islam sama seperti sebelumnya yang mana ia menyetarakan suara azan dengan gonggongan anjing, padahal kalimat-kalimat dalam azan adalah kalimat yang dimuliakan. Mengapa disamakan dengan hewan anjing? Bukan hanya pernyataan Menag, namun banyak pula pihak lain yang seolah-olah terus mengusik dan mempersoalkan Islam dan umat Islam, di manakah letak keadilan bagi umat Islam bila Islam terus dipersoalkan sedangkan agama lain pun tak pernah dipersoalkan padahal negara Indonesia sendiri tak akan pernah ada tanpa Islam dan peran besar kaum Muslim, karena dahulu jauh sebelum kemerdekaan Indonesia banyak sekali para ulama demi menjaga negara ini dari para penjajah seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Pattimura, dan lain-lain. Mereka adalah para pejuang Islam yang berjuang dengan gigih melawan penjajah. Ada apakah di balik pernyataan itu? Mengapa Islam yang selalu dipersoalkan?
Negara Indonesia adalah negara yang menerapkan kapitalisme, yang mana agama tidak boleh dicampuradukkan dalam kehidupan sehari-hari atau agama dipisahkan dari kehidupan. Dalam kapitalisme pula, tujuan dari berbuat adalah untuk mencari materi semata, maka mereka bahagia apabila materi itu tercapai sepuas-puasnya tanpa memandang halal haram. Berbeda dengan Islam yang mana Islam adalah agama menyeluruh yang mengatur dalam kehidupan manusia. Atas dasar itulah mereka pasti akan menyingkirkan segala apapun yang menghalangi kepentingan mereka. Karena itu, Islam selalu di stigma negatif oleh para penguasa diktator. Padahal Islam adalah agama yang benar yang diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
Islam tidak boleh distigma negatif karena Islam satu-satunya agama yang mulia dan diridhai oleh Allah SWT. Islam disampaikan kepada Rasulullah SAW sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya dan Islam disampaikan kepada umat manusia sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan menyeru pada umat manusia agar masuk pada Islam karena hanya Islam satu-satunya agama yang benar dan meskipun begitu, Islam pada umat manusia tanpa paksaan. Yang ikhlas dan mau berpikir pastilah mudah dalam menerima dakwah Islam. Berbeda dengan mereka yang sombong atau dalam hatinya terdapat penyakit atau tak mau berpikir pasti akan menolak dakwah Islam. Meski begitu, mereka tak akan dipaksa memeluk Islam. Sebagaimana firman Allah SWT, “Tidak ada paksaan untuk memeluk Islam. Sungguh telah jelas perbedaan antara petunjuk (kebenaran) dan kesesatan…” (TQS Al-Baqarah : 256).
Islam sebagai rahmat bagi alam semesta dan terbukti Islam banyak melahirkan para ilmuwan-ilmuwan hebat, individu-individu dan masyarakat yang cerdas dalam perjalanannya menjadikan kejayaan berada di tangan mereka sebagaimana dulu selama 14 abad lamanya. Mereka menerapkan Islam secara keseluruhan. Dan karena penerapan Islam secara menyeluruh itulah yang seharusnya diterapkan karena itulah yang pasti akan mendatangkan keberkahan bagi bangsa.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS Al-A’raf : 96).
Karena itu, Islam tidak boleh dipersoalkan, Islam harus diterapkan secara kaffah, sebagai solusi atas segala persoalan yang membelit negeri ini. Islam bukan pembawa kesengsaraan, namun Islam adalah solusi hakiki. Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Nabila Inas
Aktivis Pelajar Peduli Bangsa
0 Comments