TintaSiyasi.com -- Terkait dengan ancaman perang nuklir Amerika dan Rusia, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengingatkan ancaman nuklir negara yang berwatak kapitalistik itu nyata.
“Karena faktanya negara yang kuatlah yang bisa mendominasi dunia ini secara global dan ketika negara yang kuat ini dikuasai oleh negara-negara yang berwatak kapitalistik yang rakus, yang kemudian punya strategi imperialisme. Saya pikir ancaman terhadap keamanan dunia dengan nuklir yang dimiliki Amerika itu nyata,” katanya dalam YouTube Khilfah News dengan tema Pelucutan Senjata Nuklir Gagal, Apa Bahayanya?, Sabtu (29/10/2022).
Ia memberikan alasan, bahwa sebenarnya posisi Amerika Serikat pasca perang dingin adalah menjadi negara pemegang hegemoni tunggal global. Karena ia melihat, kekuatan Uni Soviet yang menjadi rival selama Perang Dingin telah jatuh.
“Dunia khawatir perselisihan di antara dua negara, yang satu adidaya yang satu mantan adidaya yang memiliki salah satunya senjata nuklir. Ini berimbas kepada konflik atau krisis secara global. Apalagi tadi kalau disinggung mungkin masih gertakan upaya untuk penggunaan senjata pemusnah masal nuklir,” terangnya.
Berlandaskan kepada fakta yang terjadi, Budi mengungkapkan, bahwa pasca perang Ukraina, hubungan Amerika dengan Rusia seolah-olah menjadi hubungan yang saling berhadap-hadapan, dengan menebar ancaman-ancaman yang tentunya mengkhawatirkan masyarakat internasional.
“Jadi kalau kita lihat pola relasi antara Rusia dengan Amerika memang bisa disebut sebagai titik terendah, tetapi sebenarnya hubungan antar negara itu kan dinamis. Mereka kadang bersaing di satu sisi, tapi di sisi lain tentu mereka juga mendapatkan keuntungan-keuntungan politik. Karena banyak aktor, banyak faktor yang terlibat. Kita tidak bisa men-judge dari satu atau dua peristiwa saja,” ungkapnya.
“Makanya untuk tidak terjadi, tentu negara-negara yang memiliki senjata nuklir itu harus dipimpin oleh orang yang berpikir tentang tentang kemanusiaan, tentang idealisme umat manusia. Kalau dalam bahasa Islam tentang rahmatan lil alamin, bahwa hidup itu harus menjadi kebaikan untuk semua,” tambahnya.
Jadi menurutnya, untuk mencegah hal itu harus dimunculkan kesadaran politik yang tinggi di negara-negara tersebut. Kalaupun tidak menurutnya, harus dimunculkan negara adidaya baru yang memang memiliki karakter ideal negara yang betul-betul menyebarkan rahmat.
“Bahwa kepemilikan senjata itu, bukan untuk menghancurkan manusia tetapi untuk mengamankan manusia memakan negara-negara yang lemah gitu. Bukan kemudian untuk mengeksploitasi negara-negara lain agar katalisnya itu tercapai, seperti yang sekarang ditunjukkan oleh Amerika dan sekutu-sekutunya,” pungkasnya. [] Sri Nova Sagita
0 Comments