Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menggunakan Islam Bisa Wujudkan Idola

TintaSiyasi.com -- Indonesia dikenal dunia sebagai negerinya orang ramah, serta memiliki sikap hangat. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan situasi yang dialami oleh rakyat itu sendiri. Di negeri ini kekerasan yang terjadipun tak kalah banyaknya. Mulai dari intimidasi, perundungan, kekerasan seksual hingga pembunuhan. Apalagi kejahatan tersebut juga menyasar sebagian besar anak-anak. Berita mengenai kekerasan terhadap anak sering dan kerap disiarkan di layar kaca. Apalagi berita mengenai hal tersebut juga kerap kali mampir di beranda akun medsos daerah kita. 

Padahal anak-anak adalah cikal bakal masa depan suatu bangsa. Maka harus terpenuhilah kebutuhan utamanya, seperti halnya rasa sejahtera, tenang dan tentram. Berbekal dari persoalan tersebut, Indonesia ingin mewujudkan negeri tentram bagi warganya serta layak bagi kehidupan anak - anak. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) ingin mendorong publik agar berpartisipasi dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. 

Menurut beliau, yakni Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan bahwa pemenuhan hak dan perlindungan anak di Tanah Air perlu menjadi prioritas bersama. Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) terus mengajak semua pihak berperan melalui sinergi dan kolaborasi bersama dalam rangka perlindungan anak Indonesia. "Kementerian PPPA terus mendorong partisipasi publik dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak di Indonesia. Dengan peran aktif semua pihak diharapkan dapat mengoptimalkan program pemerintah dalam rangka menciptakan generasi unggul dan berkualitas," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta (Republika.co.id, 16/10/2022)

Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) baru-baru ini menyelenggarakan Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional yang bertema “APSAI Maju, Anak Indonesia Terlindungi. Acara tersebut digelar mulai tanggal 14 sampai 15 Oktober 2022 secara hybrid serta dihadiri oleh anggota APSAI pusat dan 18 APSAI daerah di Indonesia. Acara tersebut membahas tentang pengesahan tata tertib munas, penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pengurus APSAI serta rapat yang melahirkan rekomendasi-rekomendasi untuk dikerjakan oleh pengurus APSAI pusat periode mendatang. Dari acara tersebut maka akan terbentuklah program 100 hari kerja untuk mewujudkan kesatuan langkah pusat dan daerah menjadikan Indonesia Layak Anak 2030.  

Menjadi negari yang layak anak memang adalah ambisi besar. Sayangnya tak disertai langkah nyata dari pemerintah. Bahkan penghargaan Kota Layak Anak (KLA) yang diselenggarakannya pun hanya sebatas formalitas dan seremonial. Karena fakta di lapangan menunjukkan bahwa tak sedikit kota/kabupaten yang meraih penghargaan, namun kekerasan terhadap anak masih saja terjadi. Anehnya lagi penghargaan tidak lantas dicabut atau dibatalkan. 

Makin nyatalah kalau Indonesia Layak Anak hanya sekedar mengejar gelar, namun tanpa aksi nyata. Wajar, karena negeri ini  menganut sistem kapitalisme liberal. Sehingga lebih mementingkan urusan materi daripada urusan rakyat apalagi anak-anak. Permasalahan pun tak pernah usai, mulai dari anak terlantar, korban konflik, korban bencana, korban penculikan, kekerasan seksual, hingga perdagangan manusia, masih mengancam kehidupan anak-anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan, periode Januari-Juni 2022 tercatat sebanyak 2.010 kasus.

Karena itu sangat mustahil negeri ini akan pernah mencapai tujuan Indonesia Layak Anak yang seharusnya. Memang harus disadari oleh semua pihak, bahwa perlindungan anak hanya akan dapat terwujud dalam sistem yang benar-benar memihak kepada kepentingan manusia. Bukan sistem yang ada sekarang, sistem kapitalis yang hanya mementingkan kesenangan diri dan abai terhadap kewajiban dan tanggung jawab yang mesti dipenuhi. 

Dengan adanya naungan Islam, maka negeri yang layak di tinggali pun pasti akan terwujud. Bukan sekedar layak anak tapi juga sejahtera, untuk semua kalangan umur baik pria maupun wanita. Karena Islam memiliki mekanisme berlapis lapis dalam menjaga keselamatan anak dan mewujudkan perlindungan secara nyata. Di dalam Al-Qur’an sendiri sangat banyak muatan kisah tentang anak-anak, apalagi kisah tentang anak saleh keturunan para Nabi. Dalam kisah tersebut menyiratkan pesan tentang pendidikan dan perlindungan anak. Hal ini menunjukkah bahwa Islam sangat memandang, perlindungan terhadap anak adalah sesuatu yang sangat penting. 

Karena Islam memandang anak sebagai karunia yang mahal harganya lagi suci. Maka perlindungan terhadapnya, harus benar-benar diwujudkan mulai dari lahir hingga dewasa kelak. Perlindungan dalam Islam meliputi psikis, fisik, intelektual, moral, ekonomi dan lainnya. Diwujudkan dalam bentuk pemenuhan  hak mereka, menjamin sandang panganya, nama baik dan martabatnya, kesejahteraan, memelihara pergaulan mereka serta perlindungan dari kekerasan. Semua itu hanya akan terwujud jika negara menerapkan sistem Islam didalamnya. Waallahu’alam bishowab

Oleh : Deny R 
Komunitas Setajam Pena

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments