Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Sebabkan Ketimpangan Hidup

TintaSiyasi.com -- Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Yang kaya makin jaya,  yang miskin makin sengsara. Itulah penggalan lirik lagu dari Rhoma Irama yang sangat terkenal dan cocok untuk menggambarkan kondisi rakyat Indonesia saat ini. Ketika sebagian rakyat Indonesia kesempitan hidupnya. Bahkan untuk makan sehari hari saja sangat susah. Yang kaya semakin mudah memupuk kekayaannya karna banyak modal. Sedangkan yang miskin semakin sempit penghidupannya. Dikarenakan ketiadaan modal dalam berbisnis dll. 

CNNIndonesia.com (30/9/22) melansir, Indonesia masuk dalam 100 negara paling miskin di dunia. Hal ini diukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita.

Mengutip World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020.

Sebelumnya, Bank Dunia (World Bank) mengubah batas garis kemiskinan. Hal ini membuat 13 juta warga Indonesia yang sebelumnya masuk golongan menengah bawah menjadi jatuh miskin.

Garis kemiskinan yang digunakan BPS pada Maret 2022 tercatat Rp505.469,00 per kapita per bulan dengan komposisi GKM sebesar Rp374.455,00 (74,08 persen) dan GKNM sebesar Rp131.014,00 (25,92 persen).

Sudah sangat jelas dari fakta di atas banyak warga negara Indonesia yang miskin. Akan tetapi berbanding terbalik dengan fakta yang ada saat ini. Sungguh ironis, ditengah banyaknya warga miskin di Indonesia namun ada orang-orang yang membeli mobil mewah dengan harga milyaran rupiah. Oto.detik.com (29/9/22) melansir, Belum lama ini, Range Rover baru resmi meluncur di Indonesia. Kendaraan tersebut merupakan generasi kelima dan dibanderol mulai Rp 5,9 miliar dengan status off the road. Meski mahal dan baru diluncurkan, namun stok yang tersedia di Tanah Air sudah nyaris habis. Lho, kok bisa, ya, detikers?

Range Rover baru masuk ke Indonesia melalui PT JLM Auto Indonesia. Kendaraan tersebut rupanya berstatus limited dan hanya tersedia 50 unit di dalam negeri hingga akhir tahun. Setidaknya, hal itu yang disampaikan Direktur Pemasaran PT JLM Auto Indonesia, Irvino Edwardly saat peluncuran produk di Jakarta Selatan.

Ketimpangan Hidup Tinggi Akibat Kapitalisme 

Puluhan juta rakyat Indonesia hidup dalam garis kemiskinan. Ironisnya, ada orang kaya yang berbondong-bondong membeli mobil dengan harga milyaran rupiah. Ketimpangan hidup yang terjadi sungguh nyata. Peristiwa ini hanya terjadi dalam negara yang menerapkan Kapitalisme-Sekulerisme. Di mana rasa iba orang-orang kaya terhadap orang-orang miskin yang untuk makan sehari-hari saja susah.

Kapitalisme meniscayakan ketimpangan hidup karena yang kuat (pemilik modal) bisa memiliki apapun. Hidup diibaratkan kompetisi dalam ring tinju. Yang kalah (rakyat biasa) akan terpental dari ring, tak punya hak hidup dengan layak.

Sumber daya alam yang melimpah ruah, yang seharusnya menjadi milik rakyat pada faktanya dikuasai oleh segelintir orang. Penguasa atau negara hanya bertindak sebagai fasilitator/regulator. Tak ayal, rakyat biasa (bukan pemilik modal) menjadi sapi perah. Mereka bekerja siang-malam namun upah tak seberapa, dan masih dibebani pajak yang cukup tinggi. Terjadilah ketidakmerataan distribusi kekayaan yang tinggi antara si kaya dan si miskin. 

Islam Kafah Meminimalkan Ketimpangan Hidup 

Hal ini berbeda dengan sistem Islam yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Penguasa atau negara hadir sebagai raa'in (pelayan rakyat) dan juga junnah (perisai). Sumber daya alam yang melimpah akan dikelola sebaik mungkin oleh negara. Kemudian hasilnya dipergunakan untuk memenuhi hajat hidup rakyat banyak. Pos pemasukan kas negara tidak bertumpu pada pajak ataupun utang luar negeri. 

Islam menjaga agar naluri kemanusiaan (tolong menolong) antara yang kaya dan miskin saling membantu. Islam mewajibkan muslim yang kaya untuk menunaikan zakat dan mendorong mereka untuk gemar bersedekah. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an berikut ini.

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allâh Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (at-Taubah: 103)

“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh amat keras hukumanNya.” (Qs. al-Hasyr: 7)

Hal ini hanya akan terjadi ketika negara menjaga rakyatnya terikat dengan hukum syara' dan juga menerapkannya secara kaffah (menyeluruh) dalam kehidupan. Wahai kaum muslimin, tidakkah kita rindu hidup dalam sistem yang menerapkan Islam kaffah?

Wallahualam bissawab



Oleh : Venni Hartiyah
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments