Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

HIV/AIDS Meluas Hingga ke Kalimantan

TintaSiyasi.com -- Epidemi AIDS, yang telah diketahui hampir 40 tahun lalu, telah berdampak besar pada masyarakat di seluruh dunia. Meskipun pertama kali ditemukan di Amerika, dampaknya telah meluas hingga ke Kalimantan yang berjarak belasan ribu kilometer jauhnya. Tentu saja, virus dibawa oleh orang yang sudah tertular penyakit berbahaya ini masuk ke Kalimantan. 

Bukti telah menunjukkan, penyebab terbesar penularan HIV AIDS  adalah seks bebas dan penggunaan NAPZA. Di Kalimantan Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel mencatat 237 kasus konfirmasi HIV (data Dinkes Kalsel Januari - Juli 2022). Sementara itu, ada juga yang belum diobati karena enggan atau malu apabila ketahuan orang lain. Padahal stok antiretroviral (ARV)- obat HIV dan AIDS di Kalsel masih banyak.

Pemerintah telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan pengidap HIV AIDS dan promosi penggunaan kondom untuk meminimalkan penularan. Walikota Banjarmasin, pada peringatan hari AIDS sedunia, mengingatkan warga kota Banjarmasin, tidak hanya waspada terhadap Covid-19, tapi juga virus HIV dan AIDS. Dari data seluruh Kalsel, jumlah kasus HIV dan AIDS 40 persen berada di Ibukota Provinsi (https://www.antaranews.com, 27/12/2021).

Penyakit HIV dan AIDS telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena di samping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya. Inilah yang menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena). Jumlah kasus HIV dan AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Tidak ada negara yang tidak terkena dampak penyakit ini. 

Di Indonesia epidemi HIV masih banyak terkonsentrasi pada Injecting Drug Users (IDU), laki-laki berhubungan seks dengan sesamanya, dan penjaja seks (heteroseksual maupun homoseksual) beserta pelanggan maupun partner seks tetapnya.

 Pandangan Islam terhadap HIV dan AIDS

Sangat ironis, Banjarmasin yang terkenal sebagai kota yang religious dan memiliki slogan BAIMAN dalam bahasa Indonesia maknanya beriman, tak luput dari penularan virus HIV.

Islam memandang bahwa HIV dan AIDS bukan semata mata  masalah kesehatan (medis), melainkan akibat dari kebebasan berperilaku dari sistem hidup sekuler. Sehingga, saat perilaku seks bebas memasuki kota yang terkenal religious sekalipun, tak menampik penularan virus akan terjadi. Bahkan mekanisme Islam untuk menyelesaikan masalah HIV dan AIDS, tidak sekedar mencari obat dan mengobati penderita, melainkan menyelesaikan akar penyebab penularan virus yakni perilaku seks bebas dan penggunaan jarum suntik NAPZA.

Ada satu pameo yang telah cukup lama dikenal, bahwa prostitusi adalah pekerjaan yang paling tua yang pernah dikenal manusia. Sejak jaman Cleopatra berkuasa sampai dengan era millenium tiga sekarang ini, profesi yang banyak mengundang kontroversi ini terus berlangsung. Tidak terhitung banyaknya berbagai diskusi, perdebatan dan keinginan untuk menghilangkan atau paling tidak mengeliminir pekerjaan ini, tapi tetap tidak pernah menyelesaikan masalah secara komprehensif. Sementara, penularan virus HIV AIDS semakin meluas jika prostitusi dan seks bebas tidak lantas dihentikan secara totalitas.

Mekanisme Islam untuk mencegah penularan HIV AIDS dengan menerapkan sistem pergaulan Islam dan sistem sanksi yang tegas bagi pelaku maksiat.  Sistem kesehatan didalam sistem Islam merupakan mata rantai yang berkelindan dengan sistem kehidupan yang lain. Tak cukup memberi obat kepada penderita jika rantai penularan tidak segera dihentikan.

 Masyarakat yang sehat lahir dari individu yang sehat, lingkungan sosial yang sehat dan negara yang menerapkan sistem kesehatan sesuai syariat Islam. Menurut pandangan Islam masyarakat yang sehat adalah masyarat yang menerapkan pola hidup yang sehat termasuk perilaku seks dengan pasangan halal yang tetap. Adapun penyalahgunaan NAPZA, di dalam sistem kehidupan Islam insyaAllah tidak akan sulit diselesaikan dengan sanksi hukum yang tegas.   

Mekanisme Islam melalui penerapan sistem pendidikan, sistem pergaulan, sistem ekonomi dan sistem sanksi yang tegas akan menjadi penopang pencegahan semakin luasnya penularan HIV dan AIDS melalui seks bebas dan penggunaan jarum suntik NAPZA. Penerapan sistem inilah yang akan melahirkan perilaku yang didasarkan pada ketakwaan. Dengan demikian, kebutuhan umat akan penerapan syariat Islam secara kaffah tak bisa lagi menunggu lama. Dia adalah kewajiban seluruh muslim untuk segera mewujudkannya, agar bayi bayi tak berdosa, ibu ibu rumah tangga yang menjaga kehormatannya dapat terselamatkan dari ganasnya penularan HIV AIDS yang tak memandang agama, usia dan jenis kelamin. Wallahualam bisaawab


Oleh: Nur Annisa Dewi, SE, M.Ak.
Aktivis Muslimah


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments