TintaSiyasi.com -- Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga telur ayam ras naik lagi. Secara rata-rata nasional harga telur ayam ras pada 23 Agustus 2022 naik Rp100 jadi Rp31.000 per kg dari sehari sebelumnya Rp30.900 per kg.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni sebelumnya pernah mengatakan, harga ayam akan terus berfluktuasi setelah Lebaran 2022 dan akan kembali beranjak naik setelahnya.
Pasalnya, populasi ayam petelur di dalam negeri terbatas akibat efek domino pandemi Covid-19 yang membuat peternak tak banyak melakukan regenerasi. Akibatnya terjadi kekosongan produksi, sementara biaya produksi semakin naik, dan permintaan baru membaik akhir-akhir ini.
Kemendag mencatat, harga telur ayam ras rata-rata nasional per 22 Agustus 2022 melonjak 10,36% dari Rp28.000 pada 23 Mei 2022 menjadi Rp30.900 per kg.
Di mana, referensi harga telur tingkat peternak nasional pada 5 Agustus 2022 turun 2,97% dari Rp24.997 per kg di 23 Mei 2022 menjadi Rp24.255 per kg. Pada 23 Februari 2022, harga rata-rata telur ayam ras nasional masih tercatat di Rp24.400 per kg. Dengan referensi harga tingkat peternak Rp18.593 per kg.
Harga terpantau berfluktuasi hingga sebulan terakhir. Pada 23 Juli 2022, harga telur ayam nasional sudah naik ke Rp29.200 per kg.
Kini, harga ayam terus naik, bahkan di Jakarta cetak rekor ke Rp33.000 per kg. Sejumlah faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam ras yaitu kenaikan permintaan terhadap komoditas bapok tersebut dengan adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Akibat kenaikan permintaan, tidak sedikit pedagang besar yang meningkatkan stok telur untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat, selain untuk keperluan mendukung program bansos/penyaluran telur kepada masyarakat. Sementara tingginya HPP peternak dipengaruhi tingginya harga bahan baku pakan (sekitar 65 persen dari HPP), baik yang berasal dari dalam negeri seperti jagung, maupun bahan baku asal impor seperti soy bean meal (bungkil kedelai) dan meat bone meal (tepung tulang dan daging).
Lebih lanjut dia menuturkan, pada periode Februari-Maret 2022, harga telur ayam ras di tingkat peternak sempat menurun. Itu membuat para peternak ayam petelur melakukan afkir dini atau pengurangan populasi hampir 30 persen untuk mengurangi beban produksi dan kerugian. Harga telur naik salah satunya juga dipengaruhi oleh naiknya harga pakan. Sehingga berimbas ke semua masyarakat terlebih masyarakat miskin.
Beberapa penyebab yang telah dituturkan tersebut akibat dari gagalnya pemerintah dalam pengelolaan pendistribusian telur sehingga menyebabkan kelangkaan di satu wilayah yang kemudian dijadikan batu loncatan para pedagang kelas atas untuk menaikkan harga dalam memenuhi lonjakan permintaan masyarakat.
Harusnya pengelolaan tersebut diatur dalam sistem Islam. Sehingga dapat mendistribusikan apa yang dibutuhkan masyarakat ke seluruh individu masyarakat. Dalam sistem Islam pemerintah wajib mendistribusikan apa yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan syariat. Termasuk dalam hal pendistribusian pakan peternak akan diberikan secara mudah serta diberikan secara cuma-cuma atau murah kepada masyarakat dalam rangka membantu usaha masyarakat.
Dengan mekanisme pendistribusian yang merata kepada seluruh elemen masyarakat, maka akan memberikan rasa aman dan sejahtera dalam diri masyarakat terhadap kebutuhan mereka. Tanpa ada kekhawatiran yang mendalam terhadap sulitnya mendapatkan bahan pokok yang mereka butuhkan. []
Oleh: Dina
Sahabat TintaSiyasi
0 Comments