Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Muharam: Hijrah untuk Perubahan Politik


TintaSiyasi.com -- Tanggal 1 Muharam menjadi tanda pergantian tahun bagi umat Islam. Tak terasa kaum Muslim telah memasuki tahunnya yang ke 1444 H semenjak peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa yang sarat makna dan menjadi awal mula penanggalan Islam.

Umat Islam mengakhiri tahun sebelumnya dengan doa akhir tahun dan mengawalinya pun dengan doa pula. Dengan harapan semoga segala dosa atas maksiat yang dilakukan, diampuni oleh Allah SWT. 

Momen ini juga memberikan lecutan semangat hijrah pada umat Islam saat ini yang sepatutnya tidak berhenti pada perbaikan individu maupun komunitas saja. Namun diarahkan pada terwujudnya perubahan menuju negeri yang baldatun thayyibah wa rabbun ghafur. Penerapan syariat Islam kaffah pada hakikatnya adalah suatu hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan mengawalinya ketika menjalani proses hijrah dari Makkah ke Madinah. Sehingga dalam hal ini, proses hijrah yg dilakukan Rasulullah SAW bukan hanya sebatas makna berpindah dari satu tempat ke tempat lain. 

Oleh sebab itu, kita butuh penyatuan umat yang taat kepada Islam, sesuai amar makruf nahi mungkar. Perubahan yang tidak memisahkan kepentingan politik, kehidupan bersosial, dan agama. 

Hijrah juga harus didasari pada evaluasi atas sistem politik dan kepemimpinan yang saat ini sedang berjalan. Melakukan perubahan level keumatan menuju sistem politik dan kepemimpinan Islam. Menegakkan sistem yang berasal dari Allah SWT bukan bersumber dari manusia yang notabenenya banyak khilaf dan kesalahan.

Banyaknya permasalahan di kehidupan bermasyarakat dalam sistem demokrasi dan kapitalisme tanpa adanya solusi tepat dan pasti. Kemiskinan semakin meningkat, mulai dari kemiskinan tingkat ekonomi, pemikiran, keimanan, dan akhlak. Kebebasan yang dianut oleh sistem kapitalis demokrasi menjadikan generasi yang rapuh, depresi, generasi free seks, generasi yang tidak cemerlang. 

Jika ditelisik, semua persoalan kehidupan ini sejatinya berakar dari penerapan sistem kapitalis yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan. Agama tidak hadir sebagai pengatur kehidupan, tetapi hanya dibatasi dalam hal spiritual saja. Padahal sebagai seorang Muslim, selayaknya kita berkacamata pada keimanan. Karena ternyata segala kerusakan yang terjadi di atas bumi, bukan semata-mata ketetapan (qadla) dari Allah. Tapi, di sana ada andil dari manusia. 

Jika sistem ini tidak diubah ke sistem yang memberikan solusi tepat, terbaik, tuntas ke akar permasalahan (Islam) maka harapan sejahtera untuk umat hanya opini yang keluar dari mulut-mulut pendusta. Pemimpin yang tunduk pada para penyokong dana politik hingga menutup akses keluh kesah umat saat meminta kesejahteraan dan keadilan. Serta pemimpin yang memilih kepuasan materi dalam menentukan tindakan pada setiap masalah. Tidak memandang halal haram, sebab mereka hanya memandang dari segi untung rugi. 

Maka perubahan yang hakiki hanya kepada sistem Islam. Berlandaskan pada perintah dan larangan Sang Khaliq melalui kitab-Nya (Al-Qur'an) dan hadis Nabi (as-Sunnah). Dalam sistem ini mengutamakan kesejahteraan dan keadilan bagi umat, segala sesuatu yang dilakukan didasari pada asas halal haram. 

Hijrah dari sistem ekonomi kapitalis menuju sistem ekonomi Islam. Hijrah dari sistem demokrasi kepada Islam. Hijrah dari Darul Kufur menuju Darul Islam. Inilah hijrah ma’ani yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena Islam sebagai sebuah sistem yang sempurna dan paripurna sudah terbukti belasan abad mampu mengatasi semua masalah umat.

Allah SWT berfirman, "Wahai Daud sesungguhnya engkau kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan" (QS. As-Sad : 26).

Dari firman Allah di atas bisa kita pahami bahwa khalifah (penguasa/pemimpin) melakukan segala sesuatu berdasarkan perintah Allah SWT. Lalu apa yang perlu diragukan dengan sistem Islam? Dan kita yakin bahwa Al-Qur'an tidak pernah mengalami perubahan hingga saat ini. Bukti bahwa hanya Islam dan Al-Qur'an yang mampu bertahan dalam keadaan apapun. Semoga tegaknya Islam kaffah sebagai sebuah sistem kehidupan segera terwujud sesuai janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah. Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Sarinem
Sahabat TintaSiyasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments