Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Membersihkan Kesyirikan, Mungkinkah?


TintaSiyasi.com -- Sungguh para ibu-ibu sangat antusias mengikuti kajian yang rutin diadakan di hari Minggu setiap bulan. Kajian tatap muka ibu-ibu Majelis Taklim Leces bulan Agustus ini diadakan tepatnya pada tanggal 28 di Mushala Al Hikmah Leces Blok Gentengan RT.01 RW.04. Acara tersebut dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan, baik pelajar, praktisi pendidikan, hingga ibu rumah tangga usia muda dan lansia dari kecamatan Leces dan sekitarnya.

Acara dibuka dengan sapaan hangat Ustazah Afida yang kalem lemah lembut gaya bahasanya yang khas dengan senyum yang selalu mengembang sehingga membuat hadirin terbawa suasana kekeluargaan. Selaku pembawa acara beliau mengajak mengucapkan syukur karena diberikan kesempatan untuk bisa bertatap muka kembali sebagai pembuka acara. Acara dilanjutkan dengan pembacaan tilawah Al-Qur'an surat Al Naml Ayat 59-65 beserta saritilawahnya oleh Ustazah Suhaesih yang membuat hadirin mendengarkan dengan seksama serta memahami makna yang dibaca beliau. 

Setelah itu tibalah pada acara inti yakni materi yang disampaikan oleh Ustazah Maya Kristanti, SH. Pemateri membuka acara dengan mengungkapkan rasa kebahagiaan yang tak terhingga karena telah diberi kesempatan untuk bertemu dengan para jamaah yang hadir dalam majelis taklim secara Lillahi ta'ala.

Syahdan, pemateri memaparkan fakta-fakta kesyirikan yang telah membudaya terutama di sekitar kita. Beliau mengungkap berbagai kesyirikan bukan berarti pelaku namun memang banyak fakta-fakta yang ada di sekitar kita. Seperti halnya percaya zodiak, mempercayai bayi habis dilahirkan harus ada pisau kecil, jarum serta perangkatnya, menyediakan sandingan bagi keluarga yang sudah meninggal setiap malam Jumat bahkan harus bakar kemenyan karena dipercaya asapnya itu sebagai makanan bagi almarhum-almarhumah. Dan masih banyak Lagi kesyirikan di sekitar kita. Termasuk juga masih marak percaya pada dukun untuk menyelesaikan segala permasalahan.

Ingin kaya pergi ke dukun, inginkan jodoh pergi ke dukun, ingin dagangan laris, berobat, mau jadi caleg, mau jadi lurah, ingin naik pangkat, ingin keluarga harmonis, semua jawabanya minta ke dukun.

Selanjutnya pemateri memaparkan mengapa praktk perdukunan ini makin eksis? Karena hal tersebut disebabkan beberapa faktor, yaitu:

Pertama, lemahnya iman/akidah.
Kedua, paham kapitalistik di mana tujuannya menghasilkan uang  yang banyak tanpa peduli halal haram.
Ketiga, sekularisme di segala aspek baik individu, masyarakat, maupun negara. 
Keempat, media yang menayangkan praktik perdukunan.

Di samping itu pemateri memaparkan dampaknya yaitu rusaknya akidah di masyarakat, memelihara kebodohan, hingga pembunuhan, pengambilan hak orang lain secara batil, juga ada yang sampai memisahkan suami istri, dan yang pasti juga adalah kekufuran. Dan syirik merupakan perbuatan dosa paling besar, kezaliman yang paling zalim. Jika pelakunya tidak bertaubat, dosanya tidak akan diampuni Allah, diharamkan masuk surga serta seluruh amal yang pernah dilakukannya selama di dunia akan hangus dan sia-sia.

Pemateri melanjutkan penjelasan bahwa Islam adalah agama sekaligus ideologi yang menjadi landasan pengaturan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Negara Islam menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara. Dengan landasan seperti itu maka negara akan melakukan penjagaan akidah umat Islam sehingga tak akan ada satu pun aktivitas syirik yang dibiarkan. Bahkan negara juga akan ketat melakukan berbagai upaya untuk mengukuhkan keimanan seluruh individu rakyatnya seperti menutup pintu-pintu kesyirikan. Hal ini, menjadi wujud sungguh-sungguh negara melindungi akidah rakyatnya. Hanyalah dengan wujud Islam dalam negara, ketenteraman ini dapat dirasakan. Saatnya campakkan kapitalisme sekuler, terapkan Islam kaffah dalam naungan negara Islam

Setelah itu disambut antusias ibu-ibu yang bertanya. Pertanyaan beragam kemudian dilanjut dengan pemberian doorprize oleh panitia yang jatuh pada ibu yang bertanya paling antusias. Kemudian acara ditutup dengan doa oleh Ustazah Karyumi. []


Oleh: Lilik Solekah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments