Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Drama Kenaikan BBM Terulang, Bukti Rusaknya Sistem Kapitalis


TintaSiyasi.com -- Antrean kendaraan roda dua terjadi cukup panjang di SPBU Kebonsari, Surabaya. Tepatnya di stasiun yang melayani penjualan pertalite. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra menyatakan, kelangkaan pertalite terjadi karena memang Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) kuotanya terbatas, sehingga perlu diatur penyalurannya (Republika.co.id, 12/8/2022).

Pemerintah berencana menaikkan harga BBM subsidi pertalite dari harga Rp. 7.650 menjadi Rp. 10.000. Ini merupakan kenaikan yang cukup besar sekitar Rp. 2.350 dinilai membebani rakyat. Padahal Pertalite memiliki mutu terendah di antara BBM yang lain dan sangat dibutuhkan hampir semua lapisan masyarakat dan sebagai tonggak bergeraknya perekonomian. 

Dengan kenaikan ini pemerintah tidak berpikir bahwa ini akan menambah beban pengeluaran rakyat. Bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan harga BBM ini akan memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di tengah sulitnya ekonomi. Kenaikan ini cukup mencekik rakyat. Sudah menjadi lagu lama yang diputar kembali, kenaikan harga BBM diikuti kenaikan harga kebutuhan masyarakat. 

Sebelumnya pemerintah juga telah menaikan 3 jenis harga BBM non-subsidi Pertamax Turbo dari harga Rp. 16.200 menjadi Rp. 17.900,Dexlite dari harga Rp. 15.000 menjadi Rp. 17.800 dan Pertamina Dex dari harga Rp. 16.500 menjadi Rp. 18.900. Dari semua harga diatas mulai yang non subsidi dan subsidi kenaikannya luar biasa besar bahkan orang yang mampu juga merasa berat dengan kenaikan ini. 

Masyarakat selain dibebani dengan banyaknya bermacam pajak sekarang ditambah kenaikan harga BBM. Rakyat dilarang protes. Jika protes maka dianggap tidak mencintai Indonesia dan bagi yang protes maka akan di-bully. Padahal sejatinya protes yang dilakukan adalah sebagai bentuk cinta dari masyarakat untuk pemerintah supaya pemerintah bekerja sesuai dengan tupoksinya. Rakyat semakin bingung dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah selalu tidak pro terhadap rakyat. Ketika dikritik, pemerintah akan mengatakan rakyat harus sabar dan mengerti pemerintah. Padahal Indonesia memiliki SDA yang luar biasa besarnya bahkan cadangan minyak buminya masih tersedia untuk puluhan tahun kedepan. 

Jika SDA dikelola negara dengan SDM putra-putri bangsa yang mereka memiliki skill yang tidak kalah dengan tenaga kerja asing, maka Indonesia akan memiliki keuntungan yang luar biasa besar dan mampu mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dan mampu untuk eskpor kebluar negeri jika negeri ini tidak dicengkeram oleh para kapitalis pemilik modal. Selain negeri ini dicengkeram oleh para kapitalis penguasanya pun tidak memiliki power untuk melawan para kapitalis tersebut.

Sayang negeri yang kaya dan besar ini dipimpin oleh orang-orang yang tidak memiliki cinta terhadap bangsa dan negara mereka lebih memilik menjadi kaki tangan para kapitalis dari pada berpihak kepada rakyat. Padahal mereka digaji dari hasil keringat rakyat.

Lalu untuk apa mereka bersumpah di bawah Al-Qur'an dan berjanji untuk amanah terhadap mandat yang telah rakyat berikan? Jika pemerintah selalu membandingkan dengan negara lain yang perekonomiannya maju pesat. Apakah pemerintah tidak malu jika selalu membandingkan dengan negara lain? Tanpa mereka sadar mereka sudah mempermalukan diri sendiri menunjukan bahwa mereka tidak mampu dalam mengelola negara ini. 

Kita tidak akan pernah mendapatkan pemimpin yang amanah jika kita hanya berkutat dalam sistem kapitalis. Jika kita mau berubah dan mendapat pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab, maka jawabnya hanya satu kembali kepada sistem Islam di mana sistem tersebut telah terbukti mampu menguasai 2/3 dunia dan tidak akan pernah mau takluk terhadap kapitalisme.

«كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya" (HR. Bukhari).

Wallahu a'lam. []


Oleh: Lutfiatul Khasanah
Pendidik
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments