Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

India Tangkap Penista Nabi SAW Bukan karena Menghormati Islam, tetapi...


TintaSiyasi.com -- Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai ditangkapnya Harshit Srivastava pemimpin muda partai berkuasa India yang menghina Nabi Muhammad SAW, bukan karena rezim menghormati Islam melainkan lebih karena demo besar-besaran dari Muslim sedunia. 

"Demo besar-besaran dan respons negara-negara Muslim termasuk OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), tentunya menjadi pertimbangan kuat bagi pemerintah India tinimbang sekadar menghormati Islam," tuturnya kepada Tintasiyasi.com, Jumat (10/6/2022). 

Menurut Budi, sejak berkuasa Partai Bharatiya Janata (BJP) senantiasa mengeluarkan kebijakan yang diskriminatif terhadap Muslim di India. Karena itu, menurutnya, lumrah bila akhirnya muncul berbagai pernyataan dari partai yang menyudutkan Islam dan kaum Muslim di India, termasuk penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW yang dilakukan Harshit Srivastava. 

"Sejak berkuasa tahun 2014, Narendra Modi dari partai Bharatiya Janata Party (BJP) senantiasa membuat kebijakan yang diskriminatif terhadap umat Islam di India. Dengan alasan demi mempertahankan identitas Hindu bagi India," ungkapnya. 

Budi menjelaskan, pada 2018, Narendra mengubah situs-situs bersejarah yang bernuansa Islam menjadi lebih kental dengan nuansa Hindu, dengan begitu memunculkan tuntutan bagi umat Hindu untuk mengambil situs-situs tersebut dari umat Islam India. Menurut Budi, kebijakan itu melahirkan berbagai konflik horizontal di India. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ketika BJP kembali berkuasa, pada 2019 kebijakan tersebut terus dilakukan, seperti Museum Mughal diganti namanya menjadi Chatrapati Shivaji Maharaj Museum untuk menghilangkan identitas Dinasti Mughal yang islami. 

"Yang paling kontroversi adalah pembuatan Undang-Undang Kewarganegaraan 2019 yang mengharuskan registrasi ulang warga negara India (National Register of Citizen) yang mengecualikan umat Islam India, sehingga memberikan dampak mereka tidak memiliki hak sebagai warga negara," imbuhnya. 

Sikap diskriminatif BJP terhadap Muslim di India itu kian bertambah dengan berbagai pernyataan para tokoh partai yang sering memicu kontroversi, seperti terkait hijab dan terakhir tentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. 

Karena itu, Budi mengingatkan, perlakuan diskriminatif terhadap umat Islam tersebut membuktikan bahwa umat Islam harus hadir dengan kekuasaan digenggamannya. Terlebih, menurutnya, umat Islam di India adalah umat yang besar dan pernah berkuasa di sana. Sebab, menurut Budi, tanpa kekuasaan, pelecehan, penindasan dan diskriminasi akan terus dialami umat Islam. 

"Kekuasaan untuk menegakkan Islam dan membela umat Islam. Tanpa itu, maka pelecehan, penindasan dan diskriminasi akan terus dialami umat Islam, tidak hanya di India, bahkan di negeri-negeri Muslim yang penguasanya adalah rezim sekuler yang menjadi boneka kepentingan global Barat," tandasnya.[]  Tyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments