Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dr. Ahmad Sastra Beberkan Lima Karakter Islam


TintaSiyasi.com -- Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra, M.M. menyampaikan lima karakter Islam. "Pertama-tama, saya sampaikan lima karakter Islam," ungkapnya dalam Focus Group Discussion (FGD) ke-32, bertajuk Islam is Beyond Ideology di YouTube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Sabtu (18/06/2022). 

Pertama, Islam adalah agama yg diridhai oleh Allah Subhanahu wa Taala. Hal tersebut dinyatakan dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 19 yang artinya, ‘Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka.’,” ujarnya. 

Menurutnya, secara rasionalitas Islam bisa dikaji. Terbuka, bisa dilihat, dikaji, bahkan bisa diuji. Secara historis bahkan sudah terbukti. Hanya karena kebencianlah orang menolak Islam. Bukan karena tidak tahu bahwa Islam itu benar. 

"Nah, itulah kenapa ketika orang-orang nonMuslim kemudian berfikir lebih jernih, kemudian dia hatinya dibuka, banyak kemudian yang memeluk Islam," ulasnya. 

Kedua, Islam itu sempurna. “Hal itu terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 3, yang artinya, ‘Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan Aku telah ridhai Islam sebagai diin bagimu.’,” kutipnya.

"Kesempurnaan Islam ini karena datang dari Allah SWT, kemudian dibawa oleh manusia sempurna namanya Rasulullah Muhammad SAW. Nah, sementara dari manusia itu tentu tidak sempurna, dia terbatas. Jadi tidak ada ideologi dari manusia itu yang sempurna, malah mungkin merusak, iya," tegasnya. 

Ketiga, universalitas. “Islam itu menjadi rahmat bagi alam semesta. Dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya ayat 107 yang artinya, 'Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.’,” nukilnya. 

Ahmad Sastra pun menguraikan, makna menjadi rahmat, yakni menjadi kebaikan. "Jadi Islam itu kalau diterapkan di seluruh dunia ini, justru menjadi kebaikan. Karena, Islam datang dari yang Maha Baik, Allah SWT, " urainya. 

Selanjutnya ia memaparkan, Allah SWT jugalah yang menciptakan alam semesta, bumi, manusia, tumbuh-tumbuhan. Semua itu milik Allah SWT. "Jadi, Allah SWT jugalah yang paling tahu bagaimana mengelola bumi ini yang terbaik. Dengan apa? Ya dengan Islam itu," paparnya. 

Allah juga menyinggung orang-orang yang melakukan kerusakan. "Siapa yang melakukan kerusakan itu? Ya isme-isme yang dari filsafat itu. Seperti kapitalisme sekuler," paparnya. 

Ketua FDMPB tersebut lalu memberikan contoh kerusakan yang ditimbulkan kapitalisme. “Misalnya dalam masalah kepemilikan. Konsep kepemilikan dalam kapitalisme yang sekuler jelas menyelisihi Islam. Adanya privatisasi dalam kapitalisme, semua boleh dimiliki individu. Sehingga rakyat kemudian sengsara. Harta hanya dimiliki oleh segelintir manusia, sementara sebagian besar rakyat justru sengsara. Islam juga mempunyai konsep tentang modal, harta, kepemilikan, yang tentu berbeda dengan kapitalisme, yang tidak mengenal halal dan haram. 

"Jadi, Islam tentu menyelisihi kapitalisme 100 persen. Karena Islam itu jelas diin dari Allah yang khas," simpulnya. 

Menurutnya, ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Islam itu sintesis dari kapitalisme dan komunisme. "Itu tidak benar sama sekali. Islam sebagai tsaqafah itu betul-betul hadir dari Allah SWT untuk menyelesaikan problem-problem yang ada di dunia ini, " ungkapnya.  

Keempat, holistik. “Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 89 yang artinya, ‘Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu, petunjuk serta rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,’,” lugasnya.

Ahmad Sastra mengulas bahwa makna berserah diri tersebut adalah taat. Maka, kalau manusia taat kepada Allah SWT, taat kepada Rasulullah SAW, maka Islam sudah menjelaskan segala sesuatu, bahkan secara rinci. 

"Coba bayangkan! Di dalam Islam itu masuk toilet saja ada doanya dan ada caranya. Caranya melangkahkan kaki yang mana dulu, keluar kaki yang mana dulu, terus tidak boleh berbincang di dalamnya. Cara mandi saja ada caranya, dan seterusnya. Luar biasa Islam itu," ujarnya. 

Ia mengatakan, sangat rincinya di dalam Islam itu, bisa dilihat dari hasil-hasil ijtihad para ulama mujtahid. Kajian fiqih, kajian hukum, ekonomi, politik dan seterusnya. Begitu rinci nya. Para mujtahid itu mengistinbat hukum dengan begitu rinci. Sementara yang lain, tentu terbatas. 

"Kapitalisme, sekularisme, dan komunisme itu sangat terbatas. Dia tidak memberikan satu rincian yang sedetail Islam. Dia memang sebuah ideologi, tetapi tidak sedetail Islam," urainya. 

Kelima, Islam mempunyai konsep tentang kehidupan dunia sekaligus akhirat. "Yang disebut bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Ini tentu orientasi yang tidak dimiliki oleh ideologi manusia yang hanya dibatasi oleh kehidupan dunia," terangnya. 

Doktor Ahmad Sastra membacakan Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 201, yang artinya, “Dan di antara mereka ada yang berdoa, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka." 

Menurutnya, itulah mungkin alasan kenapa Islam disebut beyond ideology, tak sekadar ideologi atau melebihi ideologi. 

"Islam disebut beyond ideology, mengkaji dari A sampai Z, kehidupan dunia dan akhirat. Sementara, ideologi yang lain hanya sebatas dunia," pungkasnya.[] Binti Muzayyanah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments