TintaSiyasi.com -- Direktur Institut Literasi Khilafah dan Indonesia (ILKI) Septian AW mengungkap alasan Syekh Taqiyuddin An-Nabhani mendirikan Hizbut Tahrir.
"Syekh Taqiyuddin An-Nabhani melihat ada suatu hal yang salah atau kurang tepat, atau tidak puas dengan realitas yang terjadi saat itu," ungkapnya dalam Kelas ILKI: Antara Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dan Ikhwanul Muslimin, Senin (19/06/2022) di Zoom NgajiBukuID.
Menurut Septian, realitas yang ada tersebut adalah adanya gerakan-gerakan yang belum bisa memberikan arahan kepada proses kebangkitan. "Pada saat itu belum ada gerakan-gerakan yang bisa memberikan arahan kepada proses kebangkitan," jelasnya.
“Dalam sejarah sudah banyak gerakan yang ada untuk bergerak demi kebangkitan Islam, namun menuai kegagalan. Sudah banyak juga orang yang bergerak secara politik untuk mengubah keadaan. Betapa pun nanti ideologi dan asas kebangkitannya," tuturnya.
Melihat realitas yang terjadi, ungkap sejarawab tersebut, Syekh An-Nabhani melakukan evaluasi terhadap keberadaan gerakan-gerakan tersebut. "Kemudian Syekh An-Nabhani berusaha agar kebangkitan yang hakiki itu terjadi," ungkapnya
Bersama kedua rekannya, terang Septian, yakni Syekh Daud Hamdan dan Syekh Nimr Al-Misri, beliau mendirikan Hizbut Tahrir (HT) dengan gagasan kebangkitan yang belajar dari kegagalan gerakan-gerakan sebelumnya.
"Mereka berusaha agar bisa menciptakan partai baru yang belajar dari kegagalan gerakan-gerakan sebelumnya untuk membangkitkan umat Islam,” pungkasnya.[] Agustina Pandini
0 Comments