Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Direktur Indonesia Justice Monitor Ajak Setop Liberalisasi Energi


TintaSiyasi.com -- Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana mengajak untuk setop liberalisasi energi. "Setop liberalisasi. Setop penggunaan dolar. Setop bermain-main dengan komunitas pasar berjangka ini," tutur Agung dalam Prespektif Pusat Kajian Dan Data bertajuk Gelombang Tolak Rencana Kenaikan BBM, TDL dan LPG, Jumat (29/4/2022) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.

Aktivis'98 ini mengungkapkan bahwasanya problem negeri ini liberalisasi energi hingga terlibatnya Indonesia dalam pasar bebas. "Problem kita ini memang liberalisasi. Liberalisasi energi ditambah masih terlibat komoditas pasar berjangka ini yang karenanya terikat dolar," ungkapnya.

Agung juga menegaskan, untuk mengurai permasalahan di negeri ini adalah dengan mengganti sistem kapitalisme liberalistik. "Meski dimulai dari nol karena memahami akar masalah dan penggunaan solusinya, maka negeri ini memungkinkan ganti sistem yang bagus. Sistem ini bisa mencegah timbulnya masalah-masalah baru," bebernya.

Menurut Agung, persoalan di negeri ini tidak cukup hanya ganti rezim, tetapi juga harus ganti sistem. "Saya yakin kita akan mulai dari nol. Tetapi, itu lebih bagus. Oleh karena itu, momentum juga negeri ini menyeriusi ganti sistem bukan hanya ganti rezim. Jika liberalisasi hulu-hilir tidak diberesi, main dengan dolar maupun komoditas berjangka tidak dibatasi dan setop itu semua. Kita akan kembali mengukir masalah-masalah baru," jelasnya.

Ia memberikan uraiannya, yakni, kaitan masalah energi dengan masalah lainnya di negeri ini beserta solusinya. Ia juga mengajak para intelektual untuk mendiskusikan dan memahami solusi permasalahan energi dan lainnya sesuai syariat Islam. Adapun pelaksanaan syariat Islam tentu karena ketakwaan kepada Allah SWT.

"Hukum syarak harus dijalankan sebagai bagian ketakwaan kepada Allah SWT. Impact (dampak) dari ketakwaan itu kemaslahatan buat rakyat. Saya betul-betul menawarkan pada seluruh intelektual Muslim hari ini. Kapan waktu kita diskusi panjang. Ini domain teman-teman intelektual menurut saya yang harus mendetailkan itu sebagai sebuah blue print . Bagaimana syariat menjawab semua tantangan tadi," pungkasnya.[] HN/Ika Mawarningtyas
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments