TintaSiyasi.com -- Pimpinan Pondok Pesantren Al-Abqary K.H. Yasin Muthohar menuturkan bahwa Islam adalah prasyarat untuk melahirkan kehidupan yang indah. “Islam adalah prasyarat untuk melahirkan kehidupan yang indah,” tuturnya dalam Dialog Kajian Islam: Indahnya Hidup dalam Naungan Islam di Khilafah Channel Reborn, Kamis (07/04/2022).
Kiai Yasin menyatakan, kehidupan indah adalah goal-setting atau perkara yang harus dicapai oleh manusia dengan musabab menjalankan konsensus, yakni beriman dan beramal shalih.
“Keindahan adalah hadiah yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Taala kepada hamba-hamba yang beriman, yang tunduk kepada aturan-Nya. Sehingga sangat mungkin untuk bisa diwujudkan pada kondisi saat ini. Sebab, adalah janji Allah Subhanahu wa Taala yang telah dikukuhkan,” urainya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keindahan adalah sebuah natijah, buah dari sebuah proses yang berada dalam kawasan kemampuan manusia. Dalam kaidah kausalitas, artinya sesuatu itu bisa dikendalikan oleh manusia, bisa direncanakan, diupayakan, diperjuangkan dan diwujudkan oleh manusia.
“Ketika Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan untuk hidup sesuai ajaran Islam, sesuai syariat Islam, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang bisa diwujudkan dan akan melahirkan keindahan,” yakinnya.
Keindahan
“Islam adalah agama yang diturunkan untuk menciptakan keindahan,” ujar Kiai Yasin
Ia mengutip kitab Ghoyatul Wushul yang menyebutkan tentang Islam, yakni agama yang diturunkan Allah Subhanahu wa Taala kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi Wasalam untuk mewujudkan kebahagiaan di dua tempat, baik di dunia dan akhirat.
Kiai Yasin menyebutkan bahwa kehidupan pribadi seorang Mukmin digambarkan oleh Rasulullah Salallahu alaihi Wasalam seperti lebah yang suka dengan keindahan dan menebar banyak kebaikan dan manfaat.
“Lebah itu suka yang indah-indah, suka menghirup sari pati bunga, setelah itu lebah mengeluarkan madu yang bermanfaat, liurnya, propolis, dan sengatannya pun bermanfaat. Begitulah kehidupan seorang mukmin itu menebar kebaikan dan menebar manfaat,” pungkasnya.[] Mustaghfiroh
0 Comments