TintaSiyasi.com -- Pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) soal teroris bersembunyi di tubuh organisasi masyarakat (ormas) Islam dan lembaga negara, dinilai Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar berpotensi terjadi saling curiga dan konflik horizontal di tengah masyarakat.
"Pernyataan ini tanda bahwa BNPT ingin memanfaatkan psikologi publik untuk mewaspadai dan menjaga jarak dengan ormas Islam. Selain itu, supaya terjadi saling mencurigai dan konflik horizontal di tengah warga, termasuk di lembaga negara," tutur Ustaz Iwan, sapaannya, kepada TintaSiyasi.com, Selasa (22/2/2022).
Menurut Ustaz Iwan, pernyataan BNPT ini bikin gaduh. "Kalau benar ada teroris ya mestinya tangkap saja lengkap dengan buktinya, bukan diumumkan ke publik," katanya.
Sebelumnya juga BNPT bilang 198 pesantren terafiliasi teroris, ia menjelaskan, pernyataan tersebut akhirnya diralat. "Ini berarti BNPT serampangan mengeluarkan pernyataan yang bisa jadi info intelijennya juga serampangan," ujarnya.
"Tetapi, yang kita sesalkan pernyataan yang ternyata datanya invalid ini langsung dilempar ke publik. Kita menduga memang sengaja untuk menciptakan suasana saling curiga dan Islamfobia di tengah-tengah warga," bebernya menambahkan.
Ia berharap, umat harus melek Islam dengan benar, dan melek informasi serta paham politik. Selain itu, ia berpesan, sgenda War On Terrorism adalah rancangan Barat yang ditujukan untuk memerangi Islam, bukan memerangi terorisme. "Karena bukan saja kelompok bersenjata yang dihadang, tapi juga kelompok masyarakat yang cinta pada syariat, ingin menegakkan agama juga disasar," tandasnya.[] Alfia Purwanti/Ika Mawarningtyas
0 Comments