TintaSiyasi.com -- Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Dr. M. Rizal Taufikurrahman, M.Si. mengatakan, minyak mentah merupakan darahnya ekonomi, kenaikannya akan menaikkan banyak komoditas di Indonesia.
"Minyak merupakan darahnya ekonomi Indonesia, kenaikan harga minyak, semua harga komodity di Indonesia naik," tutur Rizal dalam FGD ke-45 Pusat Kajian Dan Analisis Data: Resonansi Ukraina dan Tunda Pemilu, Sabtu (5/03/2020) di YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data.
Ia melihat Rusia merupakan salah satu pemasok minyak terbesar di dunia dan Indonesia impor minyak salah satunya ke Rusia. "Akan terjadi beban pemerintah, karena dengan kenaikan harga minyak akan mempengaruhi APBN," ungkap Rizal.
Dikutip dari Kontan.id (4/3/2022), konflik Rusia Ukraina berdampak terhadap sejumlah indikator makroekonomi Indonesia pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Misalnya indikator harga minyak mentah sudah jauh di atas asumsi dasar APBN 2022 yang ditetapkan US$ 63 per barrel.
Sebab, saat harga minyak global yang terus menanjak, akan membebani APBN dari sisi beban subsidi energi pada awal tahun ini. Untuk itu, revisi APBN bisa menjadi opsi bagi pemerintah untuk mengatur ulang anggaran tahun ini.
Hal itu yang dinilai Rizal berpengaruh pada ekonomi Indonesia. "Resonansi ini akan mendorong frekuensi ekonomi cukup besar. Apabila pemerintah tidak memiliki kebijakan yang tepat dikhawatirkan akan menggerus ekonomi kita," katanya.
Seharusnya Indonesia fokus pada perbaikan ekonomi. "Justru pemerintah harus merespons hal-hal seperti ini bukan fokus ke hal-hal yang lain. Gejolak ekonomi kalau tidak segera diantisipasi akan kehilangan momen," katanya.
Karena, menurut dia, hal itu akan membuat gejala ekonomi lain yang semakin berat. "Saya khawatir kondisi ekonomi kita ditekan oleh kondisi politik. Jika perang berkepanjangan akan mempengaruhi ekonomi secara global," paparnya.
Ia menilai, Indonesia jangan gagal fokus. "Fokus pada perbaikan ekonomi, jangan terdistorsi dengan isu-isu yang mengalihkan dari kinerja ekonomi. Pemerintah fokus saja perbaikan ekonomi, pemulihan ekonomi," pungkasnya.[] HN/Ika Mawarningtyas
0 Comments